H. A. Dasuki
Gembala
Aku puas dan bahagia
Walaupun aku hanya
gembala
Jika baginda hendak
bertukar
Aku akan tertawa
Aku puas sebagai
gembala
Dimata Tuhan tiada
berbeda
Antara aku dengan
baginda
Dua-duanya sama
gembala
Aku gembala ternak
Baginda gembala
rakyat
Masing-masing
mengemban amanat
Siapa berdosa akan
dilaknat
Yang baik beroleh
rahmat
Apa dosaku ?
Ternakku kenyang dan
sehat
Tak ada yang
kelaparan ataupun tersesat
Menjelang petang
kugiring pulang
Pulang kekandang
‘pabila kedinginan
kunyalakan api
Mereka tidur sampai
pagi
Siapa bilang aku tak
bahagia
Sebab aku anak
gembala
Jika baginda hendak
tertawa
Aku puas sebaggai
gembala
Kunyanyikan lagu
gembira
Lagu gembala
....................................
1970.
H. A. Dasuki
Aku Binatang Berbicara
Aku binatang
berbicara
Kuberi nama semua
benda
Aku berpikir dan
berbicara
Itulah tugasku dibumi
Sebagai penerus
proses evolusi
Jasmani dan rohani
Diatas kecerdasan dan
rasa seni
Bebas berpikir dan
berbicara
Sebagai manusia
budaya
Biarkan aku berbicara
Jangan dibungkam
seribu bahasa
Aku binatang
berbicara
Bukan reptil bukan
mamalia
Biarkan aku bicara
1971.
H. A. Dasuki
R a t u
Wahai burung pipit
Hanya dikaulah
sahabatku ditempat sunyi
Jauh dari kota yang sibuk sepanjang
hari
Disana orang sibuk
menumpuk rizki
Tak pulang kurang
sibuknya yang memilih ratu
Dicarinya disegenap
penjuru
Hari ratu konde besok
ratu kebaya
Lusa ratu batik
menyusul ratu wisata
Entahlah ratu apalagi
‘kan naik
tahta
Ah, ratu, lagi-lagi
raatu
Seribu ratu, selaksa
raja
Asalkan repeh rapih
tata raharja
Bukan aku tak
merindukan ratu
Bukan ratu kepala
batu
Melainkan ratu adil
palamarta
Penyantun si kecil
pelindung rakyat jelata
Amboi, ratumu hanya
ada dalaam suratan
Punjangga pikun
merindukan keadilan
Biarlah aku ‘kan menanti
Ditempat sunyi
Burung pipit
menghiburku sepanjang hari
1968.
H. A. Dasuki
K o r s e l
Berdering, berpusing,
beriring
Kuda berpacu, mobil
menderu, perahu melaju
Semakin kencang,
semakin kencang
Siapa mendekat pasti
diterjang
Kacung kacung
bersorak riang
Ramai-ramai masuk
gelanggang
Berjoang merebut
bintang
Tak sedikit yang jual tampang
Mesin mati korsel
berhenti
Disangkanya mencapai
tujuan
Turun kebumi
gentayangan
Amboi, masih
disitu-situ jua
1970.
H.A. Dasuki
Keadilan
Tak satupun kata yang
enak didengar telinga
Selain kata
“keadilan”
Memang setiap orang
mendambakan keadilan
Si miskin si bongkok
dan si pincang
Si janda si piatu dan
gelandangan
Apa gerangan yang
disebut keadilan
Tidak seorangpun yang
dapat menjabarkannya dalam bahasa
Namun setiap orang
memahaminya dengan rasa
Keadilan sering
dibahas orang dalam seminar
Dikampus dan dimimbar
Diwarung dan
dilangggar
Namun ia tetap
bagaikan sikulit bundar
Dikejar untuk
dilempar
Begitulah kkeadilan
pribadi
Yang dipikir hanya
kepentingan sendiri
Terhadap orang lain
tidak peduli
Pantas punjangga
berkata
Kalau keadilan dibumi
merata
Niscaya si petualang
akan kecewa
Tetapi orang mati
akan tertawa
1967.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar