PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM ISLAM
Pengertian Pendidikan Multi kultural secara bahasa:
Banyak/ragam budaya( seluruh hasil cipta karya,karsa dan rasa manusia),menggambarkan pola pikir pembuatnya dan pengagumnya.
Secara sederhana Multikultural berarti :
Keberagaman budaya dimana menggambambarkan tentang kondisi masyarakat yang terdiri dari keberagaman agama, ras, bahasa, dan budaya yang berbeda.
ADA BEBERAPA TAHAPAN TENTANG PENGERTIAN MULTIKULTURAL
Tahap pertama : Multikulturalisme mengandung hal-hal yang esensial dalam perjuangan kelakuan budaya yang berbeda.
Tahap kedua : Menampung berbagai pemikiran baru seperti :
1. Pengaruh studi kultural , secara kritis masalah esensial didalam kebudayaan kontemporer seperti kelompok masyarakat yang termarjinalisasi, peminisme, dan toleransi antar kelompok dan agama.
2. Post kolonialisme, mengungkit kembali nilai-nilai inidigenous didalam budaya sendiri dan berupaya untuk melahirkan kembali kebanggaan terhadap budaya asing.
3. Globalisasi, melahirkan budaya global yang memiskinkan potensi-potensi budaya asli. Dimana budaya lokal merupakan upaya menentang globalisasi yang mengarah kepada monokultural budaya dunia.
4. Peminisme dan post peminisme, gerakan untuk mencari kesejahteraan antara kaum laki-laki dan perempuan kearah kemitraan adanya tuntutan penghargaan dan hak yang sama atau sejajar dalam melaksanakan semua tugas dan kekuasaan yang ada. Dulu juga ada pelopornya seperti RA Kartini, Cut Nyadin dll.
5. Post Strukturalisme, mengenai dekontruksi dan rekontruksi masyarakat menurut ras/golongan, kaum ningrat atau kekuasaan yang ada.
Pemahaman diatas konsep multikulturalisme : Menerima sebagai kesatuan, tanpa memperdulikan perbedaan budaya, etik, gender, bahasa maupun agama. Seperti yang kita tahu contohnya kemerdekaan bangsa kita.
Bikhu parekh pendapatnya untuk menghindari kekeliruan dalam diskursus tentang multikulturalisme ada tiga asumsi yang harus diperhatikan :
1. Pada dasarnya manusia akan terikat dengan struktur sistem budayanya sendiri dimana dia hidup dan berinteraksi.
2. Perbedaan budaya merupakan refresentasi dari sistem nilai dan cara pandang tentang kebaikan yang berbeda pula, sehingga tiak satu budaya pun yang berhak memaksakan budaya kepada sistem budaya lain.
3. Pada dasarnya budaya secara internal merupakan enitas yang plural yang merepleksikan inetraksi antara perbedaan tradisi dan untaian cara pandang.
Pendididkan multikultural : ada pendapat yang mengartikan gerakan pembaharuan pendidikan dan proses tanpa adanya perbedaan budaya, tapi adanya kerja sama secara demokratis, berarti pula strategi pembelajaran yang menjadikan latar belakang budaya siswa beraneka ragam sebagai usaha untuk meningkatkan pembelajaran siswa dikelas dan dilingkungan sekolah.
KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM ISLAM : Adanya pendekatan dialogis untuk menanamkan kesadaran dan pengakuan hidup bersama dalam keragaman dan perbedaan adanya kesepakatan dalam berbagai hal baik secara internal maupun eksternal baik dalam kehidupan maupun pelaksanaan peribadatan untuk kelancaran dalam interaksi kehidupan.
ISMAIL FARUQI : Ada beberapa landasan normatif pendidikan islam dibidang keagamaan
1. Kesatuan dalam aspek ketuhanan dan wahyu.
2. Kesatuan kenabian.
3. Tidak ada paksaan dalam beragama.
KESIMPULANNYA :
Pendidikan multikultural adalah suatu pendekatan progresif untuk melakukan transformasi pendidikan yang secara menyeluruh membongkar kekurangan, kegagalan, dan praktik-praktik diskriminatif dalam proses pendidikan.
Pendidikan multikultural di dasarkan pada gagasan keadilan sosial dan persamaan hak dalam pendidikan. Sedangkan dalam doktrin islam sebenarnya tidak membeda-bedakan etnik, ras, dan lain sebagainya dalm pendidikan. Manusia semuanya adalah sama, yang membedakannya adalah ketaqwaan mereka kepada Allah SWT. Dalam islam, pendidikan multikultural mencerminkan bagaimana tingginya penghargaan islam terhadap ilmu pengetahuan dan tidak ada perbedaan diantara manusia dalam bidang ilmu.
Pendidikan multikultural seyogyanya memfasilitasi proses belajar mengajar yang mengubah perspektif monokultural yang esensial penuh prasangka dan diskriminatif ke perspektif multikulturalis yang menghargai keragaman dan perbedaan, toleran dan sikap terbuka. Dunia pendidikan tidak boleh terasing dari perbincangan realitas multikultural menciptakan ketegangan-ketegangan sosial. Oleh karena itu, di tengah gegap gempita lagu nyaring “tentang kurikulum berbasis kompetensi”, harus menyelinap dalam rasinalitas kita bahwa pendidikan bukan hanya sekedar mengajarkan “ini” dan “itu”, tetapi juga mendidik anak kita menjadi manusia berkebudayaan dan berperadaban. Dengan demikian, tidak saatnya lagi pendidikan mengabaikan realitas kebudayaan yang beragam tersebut.
Manfaat dari pendidikan multikultural :
Pendidikan multikultural dapat merespon terhadap pekembangan keragaman populasi sekolah baik dari segi persamaan hak antara laki-laki dan perempuan dari segi etnik, ras, budaya maupun agama, sehingga dapat terciptanya suasana yang kondusip antara yang satu dengan yang lainnya dalam proses PBM untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang sama.
Juga bisa sebagai pendekatan progessive(berpikir untuk maju) dalam upaya membongkar kekurangan, kegagalan dan praktik-praktik diskriminatip dalam proses pendidikan.
Pendidikan islam memasukan pendidikan multikultural :
Dalam buku pendidikan islam Trimingham menyatakan bahwa Rosul mengutus 7 orang untuk belajar baca tulis terhadap orang-orang nasrani, artinya islam tidak membeda-bedakan etink ras budaya agama dll, juga dalam alqur,an surat Al-Baqoroh, Qs : 2 ayat ke 4
Pengertian Pendidikan Multi kultural secara bahasa:
Banyak/ragam budaya( seluruh hasil cipta karya,karsa dan rasa manusia),menggambarkan pola pikir pembuatnya dan pengagumnya.
Secara sederhana Multikultural berarti :
Keberagaman budaya dimana menggambambarkan tentang kondisi masyarakat yang terdiri dari keberagaman agama, ras, bahasa, dan budaya yang berbeda.
ADA BEBERAPA TAHAPAN TENTANG PENGERTIAN MULTIKULTURAL
Tahap pertama : Multikulturalisme mengandung hal-hal yang esensial dalam perjuangan kelakuan budaya yang berbeda.
Tahap kedua : Menampung berbagai pemikiran baru seperti :
1. Pengaruh studi kultural , secara kritis masalah esensial didalam kebudayaan kontemporer seperti kelompok masyarakat yang termarjinalisasi, peminisme, dan toleransi antar kelompok dan agama.
2. Post kolonialisme, mengungkit kembali nilai-nilai inidigenous didalam budaya sendiri dan berupaya untuk melahirkan kembali kebanggaan terhadap budaya asing.
3. Globalisasi, melahirkan budaya global yang memiskinkan potensi-potensi budaya asli. Dimana budaya lokal merupakan upaya menentang globalisasi yang mengarah kepada monokultural budaya dunia.
4. Peminisme dan post peminisme, gerakan untuk mencari kesejahteraan antara kaum laki-laki dan perempuan kearah kemitraan adanya tuntutan penghargaan dan hak yang sama atau sejajar dalam melaksanakan semua tugas dan kekuasaan yang ada. Dulu juga ada pelopornya seperti RA Kartini, Cut Nyadin dll.
5. Post Strukturalisme, mengenai dekontruksi dan rekontruksi masyarakat menurut ras/golongan, kaum ningrat atau kekuasaan yang ada.
Pemahaman diatas konsep multikulturalisme : Menerima sebagai kesatuan, tanpa memperdulikan perbedaan budaya, etik, gender, bahasa maupun agama. Seperti yang kita tahu contohnya kemerdekaan bangsa kita.
Bikhu parekh pendapatnya untuk menghindari kekeliruan dalam diskursus tentang multikulturalisme ada tiga asumsi yang harus diperhatikan :
1. Pada dasarnya manusia akan terikat dengan struktur sistem budayanya sendiri dimana dia hidup dan berinteraksi.
2. Perbedaan budaya merupakan refresentasi dari sistem nilai dan cara pandang tentang kebaikan yang berbeda pula, sehingga tiak satu budaya pun yang berhak memaksakan budaya kepada sistem budaya lain.
3. Pada dasarnya budaya secara internal merupakan enitas yang plural yang merepleksikan inetraksi antara perbedaan tradisi dan untaian cara pandang.
Pendididkan multikultural : ada pendapat yang mengartikan gerakan pembaharuan pendidikan dan proses tanpa adanya perbedaan budaya, tapi adanya kerja sama secara demokratis, berarti pula strategi pembelajaran yang menjadikan latar belakang budaya siswa beraneka ragam sebagai usaha untuk meningkatkan pembelajaran siswa dikelas dan dilingkungan sekolah.
KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM ISLAM : Adanya pendekatan dialogis untuk menanamkan kesadaran dan pengakuan hidup bersama dalam keragaman dan perbedaan adanya kesepakatan dalam berbagai hal baik secara internal maupun eksternal baik dalam kehidupan maupun pelaksanaan peribadatan untuk kelancaran dalam interaksi kehidupan.
ISMAIL FARUQI : Ada beberapa landasan normatif pendidikan islam dibidang keagamaan
1. Kesatuan dalam aspek ketuhanan dan wahyu.
2. Kesatuan kenabian.
3. Tidak ada paksaan dalam beragama.
KESIMPULANNYA :
Pendidikan multikultural adalah suatu pendekatan progresif untuk melakukan transformasi pendidikan yang secara menyeluruh membongkar kekurangan, kegagalan, dan praktik-praktik diskriminatif dalam proses pendidikan.
Pendidikan multikultural di dasarkan pada gagasan keadilan sosial dan persamaan hak dalam pendidikan. Sedangkan dalam doktrin islam sebenarnya tidak membeda-bedakan etnik, ras, dan lain sebagainya dalm pendidikan. Manusia semuanya adalah sama, yang membedakannya adalah ketaqwaan mereka kepada Allah SWT. Dalam islam, pendidikan multikultural mencerminkan bagaimana tingginya penghargaan islam terhadap ilmu pengetahuan dan tidak ada perbedaan diantara manusia dalam bidang ilmu.
Pendidikan multikultural seyogyanya memfasilitasi proses belajar mengajar yang mengubah perspektif monokultural yang esensial penuh prasangka dan diskriminatif ke perspektif multikulturalis yang menghargai keragaman dan perbedaan, toleran dan sikap terbuka. Dunia pendidikan tidak boleh terasing dari perbincangan realitas multikultural menciptakan ketegangan-ketegangan sosial. Oleh karena itu, di tengah gegap gempita lagu nyaring “tentang kurikulum berbasis kompetensi”, harus menyelinap dalam rasinalitas kita bahwa pendidikan bukan hanya sekedar mengajarkan “ini” dan “itu”, tetapi juga mendidik anak kita menjadi manusia berkebudayaan dan berperadaban. Dengan demikian, tidak saatnya lagi pendidikan mengabaikan realitas kebudayaan yang beragam tersebut.
Manfaat dari pendidikan multikultural :
Pendidikan multikultural dapat merespon terhadap pekembangan keragaman populasi sekolah baik dari segi persamaan hak antara laki-laki dan perempuan dari segi etnik, ras, budaya maupun agama, sehingga dapat terciptanya suasana yang kondusip antara yang satu dengan yang lainnya dalam proses PBM untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang sama.
Juga bisa sebagai pendekatan progessive(berpikir untuk maju) dalam upaya membongkar kekurangan, kegagalan dan praktik-praktik diskriminatip dalam proses pendidikan.
Pendidikan islam memasukan pendidikan multikultural :
Dalam buku pendidikan islam Trimingham menyatakan bahwa Rosul mengutus 7 orang untuk belajar baca tulis terhadap orang-orang nasrani, artinya islam tidak membeda-bedakan etink ras budaya agama dll, juga dalam alqur,an surat Al-Baqoroh, Qs : 2 ayat ke 4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar