Rabu, 30 Januari 2013

PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADITS



BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Keberhasilan menanamkan nilai-nilai rohaniah (keimanan dan ketakwaan pada Allah swt) dalam diri peserta didik, terkait dengan satu faktor dari sistem pendidikan, yaitu metode pendidikan yang dipergunakan pendidik dalam menyampaikan pesan-pesan Ilahiyah, sebab dengan metode yang tepat, materi pelajaran akan dengan mudah dikuasai peserta didik. Dalam pendidikan Islam, perlu dipergunakan metode pendidikan yang dapat melakukan pendekatan menyeluruh terhadap manusia, meliputi dimensi jasmani dan rohani (lahiriah dan batiniah), walaupun tidak ada satu jenis metode pendidikan yang paling sesuai mencapai tujuan dengan semua keadaan. [1]
Sebaik apapun tujuan pendidikan, jika tidak didukung oleh metode yang tepat, tujuan tersebut sangat sulit untuk dapat tercapai dengan baik. Sebuah metode akan mempengaruhi sampai tidaknya suatu informasi secara lengkap atau tidak. Bahkan sering disebutkan cara atau metode kadang lebih penting daripada materi itu sendiri. Oleh sebab itu pemilihan metode pendidikan harus dilakukan secara cermat, disesuaikan dengan berbagai faktor terkait, sehingga hasil pendidikan dapat memuaskan.
Proses pembelajaran mempunyai dua yaitu: aspek idial dan aspek teknis. Secara idial harus selalu diingat bahwa program pembelajaran adalah sarana untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu, yang harus menjadi pedoman utama adalah bagaimana mengusahakan perkembangan peserta didik yang optimal, baik sebagai perseorangan maupun anggota masyarakat. Aspek ideal ini harus tertanam dalam sikap dasar  sebagai pendidik dan diwujudkan dalam cara pendekatan pendidik terhadap peserta didik sesuai dengan tahap perkembangannya, serta dilaksanakan, baik secara individual maupun kelompok serta klasikal.[2]
Setiap pendidik senantiasa dihadapkan pada pertanyaan tentang metode yang akan digunakan dalam membantu peserta didik mempelajari konsep atau mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil pembelajaran adalah merupakan kerja sama antara guru dan peserta didik. Namun demikian, metode pembelajaran merupakan salah satu komponen penting di dalam keseluruhan interaksi pembelajaran. Berkaitan dengan hal itu patut disadari oleh seorang pendidik bahwa tidak ada satu  metode pembelajaran yang terbaik atau cocok untuk semua  situasi dalam mata pelajaran.[3]
Berdasarkan dari latar belakang, penulis membahas tema makalah tentang beberapa alternatif metode pembelajaran Qur’an Hadis.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, penulis merumuskan beberapa masalah:
1.    Bagaimana pengertian metode pembelajaran Qur’an Hadis ?
2.    Bagaimana prinsip-prinsip metode pembelajaran Qur’an Hadis ?
3.    Bagaimana bentuk alternatif  metode pembelajaran Qur’an Hadis ?
             


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pembelajaran Qur’an Hadis

Metode berasal dari bahasa Inggris “method” yang artinya cara. [4] Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia metode ialah “cara yang telah teratur dan terpikir baik baik untuk mencapai suatu maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya)”. [5]
Zakiah Daradjat berpendapat adalah “suatu cara kerja yang sistematis dan umum, seperti cara kerja ilmu pengetahuan”.[6]  Suryosubroto mengemukakan bahwa “metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan”.[7]
Dari pengertian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa metode adalah suatu cara yang sistematis dalam menyampaikan pengetahuan dan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa pembelajaran artinya proses atau cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar”.[8] Menurut Dimyati dan Modjiono berpendapat, pembelajaran adalah “kegiatan pendidik secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat peserta didik belajar aktif,yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”.[9] Oemar Hamalik mengemukakan bahwa pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi pembelajaran bagi peserta didik. Kegiatan ini meliputi unsur-unsur manusiawi, material fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Unsur manusiawi ini meliputi peserta didik, pendidik, dan tenaga lainnya.[10]
 Dari beberapa pengertian di atas maka yang dimaksud dengan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang melibatkan pendidik, peserta didik dan komponen lainnya dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan pendidik dan peserta didik  atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif dan ditunjang oleh berbagai unsur lainnya untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
Dengan demikian, metode pembelajaran Qur’an hadis adalah cara yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pembelajaran Qur’an Hadis dari seorang pendidik kepada peserta didik dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan.

B. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Qur’an Hadis

Prinsip disebut juga dengan asas atau dasar, asas adalah kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya dalam hubungannya dengan metode mengajar Quran Hadits. Prinsip yang dimaksud  adalah dasar pemikiran yang digunakan dalam mengaplikasikan metode mengajar Quran Hadis.
Tujuan yang ingin dicapai dalam metodologi pengajaran Quran Hadis khususnya adalah tercapainya efisiensi di dalam proses pembelajaran  Quran Hadis. Efisiensi dimaksudkan suatu prinsip didalam pendidikan dan pengajaran diharapkan hanya terdapat pengorbanan yang sedikit mungkin, tetapi dapat mencapai hasil yang seoptimal mungkin. Pengorbanan yang dimaksud meliputi faktor tenaga, waktu, alat, dan biayanya.
Adapun prinsip-prinsip metodologis yang di jadikan landasan psikologis untuk memperlancar proses kependidikan Islam (Qur’an Hadis) yang sejalan dengan ajaran Islam adalah:
1.    Prinsip memberikan suasana kegembiraan.
2.    Prinsip memberikan layanan dan santunan dengan lemah lembut.
3.    Prinsip kebermaknaan bagi peserta didik.
4.    Prinsip prasyarat.
5.    Prinsip komunikasi terbuka.
6.    Prinsip pemberian pengetahuan yang baru.
7.    Prinsip memberikan model perilaku yang baik.
8.    Prinsip praktik
9.    Prinsip-prinsip lain-lainnya (prinsip kasih sayang dan prinsip bimbingan serta penyuluhan terhadap peserta didik.[11]

Muhtar Yahya ada empat prinsip-prinsip pembelajaran:
1.    At-Tawassu’ fil magashid la fi alat Adalah prinsip yang menganjurkan untuk menuntut ilmu sebagai tujuan dan bukan sebagai alat
2.    Mura’tul isti’dad wa thab’I Sebuah prinsip yang sangat memperhatikan pembawaan dan kecendrungan peserta didik.
3.    At-tadarruj fi talqien Al-Ghazali menyebutkan “Berilah pelajaran kepada peserta didik sesuai dengan tingkat kemampuan mereka.
4.    Min al-mahsus ila al-ma’qul Tidak dapat dibantah bahwa setiap manusia merasa lebih mudah memahami segala sesuatu yang dapat ditangkap didalam oleh panca indranya. Sedangkan yang bersifat hissi apalagi hal-hal yang bersifat irrasional, kemampuan akal sulit untuk menangkapnya.[12]

Kedua pendapat tersebut sangat idial, sebab prinsip-prinsip tersebut merupakan acuan untuk memahami secara mendalam situasi dan kondisi peserta didik. Keberhasilan dalam mengamplikasikan suatu metode juga sangat bergantung kepada situasi dan kondisi peserta didik.

C. Beberapa Alternatif Metode Pembelajaran Qur’an Hadis
            Dalam mata pelajaran Qur’an Hadis ada unsur-unsur pokok yang diharapkan peserta didik dapat:
a.    Membaca al-Qur’an dan Hadis dengan benar dan baik (sesuai dengan ilmu tajwid).
b.    Hafal surah atau hadis tertentu, terutama untuk keperluan shalat.
c.    Mengartikan (menerjemahkan) ayat atau surah atau hadis tertentu.
d.   Memahami isi kandungan ayat atau surah dan hadis tertentu.[13]

Tujuan unsur pokok Qur’an Hadis lebih banyak menyangkut ranah kognitif dan psikomotorik, sehingga metode yang ditekankan adalah : [14]
a.Metode Drill (latihan)
Metode latihan (Driil) atau metode training merupakan cara pembelajaran yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu.[15] Metode latihan berlansung dengan cara berulang-ulang suatu hal sehingga terbentuk kemampuan yang diharapkan. Metode latihan pada umumnya di gunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang dipelajari. Mengingat latihan ii kurang mengembangkan bakat atau inisiatif peserta didik untuk berfikir, maka hendaknya latihan disiapkan untuk mengembangkan kemampuan motorik yang sebelumnya dilakukan diagnosis agar kegiatan itu bermanfaat bagi pengembangan motorik peserta didik.

Kelebihan metode latihan (Driil):
1.    Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dengan mempergunakan metode ini akan menambah ketepatan pelaksanaan.
2.    Pemanfaatan kebiasaan tidak memerluan banyak konsentrasi dalam pelaksanaannya.
3.    Pembentukan kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks, rumit menjadi otomatis.[16]

Kelemahan metode latihan (driil):
1.    Menghambat bakat dan inisiatif peserta didik.
2.    Kadang latihan yang dilaksanakan membosankan.
3.    Membentuk kebiasaan yang kaku.[17]

b.Metode Demonstrasi.
            Metode demonstrasi adalah berarti pertunjukan atau peragaan. Dalam pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dilakukan sesuatu proses, berkenaan dengan materi pembelajaran.[18] Hal ini dapat dilakukan baik pendidik maupun orang luar yang di undang ke kelas. Proses yang didemonstrasikan diambil dari obyek yang sebenarnya. Dengan metode demonstrasi, peserta didik berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan yang diharapkan. Dalam demonstrasi diharapkan setiap langkah pembelajaran dari hal-hal yang didemonstrasikan itu dapat dilihat dengan mudah oleh peserta didik dan melalui prosedur yang benar dan dapat pula dimengerti materi yang diajarkan.

Kelebihan metode demonstrasi:
1.    Memusat perhatian peserta didik.
2.    Mengarahkan peserta didik berfikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama.
3.    Memgambarkan kepada peserta didik dengan gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya.[19]

Kelemahan metode demonstrasi:
1.    Derajat visibilitasnya kurang.
2.    Memerlukan alat-alat yang khusus.[20]

c.Metode Ceramah
Metode ceramah diartikan sebagai proses penyampain informasi dengan jalan mengeksplanasi atau menuturkan sekelompok materi secara lisan dan pada saat yang sama materi itu diterima oleh sekelompok subjek.[21] Metode  ceramah ini termasuk klasik. Namun penggunaannya populer. Banyak pendidik memanfaatkan metode ceramah dalam pembelajaran. Oleh karena, pelaksanaannya sangat sederhana, tidak memerlukan pengorganisasian yang rumit. Komunikasi antar pendidik dengan peserta didik pada umumnya searah. Oleh karena itu, pendidik dapat mengawasi secara cermat.

Kelebihan metode ceramah:
1.    Membuat peserta didik pasif .
2.    Mengandung unsur paksaan kepada peserta didik.
3.    Mengandung daya kritis peserta didik.
4.    Peserta didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan peserta didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya. 
5.    Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan pembelajaran peserta  didik. 
6.    Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata). 
7.    Bila terlalu lama membosankan. [22]

Kelemahan metode ceramah:
1.    Pendidik mudah menguasai kelas. 
2.    Pendidik mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar .
3.    Dapat diikuti peserta didik dalam jumlah besar. 
4.    Mudah dilaksanakan. [23]

d.Metode Tanya Jawab.
Metode tanya jawab adalah metode yang pendekatannya menempuh dua cara, yaitu memberikan stimulus (Tanya jawab) dan mengadakan pengarahan aktivitas belajar.[24] Metode tanya jawab merupakan penyajian materi dengan jalan tanya jawab antara pendidik dan peserta didik (komunikasi dua arah). Melalui tanya jawab peserta didik didorong untuk mencari dan menemukan jawaban yang tepat dan memuaskan. Dalam mencari dan menemukan itu ia berfikir menghubung-hubungkan bagian pengetahuan yang ada pada dirinya dengan isi pertanyaan itu. Jawaban yang dapat segera diperoleh jika isi pertanyaan banyak kaitannya dengan pengetahuan yang ada pada dirinya, maka hal ini mendorong untuk menemukannya. Ia akan menjelajahi data-data jawaban melalui berbagai cara yang tepat.

Kelebihan metode tanya jawab:
1.    Kelas lebih aktif karena peserta didik tidak sekedar mendengarkan saja.
2.    Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya sehingga guru mengetahui hal-hal yang belum dimengerti oleh para peserta didik. [25]
3.    pendidik dapat mengetahui sampai di mana penangkapan peserta didik terhadap segala sesuatu yang diterangkan.
Kelemahan metode Tanya jawab:
1.    Dengan tanya jawab kadang-kadang pernbicaraan menyimpang dari pokok persoalan bila dalam mengajukan pertanyaan, peserta didik rnenyinggung hal-hal lain walaupun masih ada hubungannya dengan pokok yang dibicarakan. Dalam hal ini, sering tidak terkendalikan sehingga membuat persoalan baru.
2.    Mernbutuhkan waktu lebih banyak. [26]

e.Metode Resitasi.
Metode resitasi adalah cara penyajian bahan pelajaran  pendidik memberikan tugas tertentu, agar peserta didik melakukan kegiatan belajar, kemudian harus di pertanggung jawabkannya.[27] Tugas yang diberikan  oleh pendidik dapat memperdalam bahan pelajaran, dan dapat pula mengecek bahan yang telah dipelajari. Tugas merangsang peserta didik untuk aktif pembelajaran secara individual maupun kelompok.

Kelebihan metode resitasi:
1.    Pengetahuan yang di peroleh peserta didik dari hasil pembelajaran, percobaan atau hasil penyelidikan yang banyak berhubungan minat dan bakat yang berguna, untuk hidup mereka akan lebih meresap, tahan lama dan lebih otentik.
2.    Mereka berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri.
3.    Dapat lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari pendidik, lebih memperdalam, memperkaya atau memperluas  wawasan tentang apa yang dipelajari.
4.    Dapat membina kebiasaan peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi.
5.    Membuat peserta didik bergairah dalam pembelajaran dilakukan dengan berbagai variasi sehingga tidak membosankan.[28]



Kelemahan metode resitasi:
1.    Peserta didik sering kali melakukan penipuan diri, karena hanya meniru hasil pekerjaan orang lain, tanpa mengalami peristiwa pembelajaran.
2.    Adakalanya tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan.
3.    Apabila tugas terlalu diberikan atau hanya sekedar melepaskan tanggung jawab bagi pendidik, apalagi bila tugas itu sukar dilaksanakan ketegangan mental peserta didik dapat terpengaruh.
4.    Apabila tugas diberikan secara umum, kemungkinan seseorang peserta didik didik mengalami kesulitan karena sukar menyelesaikan tugas dengan adanya perbedaan individual.[29]

Dari beberapa  alternatif metode pembelajaran Qur’an Hadis. Setiap metode pembelajaran mempunyai kelemahan dan kelebihan. Tidak ada satu metode pembelajaran  dianggap tepat untuk segala situasi. Sebab, suatu metode pembelajaran dapat dipandang tepat untuk  suatu situasi, namun tidak tepat untuk situasi yang lain. Seringkali terjadi pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran secara bervariasi. Dapat pula suatu metode pembelajaran dilaksanakan secara berdiri sendiri. Ini tergantung pada  pertimbangan, di dasarkan situasi pembelajaran yang relevan.

f. Metode Guided Note Taking.
Selama ini tidak bisa disangkal lagi bahwa metode pembelajaran yang paling popular di Indonesia bahkan juga di seluruh dunia adalah metode ceramah atau yang sering disebut lecturing. Metode ceramah ini dapat menjadi metode yang efektif jika dipakai untuk pengajaran pada tingkatan yang rendah, yaitu pengetahuan dan pemahaman (kognitif) terutama pada kelas besar.
merupakan strategi yang menggunakan pendekatan pembelajaran akitf (active learning). Pembelajaran aktif (active learning) adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan guru dalam proses pembelajaran tersebut. Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.
Kelebihan Guided Note Taking :
1.        Strategi ini cocok untuk kelas besar dan kecil.
2.        Strategi ini dapat digunakan sebelum, selama berlangsung, atau sesuai kegiatan pembelajaran.
3.        Strategi ini cukup berguna untuk materi pengantar.
4.        Strategi ini sangat cocok untuk materi-materi yang mengandung fakta-fakta, sila-sila, rukun-rukun atau prinsip-prinsip dan definisi-definisi.
5.        Strategi ini mudah digunakan ketika peserta didik harus mempelajari materi yang bersifat menguji pengetahuan kognitif.
6.        Strategi ini cocok untuk memulai pembelajaran sehingga peserta didik akan terfokus perhatiannya pada istilah dan konsep yang akan dikembangkan dan yang berhubungan dengan mata pelajaran untuk kemudian dikembangkan menjadi konsep atau bagan pemikiran yang lebih ringkas.
7.        Strategi ini dapat digunakan beberapa kali untuk merangkum bab-bab yang berbeda.
8.        Strategi ini cocok untuk menggantikan ringkasan yang bersifat naratif atau tulisan naratif yang panjang.
9.        Strategi ini dapat dimanfaatkan untuk menilai kecenderungan seseorang terhadap suatu informasi tertentu
10.    Strategi ini memungkinkan siswa belajar lebih aktif, karena memberikan kesempatan mengembangkan diri, fokus pada handout dan materi ceramah serta diharapkan mampu memecahkan masalah sendiri dengan menemukan (discovery) dan bekerja sendiri.
Contoh Penerapan Strategi Guided Note Taking dalam Pembelajaran Qur’an Hadits
Ada beberapa model yang digunakan dalam strategi ini. Yang paling sederhana di antaranya yaitu sebagai berikut:
·       Memberi bahan ajar misalnya berupa handout kepada siswa
·       Materi ajar disampaikan dengan metode ceramah.
·       Mengosongi sebagian poin-poin yang penting sehingga terdapat bagian-bagian yang kosong dalam handout tersebut. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengosongkan istilah atau definisi atau bisa dengan cara menghilangkan beberapa kata kunci.
Contoh :Dalam Islam ada dua hal yang dijadikan sebagai sumber ajaran, yaitu……….…..dan…………… Sumber yang pertama diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW pada tanggal ……. Ramadhan yang sering diperingati sebagai hari ……………………..…. . Sumber kedua berupa ……….…. Nabi yang berupa perbuatan atau ……………….., perkataan atau ……………, dan ketetapan atau …..…..……
·       Menjelaskan kepada siswa bahwa bagian yang kosong dalam handout tersebut memang sengaja dibuat agar mereka tetap berkonsentrasi mengikuti pembelajaran.
·       Selama ceramah berlangsung siswa diminta untuk mengisi bagian-bagian yang kosong tersebut.
·       Setelah penyampaian materi dengan metode ceramah selesai, guru meminta siswa untuk membacakan handoutnya. [30]



BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
1.      Metode pembelajaran Qur’an Hadis adalah adalah cara yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pembelajaran Qur’an Hadis dari seorang pendidik kepada peserta didik dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan.
2.      Prisip-prinsip pembelajaran Qur’an Hadis adalah prinsip memberikan suasana kegembiraan, prinsip memberikan layanan dan santunan dengan lemah lembut, prinsip kebermaknaan bagi anak didik, prinsip prasyarat, prinsip komunikasi terbuka, prinsip pemberian pengetahuan yang baru, prinsip memberikan model perilaku yang baik, prinsip praktek, prinsip-prinsip lain-lainnya (prinsip kasih sayang dan prinsip bimbingan dan penyuluhan terhadap anak didik.
3.      Ada beberapa alternatif metode pembelajaran Qur’an hadis yaitu metode Drill (latihan), metode demonstrasi, metode ceramah, metode tanya jawab, dan metode Resitasi (latihan).
B.       Saran dan Kritik
            Dalam proses penyempurnaan makalah ini maka penulis memohon saran kritik bagi pembaca.



Daftar Pustaka

Anwar Yusuf. Syaiful Tayar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Cet. I; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995.

Arief, Arman. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Ciputat Pers , 2002.

Asra, dan Sumiati. Metode Pembelajaran. Cet. II; Bandung: Wacana Prima, 2008.

Danim, Sudarwan, Media Komunikasi Pendidikan  Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara, 1994.

Daradjat , Zakiah, Kepribadian Guru. Cet. IV; Jakarta: Bulan Bintang, 2005.

Daradjat, Zakiah. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara,1995.

Dimyati dan Modjono. Belajar dan Pembelajaran. Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta, 1999, h. 297.

Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Ihsan, Hamdani dan Ihsan, Fuad. Filsafat Pendidikan Islam. Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 1998.

Ladjid, Hafni. Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi. Cet. I; Ciputat: Ciputat Press Group, 2005.
M. Echols, John dan Shadily, Hasan. Kamus Indonesia-Inggris. Cet. I; Jakarta: Gramedia Pustaka,1992.

Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Memecahkan Problematika Belajar Mengajar. Cet. VII; Bandung: Alfabeta, 2009.

Suryosubroto, B. Proses Belajar Mengajar. Cet.I; Jakarta: Rineka Cipta, 1997.
W.J.S, Poerwadarminta,. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Cet. I; Jakarta: Balai Pustaka, 1984.

Wahab, Abdul Azis, Metode dan Model-Model Mengajar. Cet. II; Bandung: Alfabeta, 2009.

1 komentar: