BAB I
FALSAFAH
PENDIDIKAN ISLAM
1. Hubungan Falsafah
Pendidikan Islam dengan Falsafah Umum
Kata
“Falsafah” artinya cinta akan hikmah.
- Barang
siapa diberi hikmah, maka ia telah diberi kebaikan yang banyak (Q.S. Al-Baqarah
: 269)
- Hikmah
itu adalah benda yang hilang bagi orang mukmin, ia memungutnya dimana ia
berjumpa (Al-Hadits)
- Jika
engkau perlukan utusan (Syair Arab)
Dari
takrip yang sederhana tentang falsafah umum dapat diketahui bahwa falsafah itu
bukanlah hikmah itu sendiri, tetapi cinta terhadap hikmah dan berusaha
mendapatkannya. Dengan pengertian seperti itu maka pilosofis yaitu orang yang
mencintai hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya, dan
menciptakan sikap positif terhadapnya. Selain itu, mencari hakekat sesuatu,
berusaha menentukan sebab akibat dan dan berusaha menafsirkan
pengalaman-pengalaman manusia.
Sedang
kata cinta dalam palsafah bermakna juga bahwa filosofis itu bukanlah orang yang
duduk terasing dari alam yang diangankannya. Dan tidak akan dianggap
betul-betul seorang filosofis bagi orang yang kurang mempunyai perasaan yang
mendalam, dan turut serta sendiri secara luas dalam usahanya untuk menemukan
berbagai tanda yang mendalam tentang hidup manusia.
Dengan
menambah kata cinta kepada kata hikmah maka jelaslah bagi kita bahwa yang
diusahakan oleh filosofi itu adalah hikmah.
Hikmah yang dicintai
oleh filosofi mengandung 5 (lima) unsur, yaitu :
- Universal
- Pandangan yang luas
- Cerdik
- Pandangan secara merenung (areditatif)
- Mengetahui pelaksanaan pengetahuan itu atau pengetahuan yang disertai tindakan yang baik.
Takrif
(arti) Falsafah Umum sebagai pandangan hidup, cara hidup atau serangkaian
prinsip-prinsip yang yang dipercayai seseorang dalam hidupnya.
Sedangkan
filosofi pendidikan yaitu seseorang yang menggunakan gaya falsafah dalam bidang
pendidikan. Falsafah pendidikan tidak lain ialah pelaksanaan pandangan falsafah
dan kaidah falsafah dalam bidang pendidikan.
Orang
yang memiliki hikmah selalu memerlukan sifat lain yaitu tahu melaksanakan
pengetahuan dan bertindak baik dalam pelaksanaan.
Filosof
pendidikan seperti filosof umum, yaitu berusaha mencari yang hak dan hakikat
serta masalah yang berkaitan dengan proses pendidikan.
Falsafah
pendidikan tidak lain adalah pelaksanaan pandangan falsafah dan kaidah falsafah
dalam bidang pendidikan.
Hubungan
falsafah dan falsafah pendidikan batasannya :
- Falsafah pendidikan yaitu pelaksanaan pandangan falsafah dan kaidah falsafah dalam bidang pengalaman kemanusiaan di sebut pendidikan.
- Pendidkan, yaitu aktifitas yang dilakukan oleh pendidik-pendidik dan filosof-filosof untuk menerangkan, menyelaraskan, mengecam dan mengubah proses pendidikan, selaras dengan masalah-masalah kebudayaan dan unsur-unsur yang bertentangan di dalamnya.
- Batasan-batasan tersebut di atas ada dasarnya.
2. Pentingnya Menciptakan Falsafah Islam
untuk Pendidikan dan Pengajaran Kita
Falsafah pendidikan yang baik harus
memberi pedoman kepada perancang-perancang dan orang orang yang bekerja dalam
bidang pendidikan dan pengajaran.
Beberapa
kegunaan falsafah pendidikan :
- FP dapat menolong perancang pendidikan dan orang-orang yang melaksanakannya
- FP dapat membentuk asas pandangan dan pengkajian yang umum dan luas.
- FP dapat menjadi asas yang terbaik untuk penilaian pendidikan.
- FP ada penghormatan pada semua komponen pendidikan.
- FP adanya ciri khas.
3.
Dari mana sumber-sumber Falsafah Islam untuk pendidikan?
Supaya falsafah pendidikan Islam dapat
memperoleh faedah, tujuan-tujuan, dan fungsi-fungsi yang diharapkan dan
diidamkan fafsafah itu harus diambil dari berbagai sumber Islam. Apa terkandung
di dalamnya berupa kaidah yang benar dan dapat di terima oleh akal yang waras
fitrah yang suci, jiwa yang bersih dari segala cacat dan cela.
Diantara sumber-sumber tambahan yang
mungkin menjadi dasar, prinsip-prinsip, kepercayaan-kepercayaan dan
kandungan-kandungan falsafah pendidikan Islam ialah :
a. Ciri-ciri
pertumbuhan pengajaran dari segi jasmani, intelektual, temperament, emosi,
spiritual dan bernacam-macam.
b. Nilai-nilai
dan tradisi-tradisi sosial yang baik yang memberikan kepada mayarakat corah
keislaman/kearaban yang tidak menghalangi kemajuan mengikuti semangat zaman dan
keperluan kebudayaan, sosial, ekonomi, dan politik bagi masyarakat.
c. Hasil-hasil
penyelidikan dan kajian-kajian pendidikan psikologi yang berkaitan dengan
sifat-sifat, proses pendidikan dan tujuan-tujuan pendidikan, fungsi-fungsinya
sangat penting.
d. Prinsip-prinsip
yang menjadi dasar falsafah politik, ekonomi, sosial yang dilaksanakan oleh
Negara dan piagam-piagam serta prinsip-prinsip perhimpunan regional dan
internasional yang meliputi berbagai Negara dan piagam-paigam serta
prinsip-prinsip perhimpunan regional dan internasional yang meliputi berbagai
negara.
4.
Unsur-Unsur dan Syarat-Syarat Falsafah Islam untuk Pendidikan
a. Falsafah
pendidikan Islam itu dalam segala prinsipnya.
b. Falsafah
pendidikan Islam itu brtkaitan dengan realitas masyarakat dan kebudayaan serta
sistem sosial, ekonomi dan politik.
c. Bersifat
terbuka.
d. Pembinaanya
harus didasarkan atas hasil dan pengalaman yang lama dan berhasil atas kajian
yang mendalam dan luas terhadap berbagai faktor dan aspek kehidupan.
e. Harus
bersifat universal.
f. Bersifat
memilih (selective).
g. Bebas
dari segala pertentangan dan persanggahan antara prinsip-prinsip dan
kepercayaan yang menjadi dasarnya.
Jadi
falsafah pendidikan yang baik harus bersifat realistic dan tidak keterlaluan,
idealistik dan terikat oleh istilah tertentu.
BAB II
PRINSIP-PRINSIP YANG MENJADI DASAR
PANDANGAN ISLAM TERHADAP ALAM SEMESTA
Pendidikan
yang sehat akan menjadikan tujuan asasnya ialah untuk memberi kemungkinan
kepada pribadi atau golongan yang menjadi objek pendidikan, menyuburkan
keimanan kepada wujud Tuhan, disamping meyakini hal-hal lain yang menjadi
rentetan dari wujud Allah. Pendidikan tersebut harus mampu menolong mereka
memahami fenomena alam yang baharu. Dapat menyingkapkan rahasia dan
undang-undang alam, disamping memberikan mereka kemungkinan untuk menggunakan
segala sumber tenaga alam demi kemajuan insani.
Dari
segi lain, pendidikan yang wajar harus berpendirian bahwa wujud ini merupakan
objek penerkaan berbagai ilmu kemanusiaan dan sains yang patut dirangkum oleh
kurikulum dalam segala tahapan pengajaran.
Perkara-perkara
pokok yang kita imani, baik dasar maupun keyakinan tentang watak atau sifat
alam jagat ini.
v Prinsip
Pertama
Seorang
pendidik muslim yakin bahwa pendidikan sebagai prosese pertumbuhan membentuk
pengalaman dan perubahan yang dikehendaki dalam tingkah laku individu dan
kelompok hanya akan berhasil melalui iteraksi seseorang dengan perwujudan benda
sekitar.
v Prinsip
Kedua
Bahwa
yang dimaksud alam jagat atau natural ialah selain dari Allah. Yang termasuk
cakrawala yaitu langit, bimi, gunung, bintang dan lain-lain.
Jenis
manusia dianggap sebagai salah satu unsur alam ini. Dan manusia makhluk yang
paling beraya guna untuk memakmurkan jagat raya ini.
v Prinsip
Ketiga
Golongan
matrialistis berpendapat bahwa alam wujud ini pada hakikatnya bersifat benda
berkala. Tidak ada yang alain dari benda. Golongan ini menyorot arti kehidupan,
akal, perasaan, baik, buruk, dan fenomena wujud lain berdasarkan faham
kebendaan yang mereka yakini. Mereka kembalikan segala perkara kepada benda.
Golongan
kerohanian beranggapan bahwa alam ini rohaniah. Hakikat sebenarnya tidak lain
dari roh atau akal seorang muslim yang mantap keimanan dan mendalam
pengertiannya, percaya bahwa segala wujud yang mungkin atau datang semestinya
adalah wujud benda dan roh sekaligus. Agama mengajak insan ke arah menghayati
alam ini. Islam melandaskan sesuai dengan fitrah dan tuntutan akal waras.
Alam
menurut Imim Ghozali ada 2 bagian :
- Alam Syahadah (Yang disaksikan)
- Alam Ghaib (Tidak dapat dilihat), terbagi menjadi 2 :
a.
Alam jabut (Antara mata dan roh)
b.
Alam malakut
v Prinsip
Keempat
Alam
dan seluruh isi dan fenomenanya senantiasa berubah. Alam berkembang dan
bergerak terus sesuai dengan kehendak hukum yang telah digariskan oleh
Penciptanya.
v Prinsip
Kelima
Setiap
unsur dan kebahagiaan dari alam ini bergerak mengikuti hukum umum yang tertentu
dan berdasarkan kepada hubungan teratur yang menunjukkan Tadbir dan peraturan.
v Prinsip
Keenam
Bahwa
ada hubungan yang rapat dan langsung antara sebab dan musabab. Hal ini boleh
dilihat oleh manusia dengan mengamati kejadian alam buana ini. Umpamanya
hubungan makan dan kenyang, anak dengan bapak dan sebagainya.
v Prinsip
Ketujuh
Alam
kodrat ini bukannya memusuhi manusia, ia sekali-kali tidak menghambat usaha
insan untuk maju. Ia tidak kikir. Maka bumi yamg permai yang mendekati wujud
manusia bukanlah tempat buangan seperti yang diungkapkan oleh setengah penulis
cendikiawan.
v Prinsip
Kedelapan
Alam
jagat ini keseluruhannya adalah bersifat baru. Baik atas cabang unsur maupun
jiwanya.
v Prinsip
Kesembilan
Allah
sumber alam. Pencipta seluruh isi kandungannya. Ia memilih ciri-ciri keunggulan
sebagai Tuhan yang mutlak. Ia bersifat dengan segala yang sempurna. Antara
sifaf-sifat kesempurnaan-Nya ialah wujud, qidam, baqa, dan sebagainya.
BAB III
PRINSIP-PRINSIP YANG MENJADI DASAR
PANDANGAN ISLAM
TERHADAP MANUSIA
Setiap
pendidik agar merancang yaitu membuat rencana kurikulum, pelaksanaan evaluasi
dan alat-alat yang digunakan. Sehingga dalam pengelolaan pendidikan tersebut
betul-betul terarah dengan baik.
Untuk
itu ada prinsip-prinsip penting yang merupakan keyakinan kita dalam kontek
membicarakan kepentingan dan ciri atau watak insan yang dirasakan sesuai dengan
ruh islam yaitu :
-
Prinsip pertama :
Keyakinan
tentang manusia itu makhluk yang termulia dari segenap makhluk dan wujud lain
yang ada dialam jagat ini. Allah karuniakan keutamaan yang membedakannya dari
makhluk lain. Allah membekali manusia dengan beberapa ciri tertentu yang akan
kita bahas.
-
Prinsip kedua
Keutamaan
lebih diberikan kepada manusia dari makhluk lain. Manusia dijadikan khalifah
dimuka bumi untuk memakmurkannya. Untuk itu dibebankan kepada manusia amanah
attaklip.
-
Prinsip ketiga
Insan
sebagai makhluk sosial yang berbahasa, boleh menggunakan bahasa sebagai media
berpikir dan berhubungan. Insan mampu mencipta istilah dan menamakan sesuatu
untuk dikenal, ia mampu berpikir wajar.
Hakekat
insan para ahli falsafah dan cendikiawan memberikan definisi dengan berbagai
ungkapan antara lain :
a.
Insan adalah binatang yang berkata-kata,
atau berbahasa, atau insan adalah binatang yang berpikir.
b.
Insan adalah binatang yang mampu
menggunakan kode atau lambamg.
c.
Insan adalah sebagai binatang atau
makhluk yang beragama atau makhluk yang punya kecenderungan untuk beriman
dengan yang ghaib.
d.
Insan adalah sebagai makhluk yang
berakhlak atau yang mampu menguasai runtutan nafsu syahwat mengawasi
keliarannya dan dapat membimbingnya secara yang menguntungkan.
e.
Ahli ekonomi dan sosiologi mengartikan
insan sebagai makhluk berakhlak sosial.
Insan
mempunyai ciri-ciri penting sebagai berikut :
1.
Daya untuk bertutur
2.
Kecenderungan insan beragama
3.
Kecenderungan moral
4.
Kecenderungan bermasyarakat
-
Prinsip keempat
Insan
mempunyai tiga mrata (dimensi) yaitu badan, akal dan ruh.
-
Prinsip kelima
Bahwa
insan dengan seluruh perwatakan dan ciri pertumbuhannya adalah hasil pencapaian
dua faktor yaitu : warisan dan lingkungan.
-
Prinsip keenam
Menginsafi
bahwa manusia mempunyai motivasi, kecenderungan, dan kebutuhan permulaan baik
yang diwarisi atau yang diperoleh dalam proses bersosialisasi. Yaitu yang
diperoleh ketika berinteraksi dengan elemen lingkungan yang bersipat benda,
manusia dan kebudayaan.
-
Prinsip ketujuh
Manusia
meskipun dalam beberapa ciri dan sipat ada persamaan lantaran hubungan
kemanusiaan yang menghubungkan antara mereka dan persamaan kebudayaan dan
peradaban namun terdapat titik perbedaan dalam banyak sifat.
Dengan
adanya perbedaan Al-Faruq Al-Fardiyah maka para ahli ilmu jiwa sosial membagi
insan menjadi beberapa golongan :
1.
Teori corak
2.
Teori ciri-ciri
Teori
corak umumnya mengandaikan wujudnya kesediaan (bakat) dasar pada seseorang
menurut corak tertentu yaitu :
a.
Corak temperamen
b.
Corak jasmani
c.
Corak psikologis
Corak
sosial terdiri dari :
a)
Corak ilmu
b)
Corak Bohemian (santai-santai)
c)
Corak kreatip
d)
Corak estetik
e)
Corak keagamaan
Sebagian
ahli ilmu jiwa berpendapat maka pribadi manusia dibagi menjadi 3 bagian, yaitu
:
a.
Golongan yang positif
b.
Golongan yang negatif
c.
Golongan yang pasif
BAB IV
PRINSIP- PRINSIP YANG MENJADI DASAR
PANDANGAN ISLAM
TERHADAP MASYARAKAT
Dalam
bab ini kita akan menyentuh pengertian dan sifat masyarakat, tonggak-tonggak
azas, hubungan antara individu dan masyarakat, status keluarga dalam masyarakat
Islam.
Dorongan
ini untuk menyentuh dan menguraikan hubungan yang erat antara pendidikan dengan
masyarakat.
Prinsip pertama :
Masyarakat
adalah kumpulan individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan Negara,
kebudayaan dan agama. Termasuk segala jalinan hubungan yang ideal yaitu timbal
balik kepentingan bersama, adaftasi kebiasaan, pola-pola dan sebagainya.
Prinsip kedua :
Masyarakat
islam mempunyai sikap dan cirinya yang tersendiri, membedakannya dari
masyarakat lain. Ini benar-benar menjadi masyarakat ideal yang menjadi contoh
manusia sejagat untuk menikmati kebahagiaan, kemakmuran dan memnuhi kebutuhan
roahani dan jasmani.
Ciri-ciri
masyarakat Islam:
1. Masyarakat
wujud atas tonggak iman kepada Allah, para Nabi, Rasul,kitab-kitab, hari kiamat
dll.
2.
Agama diletakan pada proposisi yang
tinggi
3.
Penilaian tertinggi diberikan kepada akhlak
dan tata susila
4.
Islam diberi perhatian yang berat
5.
Mengkorelasi dan menjaga
keharmonisan insani
6.
Keluarga mendapatkan perhatian yang
besar
7.
Masyarakat Islam adalah masyarakat yang
dinamis
8.
Kerja mendapatkan perhatian yang sungguh
9.
Nilai dan peranan harta untuk menjaga kehormatan insan dan membangun masyarakat umat
10.
Kekuatan dan keteguhan yang dilentur oleh agama, akhlak dan ukuran kebenaran,
keadilan dan kasih sayang
11.
Masyarakat Islam yang terbuka
12.
Masyarakat Islam bersipat insaniah, saling mengasihi dan tolong menolong.
Prinsip ketiga :
Asas
untuk membina masyarakat adalah aqidah kepercayaan bahwa Allah itu wujud dan
Esa, menyakini para Rasul, kitab-kitab, qodha dan qadar.
Prinsip keempat :
Agama pada hakikatnya mengarahkan konsep insan, hubungannya dengan
tuhan, jagat raya, pribadi dan kelompok masyarakat.
Prinsip kelima :
Ilmu
yang sebenar-benarnya adalah sebaik-baik azas sesudah iman, agama dan akhlak
untuk mencapai kemajuan, kekuatan dan kemakmuran masyarakat, baik dalam bidang
material maupun spiritual.
Prinsip keenam :
Menginsafi
bahwa masyarakat seperti itu juga segala wujud dialam ini senantiasa berubah.
Perubahan itu meliputi binaan dan struktur masyarakat, sistem kebudayaan,
nilai, cara hidup, tradisi dan kebiasaan.
Prinsip ketujuh :
Mengakui
bahwa harga diri atau nilai diri insan dan prilaku perorangan dalam hidup
bermasyarakat. Pribadi merupakan sel atau unit pertama bagi terbentuknya
masayarakat manusia. Dari kumpulan orang sesamanya terbentuk keluarga, suku
kabilah, bangsa dan umat manusia seluruhnya.,
Prinsip kedelapan :
Menginsapi
bahwa keluarga merupakan unit pertama bagi masyarakat pada tahap intitusi.
Keluarga merupakan sistem yang paling dasar bagi masyarakat.
Prinsip kesembilan :
Percaya
bahwa segala perkara yang dapat menciptakan, tolon-menolong, setia kawan,kait
mengait, persaudaraan, kasih mengasihi, cinta mencintai dan kerja sama antar
manusia,juga yang menciptakan keadilan dan keseimbangan antara mereka dan juga
yang akan melaksanakan kemaslahatan umum, kekuatan, kemajuan, kesatuan dan
persatuan mereka adalah merupakan teras tujuan-tujuan, syariat islam dan
termasuk maksud yang ingin dicapai oleh agama islam yang suci.
Kalau
kita tida sanggup menguraikan prinsip-prinsip yang terakhir ini semuanya secara
terperinci, tetapi sekurang-kurangnya akan cuplik lembaran-lembaran yang masih
ada dalam bab ini yaitu :
1.
Prinsip maslahat umum
2.
Prinsip keadilan
3.
Prinsip persamaan
4.
Prinsip keseimbangan sosial
5.
Prinsip jaminan dan setia kawan
BAB V
PRINSIP-PRINSIP YANG MENJADI DASAR
TEORI
PENGETAHUAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Pada
bab ini dibahas tentang pengetahuan manusia, teori yang tersembunyi dibelakang
pengetahuan yaitu peninggalan Islam, pemikiran Islam, dan falsafah Islam.
Prinsip Pertama :
Pentingnya
pengetahuan (makripat) sebagai salah satu tujuan pokok. Manusia berusaha untuk
membina dan membentuknya melalui pendidikan dan pengajaran. Pendidikan sebagai
salah satu alat kemajuan bagi seseorang dan masyarakat keseluruhan.
Prinsip kedua :
Pengetahuan
manusia adalah maklumat, fikiran-fikiran, pengertian-pengertian,
tafsiran-tafsiran yang diyakini, hukum-hukum, tanggapan-tanggapan, gambaran
yang pasti yang kita capai tentang sesuatu sebagai akibat kita menggunakan
panca indera, atau akal kita, atau kedua-duanya sekali, atau diperoleh melalui
ilham dan sebagainya.
Prinsip ketiga :
Bahwa
pengetahuan manusia berbeda mutu dan nilainya sesuai denagan perkara, tujuan
dan jalannya. Keutamaan dan martabat yang paling tinggi yaitu mengetahui Allah
SWT, perbuatan dan makhlunya.
Memandang
Allah sebagai perkara yang tertinggi bagi pengetahuan (makripat), dan perkara
sebenarnya yang manusia patut mengarahkan perhatiannya untuk mengetahui melalui
akal dan renungan pemikirannya.
Prinsip keempat :
Percaya
bahwa pengetahuan manusia itu mempunyai sumber yang bermacam-macam pengalaman langsung dan pemerhatian,
pengamatan indera hanayalah sebagian sumber-sumber ini.
Wahyu
dari Al-Qur’an dan As-Sunnah turun pada tujuh tahapan yaitu :
1.
Dengan cara mimpi yang benar
2.
Malaikat datang dan disampaikan kedalam
hatinya tanpa dilihatnya.
3.
Malaikat merupakan diri seperti seorang
laki-laki
4.
Malaikat datang kepadanya dalam keadaan
sebagai malaikat dan diberinya wahyu
5. Malaikat
Jibril datang dan nampak dalam bentuk Malaikat yang agung seperti kejadian asalnya
6. Perkataan
Allah SWT kepada Nabi dari belakang Hijab (tabir)
7. Percakapan
Allah kepada Nabi sebagai wahyu tanpa perantara.
Prinsip
kelima :
Percaya bahwa pengetahuan terlepas dari
akal yang mengamatinya dan tersimpan didalamnya dan juga benda-benda mempunyai
fakta-fakta yang tetap dan mempunyai wujud yang bebasa dari pikiran kita, Jadi
memperoleh pengetahuan tidak lebih dari salah satu fungsi akal.
Prinsip keenam :
Percaya bahwa pengetahuan sebenarnya
ialah yang cukup keyakinan dan pasti, merendah diri didepan keagungan Allah dan
luasnya ilmu, sesuai dengan jiwa dan agama dan prinsip akhlak yang mulia yang
elah ditentukannya.
BAB VI
PRINSIP-PRINSIP
YANG MENJADI DASAR FALSAFAH AKHLAK
DALAM
ISLAM
Diantara
prinsip terpenting yang mengandung nilai praktis dalam bidang pendidikan yang
tidak dapat dan tidak harus diketahui bagi yang sedang mempelajari falsfah
pendidikan islam yang kita rasa penting untuk diberi penjelasan dalam
pembahasan ini adalah prinsip berikut :
-
Prinsip
pertama
Percaya
bahwa akhlak itu termasuk diantara makna yang penting dalam hidup ini.
Tingkatnya berada sesudah kepercayaan kepada Allah, Malaikat-Nya,
Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari akhirat, qadha dan qadar.
-
Prinsip
kedua
Percaya
bahwa akhlak itu adalah kebiasaan atau sikap yang mendalam dalam jiwa dari mana
timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dan gampang kata Rasulullah :
perbaikilah akhlakmu.
-
Prinsip
ketiga
Percaya
bahwa akhlak Islam yang berdasar syariat Islam yang kekal dan yang ditunjukkan
oleh teks-teks agama Islam dan ajaran-ajarannya begitu juga ijtihad dan
amalan-amalan ulama-ulama yang saleh dan pengikut-pengikutnya yang baik itu
adalah akhlak kemanusiaan yang mulia.
-
Prinsip
keempat
Percaya
bahwa tujuan tertinggi agama dan akhlak adalah menciptakan kebahagiaan dua
kampung (dunia-akhirat) kesempurnaan jiwa bagi individu, dan menciptakan
kebahagiaan, kemajuan, kekuatan dan keteguhan bagi masyarakat.
-
Prinsip
kelima
Percaya
bahwa agama islam adalah sumber terpenting bagi akhlak Islama dan faktror
terpenting yang mempengaruhi pertumbuhan akhlak ini dalam membentuk dan
memberinya corak keislaman yang membedakannya dri yang lain.
-
Prinsip
keenam
Percaya
bahwa teori akhlak tidak akan sempurna kecuali jika didalamnya ditentukan 5
segi pokok :
1.
Hati nurani akhlak (Moral concience)
2.
Paksaan akhlak (Moral obligation)
3.
Hukum akhlak (Moral judgemen)
4.
Tanggung jawab akhlak (Moral
responsibility)
5.
Ganjaran akhlak (Moral reward)
BAB VII
TUJUAN-TUJUAN
PENDIDIKAN ISLAM
1.
Konsep
Tujuan Pendidikan
Perubahan
yang diinginkan yang diushakan oleh proses pendidikan atau usaha pendidikan
untuk mencapainya, baik pada tingkah laku individu dan pada kehidupan
pribadinya atau kehidupan masyarakat.
2.
Tahap
tahap Tujuan pendidikan
a.
Tujuan tertinggi atau terakhir bagi
pendidikan yaitu tujuan yang tidak diatas oleh tujuan lain.
b.
Tujuan-tujuan umum bagi pendidikan
c.
Tujuan-tujuan khos pendidikan
3.
Sumber-sumber
yang menjadi dasar pengambilan tjuan-tujuan Pendidikan Islam
-
Al-Qur’an
-
Assunah
4.
Ciri-ciri
tujuan-tujuan Pendidikan Islam dan Prinsip-prinsip Umum yang menjadi dasarnya.
a. Prinsip
menyeluruh
b. Prinsip
keseimbangan dan kesederhanaan
c. Prinsip
kejelasan
d. Prinsip
tak ada pertentangan
e. Prinsip
realisme dan dapat dilaksanakan
f. Prinsip
perubahan yang diingini
g. Pinsip
menjaga perbedaan-perbedaan perseorangan
h. Prinsip
dinamisme dan merima perubahan dan perkembangan dalam rangka metode-metode
keseluruhan yang terdapat dalam agama
5.
Sebagian
Tujuan-tujuan Individual dan sosial yang umum yang ingin dicapai oleh
Pendidikan Islam
6.
Pertama
tujuan-tujuan individual umum bagi Pendidikan Islam berkisar pada pribadi
muslim dari segi jasmani, spiritual, emosi, intelektual, dan sosial.
Gagasan
tujuan Pendidikan Islam :
a.
Pembinaan individu atu warga negara yang
mu’min kepada tuhannya
b.
Pembinaan pribadi muslim yang berpegang
teguh pada ajarannya
c.
Pembinaan warga negara yang sehat, kuat
dan padu
d.
Pembinaan pribadi yang berimbang
e.
Pembinaan warga negara yang
dipersenjatai dengan ilmu pengetahuan
f.
Menciptakan warga negara yang terdidik
dan perasaan seninya dan sanggup menikmati dan menghargai dan melaksanakan
keindahan
g.
Penggunaan waktu yang efektip
h.
Memiliki kemampuan sosial,ekonomi
praktik dan menyadari akan hak dan kewajibannya.
TUJUAN
SOSIAL UMUM BAGI PENDIDIKAN ISLAM
1. Memperkokoh
kehidupan agama dan spiritual pada umat dan membina umat islam yang sehat.
2. Mencapai
kebahagiaan ilmiah, kebudayaan kesenian dalam negeri berdasar pada
prinsip-prinsip agama dan dasar akhlaknya.
3. Meneguhkan
bahasa arab yang tulen dan menjaganya dari faktor-faktor kelemahan dan
kehancuran.
4. Pembinaan
masyarakat islam yang mulia dan terpadu.
5. Pembinaan
masyarakat yang kuat dan maju dari segi ekonomi dan bersatu padu dalam barisan
6. Turut
serta dalam melaksanakan perdamaian dunia berdasar pada kebenaran, keadilan, toleransi,
saling mengerti, kerjasama dan saling menghormati.
7. Turut
serta meninggikan tahap-tahap proses pendidikan sendiri dan memperbaiki
pengkhidmatan pengajaran supaya sanggup mencapai tujuan individual dan sosial.
BAB VIII
FALSAFAH KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN
ISLAM
1.
Pentingnya kurikulum dalam pendidikan
islam
-Kurikulum pendidikan sebagai alat
untuk mendidik generasi muda dengan baik dan menolong mereka untuk membuka dan
mengembangkannya.
2.
Pengertian kurikulum dalam pendidikan
islam
-Manhaj (Kurikulum)
bermakna jalan terang atau jalan yang terang yang dilalui oleh manusia pada
berbagai bidang kehidupannya.
3.
Ciri-ciri umum kurikulum dalam
pendidikan islam
- Menonjolnya tujuan agama dan
ahklak
- Meluasnya perhatian dan menyeluruh
kandungan-kandungannya
- Keseimbangan yang relatif
- Kecenderungannya pada seni halus, aktivitas
pendidikan jasmani, latihan militer dan lain-lain.
- Perkaitan antara kurikulum dalam pendidikan
islam dengan kesediaan pelajar dan minat, kemampuan dan kebutuhan serta
perbedaan perorangan.
4.
Prinsip umum yang menjadi dasr kurikulum
pendidikan islam
- Pertautan
yang sempurna dengan agama, termasuk ajaran dan nilainya.
- Prinsip
menyeluruh pada tujuan dan kandungan kurikulum.
- Perkaitan
dengan bakat, minat, kemampuan dan kebutuhan pelajar.
- Pemeliharaan
perbedaan- perbedaan individual diantara pelajar dalam bakat, minat, kemampuan
dan masalah-masalahnya.
- Prinsip
perkembangan dan perubahan
- Pertautan
dalam antara mata pelajaran, pengalaman dan aktivitas yang terkandung dalm
kurikulum.
5.
Dasar-dasar umum yang menjadi landasan
kurikulum pendidikan islam
- Dasar
Agama
- Dasar
Falsafah
- Dasar
Psikologi
- Dasar
Sosial
6.
Tujuan yang ingin dicapai oleh kurikulum
pendidikan islam
- Tujuan
terakhir dan umum
- Tujuan
keseluruhan
7.
Pembagian yang mungkin bagi kurikulum
pendidikan islam
- Kurikulum
tahap pertama dalam pendidikan islam
- Kurikulum
tahap tinggi dalam pendidikan islam
BAB IX
FALSAFAH METODE MENGAJAR DALAM
PENDIDIKAN ISLAM
1. Konsep
Metode Mengajar dan Petingnya Dalam Pendidikan Islam
1)
Prof. Dr. Mohd. Affiyah Al- Abrasyi
mentarifkan metode mengajar dalam bukunya “Ruh Attarbiyah Watta’lim”, ia adalah
jalan yang kita ikuti untuk memberi faham murid-murid segala macam pelajaranm
dalam segala mata pelajran.
2)
Prof. Mohd. Abd. Rakim Ghuwaimah, metode
mengajar
Cara-cara
yang praktis yang menjalankan tujuan- tujuan maksud-maksud pengajaran.
3)
Prof. Ali Al- Jumbalaty dan Abu Al-Fath
At-tarwamisy, metode mengajar
Cara-cara
yang diikuti oleh guru untuk menyampaikan maklumat keotak murid-murid
4)
Prof. Soleh Abdul Azis dan Dr. Azis
Abdul Majid meminjam dari istilah pendidik Amerika Kilpatrick, yaitu makna yang
sempit yang bertujuan menyampaikan maklumat –maklumat ditambah denagn pndangan
kebiasaan berfikir dan lain-lainnya.
2. Berbagai
Penjelasan Dalam Pendidikan Islam
Tidak
ada satu metode mengajar yang berguna untuk semua tujuan pendidikan, untuk
semua ilmu dan mata pelajaran, untuk semua tahapan perkembangan dan tahap
pengajaran, pematangan dan lain-lain.
3. Metode
mengajar umum yang terpenting dalam pendidikan islam
1)
Metode pengambilan kesimpulan atau
induktif
2)
Metode perbandingan atau Qiyasiyah
3)
Metode kuliah
4)
Metode dialog dan perbincangan
5)
Metode lingkaran (Halaqah, riwayat,
mendengar, membaca, dikte, haflan, pemahaman dan lawatan)
4. Ciri-Ciri
dan tujuan umum bagi pengajaran dalam pendidikan islam
Pertama:
Ciri-ciri
metode mengajar dalam pendidikan islam
yang paling menonjol adalah sebagai berikut:
1)
Berpakunya metode dan cara-cara dari
segi tujuan dan alat.
2)
Metode tersebut bersifat luwes dan dapat
menerima perubahan dan penyesuaian.
3)
Metode tersebut berusaha
bersungguh-sungguh
4)
Membuang cara-cara meringkaskan dalam
pengajaran
5)
Membebaskan kebebasan murid-murid
berdiskusi, berdebat dan berdialog dalam batas-batas kesopanan dan hormat
menghormati.
6)
Menghormati kebebasan.
Kedua:
Tujuan-tujuan
umum metode mengajar dalam pendidikan islam
1)
Untuk mengembangkan pengetahuan
2)
Membiasakan pelajar menghafal,
memperhatikan dengan tepat
3)
Memudahkan proses pengajaran bagi
pelajar
4)
Menciptakan suasana yng sesuai bagi
pengajaran yang berlaku.
5. Dasar-dasar
umum metode mengajar dalm pendidikan islam
Pertama
: Dasar Agama
Kedua
: Dasar- dasar Bio Psikologis
6. Prinsip-
prinsip umum terpenting yang menjadi dasar metode mengajar dalm pendidikan
islam
1)
Prinsip Pertama
Pentingnya
menjaga motivasi pelajar dan kebutuhan, minat dan keinginannya pada proses
belajar.
2)
Prinsip Kedua
Pentingnya
menjaga tujuan pelajar dan menolongnya mengembangkan tujuan tersebut.
3)
Prinsip Ketiga
Kemestian
memuliakan tahap kematangan yang dicapai oleh pelajar dan derajat kesediaannya
untuk belajar.
4)
Prinsip Keempat
Pentingnya
menjaga perbedaan-perbedaan perseorangan
– perseorangan diantara plajar-pelajar.
5)
Prinsip Kelima
Pendidik
seharusnya mempersiapkan peluang partisipasi yang praktikal.
a)
Prinsip partisipasi partikel
-
Pentingnya amalan dan partisipasi
b)
Prinsip penjelasan konkrit terhadap makna
(abstrak)
-
Penjelasan yang penuh denagn bukti-bukti
yang mengandung misal- misal dan perumpamaan
c)
Prinsip pengulangan
d)
Prinsip tauladan yang baik
6)
Prinsip Keenam
Pentingnya
memperhatikan kepahaman, mengetahui hubungan, kepaduan dan kelanjutan
pengalaman, sifat baru, keaslian dan kebebasan berfikir.
7)
Prinsip Ketujuh
Pentingnya
membuat proses pendidikan itu suatu proses yang menggembirakan dan
menciptakan kesan yang baik pada diri
pelajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar