Metode berpikir Ilmiah
Pendahuluan
Berpikir
adalah cara khas manusia yang membedakannya dari makhluk lain. karena kemampuan
berpikir itu pulalah manusia merupakan makhluk yang dimuliakan Allah SWT, seperti
dijelaskan dalam AL-Qur’an (Al-Israa : 70). Bahkan, amanah kekhalipahan yang
hanya diserahkan Allah kepada manusia (Adam)pun adalah karena faktor berpikir
yang hanya dimiliki oleh manusia itu.
Oleh karena
itu berpikir adalah suatu aktivitas yang dapat dilakukan oleh semua orang,baik
muslim atau non muslim, yang akan menghasilkan kesimpulan yang beragam,sudah
barang tentu diperlukan suatu kerangka yang dapat mengarahkan manusia dalam
berpikir untuk mencapai sasaranya.
Kerangka
berpikir/metode merupakan sebuah prosedur ilmiah yang digunakan ilmuwan dalam
mencari kebenaran baru. Dilakukan dengan cara kerja sistematis trehadap
pengetahuan baru dan melakukan peninjauan kembali kepada pengetahuan yang ada.
Ilmu pengetahuan (science) adalah pengetahuan yang bertujuan mencapai kebenaran
ilmiah tentang obyek tertentu, yang diperoleh melalui pendekatan atau cara
pandang (approach), metode (method), dan sistem tertentu.Yang dimaksud
kebenaran ilmu pengetahuan atau yang disebut dengan kebenaran
keilmuan/kebenaran ilmiah adalah pengetahuan yang jelas dari suatu obyek materi
yang dicapai menurut obyek forma (cara pandang) tertentu dengan metode yang
sesuai dan ditunjang oleh system yang relevan (M Hatta, 2008).
Ilmu
pengetahuan merupakan pengetahuan yang telah diolah kembali dan disusun secara
metodis, sistematis, konsisten dan koheren.
Agar pengetahuan menjadi ilmu, maka pengetahuan tadi harus dipilah
(menjadi satu bidang tertentu dari kenyataan) dan disusun secara methodis, sistemetis
dan konsisten. Tujuanya agar pengalaman tadi bisa diungkapkan kembali secara
lebih jelas, rinci dan setepat-tepatnya.
Metode
berpikir ilmiah adalah prosedur, cara dan teknik memperoleh pengetahuan
(Prop.Dr.H.Cecep sumarna,M.Ag 2008 : 153). Pengetahuan dapat dibedakan menjadi
pengetahuan non-ilmiah dan pengetahuan pra-ilmiah. Pengetahuan non-ilmiah
adalah hasil serapan indra terhadap pengalaman hidup sehari-hari yang tidak
perlu lagi diuji kebenaranya. Pengetahuan non-ilmiah tidak dapat dikembangkan
menjadi pengetahuan ilmiah. Misalnya pengetahuan orang tertentu tentang jin
atau makhluk halus ditempat tertentu, keampuhan pusaka, dan lain-lain.
Pengetahuan pra-ilmiah adalah hasil serapan indra dan pemikiran rasional yang
terbuka terhadap pengujian lebih lanjut menggunakan metode-metode ilmiah.
Misalnya pengetahuan orang tentang mampaat rebusan daun jambu biji untuk
mengurangi gejala diare.
Definisi Metode
Secara
epistologis, metode berasal dari kata yunani yaitu meta yang berarti sesudah
atau dibalik sesuatu, dan hodos yang berarti jalan yang harus ditempuh. Metode
berarti langkah-langkah yang diambil, menurut urutan (sistematika) tertentu
untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam kamus
besar bahasa indonesia (1997 : 625) disebutksn, bahwa metode adalah cara yang
teratur dan berfikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan, dsb)
atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan yang ditentukan Metode merupakan suatu prosedur atau cara
mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Dan metodologi
merupakan suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan dalam metede
tersebut. Dari dua macam pendapat diatas dapat kita padukan menjadi : metode
adalah suatu cara yang sistimatis untuk mencapai dan mengetahui maksuk atau
tujuan yang telah ditentukan yang dengannya tujuan tersebut dapat dicapai
dengan mudah.
Hakekat Berpikir
Dalam
keseharian kita ketika beraktivitas dalam lingkungan masing-masing, bisa
dipastikan bahwa aktivitas tersebut tidak bisa lepas dari yang namanya
berpikir, Hanya saja memang tingkat daya pikir tersebut masing-masing berbeda
pada setiap orang.
Berpikir
bisa dikatakan merupakan suatu aktivitas yang sangat penting. Karena tanpanya, manusia
akan berada dalam suasana yang gelap dan hampa. Manusia tidak akan mampu
mengenal lingkungan tempat dia tinggal, siapa pencipta alam jagad raya ini, bahkan
ia pun tidak akan mampu menhenal dirinya dan hakikat keradaannya didunia tanpa
melalui sebuah aktivitas berpikir.
Menurut A. Nazrudin (dossuwuna wordpress.com)
berpikir juga bisa dikatakan suatu hal yang alamiah (fitrah atau natural) bagi
setiap manusia yang sehat atau tidak gila, dikarenakan adanya “unsur-unsur”
ciptaan yang telah diciptakan oleh Allah Swt, Dalam proses berpikir, sejatinya
melibatkan unsur-unsur tertentu,yakni :
- Otak yang sehat
- Panca indra
- Informasi sebelumnya
- Adanya fakta
Dari
empat unsur diatas dapat kita rangkai sebuah definisi sebagai berikut :
“pemindahan pengindraan terhadap fakta melalui panca indra kedalam otak yang
disertai adanya informasi-informasi terdahulu yang akan digunakan untuk
menafsirkan fakta tsrsebut”. Depinisi ini sekaligus juga merupakan definisi
akal, pemikiran, proses berpikir.
Metode berpikir Ilmiah
Istilah dari
metode berpikir ilmiah ini sebenarnya dipinjamdari tulisannya Taqiyudin
An-Nabhani dalam bukunya At-Tafkir (2004 : 109)Ia menyebut metode ilmiah dengan
metode berpikir ilmiah, penelitian sebagai suatu rangkain aktivitas mengandung
prosedur tertentu, yakni serangkaian cara dan langkah tertib yang mewujudkan
pola tetap. Rangkaian cara dan langkah ini dalam dunia keilmuan disebut metode.
Dan untuk menegaskan bidang keilmuan itu sering kali dipakai istilah metode
ilmiah (scientific method).
Dictionary
of Behavioral Science memberikan
definisi metode ilmiah dengan “teknik-teknik dan prosedur-prosedur pengamatan
dan percobaan yang menyelidiki alam yang diperlukan oleh ilmuwan – ilmuwan
untuk mengolah fakta-fakta, data, dan penafsiranya sesuai dengan asas-asas dan
aturan-aturan tertentu. George F Kneller (1954 : 181)”metode ilmiah adalah
struktur rasional dalam penyelidikan ilmiah.
Prosedur Berpikir
Ilmiah
Metode ilmiah
merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut dengan ilmu. Jadi
jika seseorang hendak mengklaim mendapatkan pengetahuan yang dapat disebut
dengan ilmu, mutlat harus menggunakan metode ilmiah. Hal ini berarti tidak
semua pengetahuan bisa bisa disebut dengan ilmu sebab ilmu merupakan
pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat
yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan dapat disebut ilmu tercantum dalam
apa yang dinamakan dengan metode ilmiah.
Secara filosofis metode ilmiah dibangun dari cara
berpikir deduktif dan induktif. Berpikir
deduktif memberikan” warna”sifat rasional kepada pengetahuan ilmiah dan
bersipat konsisten dengan pengetahuan yang telah dikumpulkan sebelumnya. Metode
berpikir rasional, Asas dalam berpikir metode rasional adalah metode tersebut
dalam pengksjisn ysng ditempuh untuk mengetahui realitas suatu yang dikaji, dengan
jalan memindahkan pengindraan terhadapfakta melalui panca indera kedalm otak, disertai
dengan adanya sejumlah informasi terdahulu yang akan digunakan untuk
menafsirkan fakta tersebut. Penilaian ini adalah pemikiran atau kesadaran
rasional.
Tidak sebagaimana halnya metode ilmiah,metode rasional
dapatditerapkan pada objek-objek material yang dapat diindra,namun juga dapat
diterapkan pada objek non material atau yang dikenal dengan namanya humaniora
dan pemikiran-pemikiran. Metode berpikir rasional adalah suatu proses berpikir
tentang realitas atau masalah yang dihadapi sebagai mana adanya : metode
rasional identik dengan definisi dari akal itu sendiri. Dengan menggunakan
metode ini, manusia akan mencapai sebuah kesadaran tentang hal apapun. Metode
ini merupakan satu-satunya metode berpikir. Adapun metode ilmiah (scientific
method) dan yang disebut dengan metode logika (logikal method) adalah merupakan
cabang dari metode rasional atau merupakan salah satu cara yang dituntut dalam
pengkajian sesuatu.
Berpikir induktip dimaksudkan
untuk memberikan pembenaran empirik kepada pengetahuan yang telah
dirasionalisasi oleh berpikir deduktif.Kedua hal ini sangat penting, bagaimana
kita bisa percaya bahwa, misalkan ketika kita melihat fenomena empirik tentang
hujan, kemudian diartikan bahwa para dewa-dewa sedang menangis tersedu-sedu.
Di dalam metode ilmiah setelah pengetahuan diberiikan
penjelasan rasional (deduktif) dan sebelum teruji secara empirik (induktif)
semua penjelasan tersebut hanyalah bersipat sementara, penjelasan sementara ini
biasa kita sebut dengan istilah hipotesis. Secara filosofis sebenarnya kita
dapat mengajukan hipotesis sebanyak-banyaknya sesuai dengan hakikat
rasionalisme yang bersipat pluralistik. Namun dalam kesimpulan akhir hanya satu
hipotesis yang dapat diterima, yaitu hipotesis yang didukung oleh fakta-fakta
empirik. Terkait dengan penjelasan tersebut,oleh karena itu sering kali metode
ilmiah dikenal sebagai proses logika-hipotetiko-verivikatif, yang
merupakan perkawinan antara deduksi dan deduksi. Meminjam kalimat Jujun
Suriasumantri secara sederhana metode ilmiah dapat digambarkan dalam kalimat
sederhana sebagai berikut “jelaskan pada saya lalu berikan buktinya”
Masih menurut Jujun Suriasumantri kerangka berpikir ilmiah logika-hipotetiko-verivikatif
pada dasarnya terdiri dari langkah-langkah sebagai berikutPerumusas masalah, yang merupakan pertanyaan mengenai objek
empirisme yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan faktor-faktor
yang terkait didalamnya.
A. Penyusunan keragka berpikir dalam
pengajuan hipotesis yang merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yangt
mungkin terdapat antar faktor yang saling terkait dan membentuk konstelasi
permasalahan. Kerangka berpikir disusun secara rasional berdasar premis-premis
ilmiah yang telah teruji kebenarannya dengan memperhatikan faktor empirik yang
relevan dengan permasalahan.
B.
Perumusan
hipotesis yang merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan
yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang
dikembangkan.
C.
Pengujian
hipotesis yang merupakan pengumpulan fakta-fakta relevan dengan hipotesis
yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung
hipotesis tersebut atau tidak.
D. Penarikan kesimpulan, merupakan
penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan iti ditolak atau diterima, sekiranya
dalam proses pengujian terdapat fakta yang cukup mendukung hipotesis maka
hipotesis itu diterima, begitu sebaliknya. Hipotesis yang diterima kemudian
dianggap menjadi bagian dari pengetahuan ilmiah sebab telah memenuhi
persyaratan keilmuan.
Metode ilmiah didasari oleh sikap
ilmiah. Sikap ilmiah semestinya dimiliki oleh setiap penelitian dan ilmuwan.
Menurut Cecep Sumarna (2008 : 169) sikap ilmiah adalah bagian
terpenting dari prosedur berpikir ilmiah. Adapun sikap
ilmiah yang dimaksud meliputi 6 karkteristik adalah :
1. Rasa
ingin tahu
2. Spekulatip
(sikap ilmiah yang diperlukan untuk mengajukan hipotesis-hipotesis)
3. Objektip
(sesuai fakta yang ada,dan tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadi)
4. Keterbukaan
(kesediaan untuk mempertimbangkan masukan yang relevan)
5. Kesediaan
untuk menunda penilaian
6. Tentative
(tidak bersipat dogmatis terhadap hipotesis maupun simpulan)
Penelitian / Riset
Salah satu hal
yang penting dalam dunia ilmu adalah penelitian (research). Research berasal dari kata re yang berarti kembali dan search yang berarti mencari, sehingga
research atau penelitian dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk
mengembangkan dan mengkaji kebenaran suatu pengetahuan.
Walter R.
Borg and Merith D. Gall, menyebutkan ada tujuh langkah yang harua ditempuh
seorang peneliti yaitu :
1) Recognition
of the problem (menyusun sesuatu yang disebut sebagai masalah)
2) Development of the problemin clear, specific
term ( melakukan perumusan masalah kedalam bentuk yang oprasional )
3) Development of hypotheses ( menyusun
hipotesis / dugaan sementara )
4)
Development
of techniques ang measuring instrument that will provide objective date
pertinent to the hypotheses ( menetapkan teknik dan menyusun instrument
penelitian)
5)
Collection
of date ( mengumpulkan data yang diperlukan )
6)
Analysis
of date ( melakukan analisis terhadap data yang terkumpul )
7)
Drawing
conclusion relative to the hyphoteses base upon the date (menggambarkan
kesimpulan yang berhasil dipecahkan dari masalah yang diangkat dengan metode
yang digunakan )
Penelitian
merupakan suatu aktivitas menyelesaikan sesuatu yang dianggap sebagai masalah.
Penelitian bertujuan untuk menjawab persoalan yang signitifkan melalui
prosedur-prosedur ilmiah. Dalam melaksanakan penelitian para ilmuwan mempunyai
dua aspek, yaitu aspek individual dan social (Cecep Sumarna, 2008)
a.
Aspek individual mengacu pada ilmu sebagai
aktivitas ilmuwan. Seorang dianggap telah menjadi ilmuwan karena telah melewati
pengalaman, penelitian dan kesempatan dalam mengembangkan kemampuan dan
keterampilan diri yang mengkondisikan caranya melakukan riset ilmiah dan
menjadi spesialis ilmiah.
b.
Aspek sosial mengacu pada ilmu sebagai aktivitas
suatu komunitas ilmiah dan kumpulan para ilmuwan. Komunitas ini berinteraksi
dengan intitusi-intitusi lain dalam masyarakat. Selera dan minat msyarakat pada
gilirannya mempengaruhi kuantitas, kualitas dan jenis-jenis kegiatan ilmiah
yang dilakukan komunitas ilmuwan. Komunitas ini kemudian berperan dalam
menentukan teori-teori lama yang mungkin masih dapt dipertahankan, dan
teori-teori baru yang mungkin dapat diterima ataupun ditolak.
Penutup
Metode
berpikir ilmiah muncul karena reaksi dari tantangan yang dihadapi manusia.
Untuk itu diperlukan metode yang tidak statis yang dapat memecahkan berbagai
persoalan yang dihadapinya untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Melalui
metode berpikir ilmiah kita dapat memperoleh kebenaran ilmiah yang relatif
namun sesuai dengan prosedur umum keilmuan.
DAFTAR PUSTAKA
An-
Nabhani,Taqiyuddin. 2004. At-Tafkir. Bogor : Pustaka Thariqul Izzah.
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta : Balai
Pustaka.
Nashrudin,A.
2008. “Apakah yang dimaksud dengan Metode
Ilmiah”:http://dossuwanda.wordpress.com/2008/03/29/apakah yang dimaksud
dengan metode ilmiah/
Kebung,Konrad.
2008. Filsafat itu indah.Jakarta :
Prestasi Pustaka
Sumantri,Jujun.
2001 Filsafat ilmu : Sebuah pengantar
populer.Jakarta : Sinar Harapan. 2001.
Ssmarna,Cecep.
2008. Filsafat Ilmu. Bandung : Mulia
Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar