Sabtu, 20 Juli 2013

PROFESIONALISME KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH



BAB II
PEMBAHASAN

PROFESIONALISME KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

A.           Membangun Karakter
Tanggung  jawab  pendidik dalam lembaga pendidikan yang paling utama adalah membangun karakter peserta didik.  Karakter lebih penting dari intelektualitas, karena stabilitas kehidupan ditentukan oleh karakter. Karakter  membuat seseorang  mampu bertahan, memiliki stamina untuk tetap berjuang dan sanggup mengatasi nasib kehidupannya secaara bermakna. Kelemahan bangsa indonesia dalam pandangan Muchtar Lubis dalam bukunya Manusia indonesia adalah karena karakternya, yaitu bangsa yang berkarakter meremehkan mutu, suka menerabas, tidak percaya diri sendiri, tidak berdisiplin, mengabaikan tanggung jawab, hipokrit, lemah  kreativitas, etos kerja buruk, suka feodalisme dan tak punya malu.[1]

Pendidikan karakter dewasa ini digalakaan oleh pemerintah sesuai dengan perundang-undangan RI No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Jangka Panjang Nasional 2005-2025 dinyatakan sebagai berikut :
1.             Terwujudnya karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlaq mulia dan bermoral berdasarkan falsafah Pancasila yang dicirikan dengan watak dan perilaku manusia dan masyarakat Indonesia yang berbudi luhur, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis dan berorientas ipolitik.
2.             Makin mantapnya budaya bangsa yang tercermin dalam meningkatkan peradaban, harkat, dan martabat manusia Indonesia dan menguatnya jati diri dan kepribadian bangsa.[2]

Demikian pula dalam Undang-Undang Sikdiknas No. 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa lulusan dalam setiap lembaga pendidikan agar terwujudnya peserta didik yang berakhlak mulia.[3] Berkenan ddengan hal iitu, maka pemerintah telah mengeluarkan Inpres No. 1 2010 yang intinya agar lembaga pendidikan mampu membentuk karakter bangsa dan dikuatkan pula oleh arahan persiden RI tanggal 11 Mei 2010 agar lingkungan sekolah menanamkan karakter building dengan sebaik-baiknnya, dan untuk itu kementrian Pendidikan dan Kebudayaan juga telah membuat grand dsign tentang pendidikan berkarakter.
Memang tanggung jawab pendidikan tidak hanya diletakan di atas pundak sekolah, tetapi juga adalah kewajiban orang tua, pemerintah, pemuka masyarakat, pemuka agama dan bahkan menjadi tanggung jawab bewrsama masyarakat dunia.
 Kewajiban Orang Tua pendidikan jasmani  kepada anak tidak hanya memberi makan dan pakaian, akan tetapi makanan dan pakaian tersebut mengandung kreteria halal.
Pakaian yang haram, maka nantinya darah dan dagingnya menjadi haram, mulut dan hidungnya menjadi haram, tangan dan kakinya menjadi haram, bahkan kediriannya menjadi haram dan kecondongan hidupnya mengarah kepada hal-hal yang haram, walaupun jalan menuju halal sangat lapang.
Pendidikan akal sangat penting dalam islam, karena yang membedakan manusia dan makhluk lainnya adalah manusia diberi akal, untuk itu dalam al-qur’an ditemukan ayat-ayat yang mendorong manusia agar mampu menggunakan akalnya.
Al-qur’an mengetengahkan ayat-ayat kauniyah dengan maksud :
1.             Agar manusia mempelajari alam dan mencari metodenya
2.             Agar manusia menggunakan akal dan tidak bertaqlid
3.             Agar manusia lebih kuat lagi imannya dan mempelajari ciptaan-Nya
4.             Menunjukan kepada manusia bahwa al-qur’an itu merupakan cahaya, petunjuk dan rahmat bagi alam semesta
5.             Menunjukan bahwa islam adalah agama yang penuh rahmat dan keutamaan.
Kutipan diatas menunjukan bahwa pendidikan islam memberikan perhatian yang besar terhadap pengembangan akal manusia, hal tersebut dinyatakan Jauhar al-Thantawi dengan membandingkan antara ayat-ayat keilmuan. Ayat yang berkaitan dengan keilmuan mencapai 570 ayat, sedangkan ayat-ayat fiqih 500 ayat. Ini menunjukan bahwa al-qur’an sangat mendorong umatnya untuk mengembangkan fikir dan ilmu.[4]
Islam tidak hanya mengajak umatnya berbicara dengan indra (jasmani) dan akal tetapi juga dengan ruhani atau hati. Dalam hal ini Ahmad Tafsir menunjukan sebagai berikut :
Paradigma pembelajaran juga dapat diupayakan dengan mengembangkan potensi hati disamping indrawi dan akal. Tuhan adalah salah satu objek pembelajaran tidak dapat diketahui oleh indra, tidak juga dengan akal. Tuhan itu abstrak supralogis atau ghaib. Objek-objek pengetahuan yang berada dialam ghaib hanya mungkin diketahui oleh hati.[5]
Dengan demikian membangun karakter mencerminkan model pendidikan Holistik, yaitu pendidikan yang memadukan, hati, akal dan panca indra, yang kesemuanya telah dianugrahkan Allah SWT, sebagaimana dinyatakan Al-Qur’an surat Al - Ahzab 26.
tAtRr&ur tûïÏ%©!$# Oèdrãyg»sß ô`ÏiB È@÷dr& É=»tGÅ3ø9$# `ÏB öNÎgŠÏ¹$uŠ|¹ t$xs%ur Îû ãNÎgÎ/qè=è% |=ôã9$# $Z)ƒÌsù šcqè=çGø)s? šcrçŽÅ ù's?ur $Z)ƒÌsù ÇËÏÈ
26.  Dan dia menurunkan orang-orang ahli Kitab (Bani Quraizhah) yang membantu golongan-golongan yang bersekutu dari benteng-benteng mereka, dan dia memesukkan rasa takut ke dalam hati mereka. sebahagian mereka kamu bunuh dan sebahagian yang lain kamu tawan[1210].

[1210]  sesudah golongan-golongan yang bersekutu itu kocar-kacir, Maka Allah memerintahkan nabi untuk menghancurkan Bani Quraizhah (ahli Kitab) dan menghalau mereka dari benteng-benteng mereka. Kemudian seluruh laki-laki yang ikut berperang dibunuh, perempuan dan anak-anak ditawan.
Abdurrahman bin Nashir Al-sa’di menjelaskan dalam tafsir al-kiram al-Rahman fi Tafsir Kalam al-manan sebagai berikut :
Bahwa Allah SWT telah menegakan bangsa-bangsa terdahulu seperti Ad dll, mereksa memberoleh nasib kehidupan yang baik, mampu membangun segala sesuatu yang dapat menopang kesejahteraan hidupnya. Namun, mereka tidak mampu membangun karakternya dengan baik dengan menginjak-injak pranata kehidupan (permisif) hilangnya budaya kejujuran dan ketaatan kepada rasul sehingga mereka dibinasakan dengan berbagai siksaan dan azab dari Allah SWT.[6]
Demikian pula Al-Qur’an memberikan peringatan yang keras kepada pemimpin bangsa yang tidak mampu menselaraskan hati, akal dan perilaku masyarakat melalui pendidikan yang terbaik bagi mereka, maka pastilah akan terjadi bencana dan kerusakan dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini seperti terlihat dari firman Allah SWT dalam surat Ar Ruum ayat 41 sebagai berikut :
tygsß ßŠ$|¡xÿø9$# Îû ÎhŽy9ø9$# ̍óst7ø9$#ur $yJÎ/ ôMt6|¡x. Ï÷ƒr& Ĩ$¨Z9$# Nßgs)ƒÉãÏ9 uÙ÷èt/ Ï%©!$# (#qè=ÏHxå öNßg¯=yès9 tbqãèÅ_ötƒ ÇÍÊÈ
41.   Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Inti dari kepemimpinan adalah keteladanan. Hal ini dibuktikan dalam rentang sejarah Muhammadiyah sejak kelahirannya sehingga sekarang adalah ketokohan mereka yang dihormati dan diikuti karena pribadinya yang mulia.
Hal-hal yang perlu diperhatikan seperti berikut:[7]
1.             Seorang pemimpin bekerja dan beramal karena kecintaannya, rasa kewajiban, sunyi dari pada harapan dipuji akan mendapat penghormatan atau kedudukan dan sebagianya. Sifat pemimpin pertama kali yang primer ialah taat.
2.             Seorang pemimpin adalah orang yang terhormat, sepi dari pada sifat sombong. Dimanapun ia berada, meskipun bergaul dengan yang lebih rendah kedudukannya dalam masyarakat, tetaplah ia menunjukkan riang gembiranya. Seorang pemimpin mempunyai sifat keras (streng), tetapi diimbangi dengan sifat keadilannya dan selalu dalam keadaan susana diri yang tidak berubah. Teguh memang janji, terutama tahu kepada waktu. Kekurangan dalam pertanggungjawaban, kurang menghargai waktu (janji) dan selalu bekerja setengah-setengah, akanmenemui kehampaan dalam usahanya.
3.             Memimpin adalah berbakti atau mengabdikan diri. Memimpin berarti bertekad menyerahkan hidupnya atau sebagaian dari hidupnya untuk kepentingan yang dipimpin. Memimpin berarti mencintai yang dipimpin, konsenkuensinya tak mengharapkan supaya dapat menikmati hasil usaha; melainkan ada keyakinan, bahwa Tuhan tiada akanmenyia-nyiakan usahanya dikemudian hari.
4.             Memimpin bukan mencari populeritas, mengahrapkan sambutan tepukan tangan dengan riuhnya. Memimpin bukannya memaksakan atau membujuk-bujuk supaya menyanjung-nyanjung. Pemimpin yang baik tidak perlu mesti merupakan seorang yang populer, ternama. Memimpin berjalan karena dorongan dari rasa akan berbakti kepada Tuhan (agama), sesama hidup, tanah air; jauh karena dorongan dari kepentingan diri sendiri.
5.             Dalamkita memimpin, alat yang mula-mula kita pakai ailah adanya keadaan diri kita sendiri. Kemudian dengan apa yang kita perbuat. Akhirnya dengan apa yang kita katakan atau apa yangkita perlihatkan. Banyak berjanji (mudah menjanjikan sesuatu), terlalu banyak mengharapkan dari orang lain, hendaknya kita hindarkan. Sebaliknya mintalah sebnyak mungkin dari diri kita sendiri.
6.             Mempimpin tidaklah berarti harus selalu berhadapan dengan suatu kelompok atau rombongan. Pada hakekatnya pimpinan hendaknya merupakan hal yang bersifat perseorangan, artinya meimpin itu mengenal betul-betul kepada keadaan diri masing-masing dari anak buahnya. Memimpin tidaklah berarti minta diikuti selalu apa yang menjadi pandangan, melainkan hendaknya dapat menemukan hal-hal yang pelik-pelik yang terpendam dalam jiwa anak buahnya, selanjutnya dapat memimpinnya supaya dapat tumbuh berkembang menurut jalan yang baik.
7.             Memimpin perlu disertai dengan pandangan yang luas, hati tabah, dapat memahami kepada kesukaran-kesukaran yang timbul dari lubuk jiwa dan rasa keragu-raguan dari yang dipimpin.

B.            Rumusan Masalah
1.             bagaimana gambaran profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah ?
2.             bagaimana tugas yang dijalankan oleh kepala sekolah ?
3.             Bagaimana  memahami peran kepala sekolah ?
4.             Bagaimana mengaetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam merealisasikan keprofesionalan kepala sekolah ?
5.             Bagaimana  mengetahui dan memahami upaya pemecahan dalam merealisasikan peningkatan profesionalisme kepala sekolah ?

C.           Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah dalam penelitian ini adalah:
1.             Untuk mengetahui bagaimana gambaran profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah
2.             Untuk mengetahui bagaimana tugas yang dijalankan oleh kepala sekolah
3.             Untuk memahami peran kepala sekolah
4.             Untuk mengaetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam merealisasikan keprofesionalan kepala sekolah
5.             Untuk mengetahui dan memahami upaya pemecahan dalam merealisasikan peningkatan profesionalisme kepala sekolah.

D.           Manfaat Penelitian
1.             Dapat mengetahui bagaimana gambaran profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah
2.             Dapat mengetahui bagaimana tugas yang dijalanka oleh kepala sekolah
3.             Dapat memahami peran kepala sekolah
4.             Dapat mengaetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam merealisasikan keprofesionalan kepala sekolah
5.             Dapat mengetahui dan memahami upaya pemecahan dalam merealisasikan peningkatan profesionalisme kepala sekolah.
Paradigma baru manajemen pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas secara efektif dan efisien, perlu didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Dalam hal ini, pengembangan SDM merupakan proses peningkatan kemampuan manusia agar mampu melakukan pilihan-pilahan. Proses pengembangan SDM tersebut harus menyentuh berbagai bidang kehidupan yang tercermin dalam pribadi pimpinan, termasuk pemimpin pendidikan, seperti kepala sekolah.
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun 1990 bahwa: “Kepala sekolah bertanggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pememliharaan sarana dan prasarana”.
Berdasarkan uraian di atas penyusun sangat tertarik untuk membahas profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah. Untuk mempermudah dalam pemahaman pemabahasan ini, berikut penyusun sajikan kerangka teoritisnya.


E.            Pengertian Profesionalisme, Kepemimpinan, dan Kepala Sekolah
1.             Profesionalisme
Kusnandar (2007:46) mengemukakan bahwa “Profesionalisme adalah kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan yang berkaitan dengan mata pencaharian seseorang”. Selanjutnya Profesionalisme menurut Mohamad Surya (2007:214) adalah: Sebutan yang mengacu pada sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota asuatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionlanya. Jadi dapat disimpulkan bahwa profesionalisme adalah suatu bentuk komitmen para anggota suatu profesi untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya yang bertujuan agar kualitas keprofesionalannya dapat tercapai secara berkesinambungan.[8]

2.             Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu organisai karena sebagian besar keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh kepemimpinan dalam organisasi tersebut. Pentingnya kepemimipinan seperti yang dikemukakan oleh James M. Black pada Manajemem: a Guide to Executive Command dalam Sadili Samsudin (2006:287) yang dimaksud dengan “Kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan dan menggerakkan orang lain agar mau bekerja sama di bawah kepemimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mempangaruhi orang lain untuk mau bekerja sama agar mau melakukan tindakan dan perbuatan dalam mencapai tujuan bersama.

3.             Kepala Sekolah
Kepala sekolah bersal dari dua kata yaitu “Kepala” dan “Sekolah” kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedang sekolah adalah sebuah lembaga di mana menjadi tempat menerima dan memberi pelejaran. Jadi secara umum kepala sekolah dapat diartikan pemimpin sekolah atau suatu lembaga di mana temapat menerima dan memberi pelajaran. Wahjosumidjo (2002:83) mengartikan bahwa: “Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Sementara Rahman dkk (2006:106) mengungkapkan bahwa “Kepala sekolah adalah seorang guru (jabatan fungsional) yang diangkat untuk menduduki jabatan structural (kepala sekolah) di sekolah”.[9]
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah sorang guru yang mempunyai kemampuan untuk memimpin segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama.

F.            Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu kepala sekolah harus mengetahui tugas-tugas yang harus ia laksankan. Adapun tugas-tugas dari kepala sekolah seperti yang dikemukakan Wahjosumidjo (2002:97) adalah:
1.             Kepala sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain.
Kepala sekolah berperilaku sebagai saluran komunikasi di lingkungan sekolah.[10]
·                Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan. Kepala sekola bertindak dan bertanggungjawab atas segala tindakan yang dilakukan oleh bawahan. Perbuatan yang dilakukan oleh para guru, siswa, staff, dan orang tua siswa tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab kepala sekolah[11]
·                Dengan waktu dan sumber yang terbatas seorang kepala sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan.Dengan segala keterbatasan, seorang kepala sekolah harus dapat mengatur pemberian tugas secara cepat serta dapat memprioritaskan bila terjadi konflik antara kepentingan bawahan dengan kepentingan sekolah.
·                Kepala sekolah harus berfikir secara analitik dan konsepsional. Kepala sekolah harus dapat memecahkan persoalan melalui satu analisis, kemudian menyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang feasible. Serta harus dapat melihatsetiap tugas sebagai satu keseluruhan yang saling berkaitan.
·                Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah. Dalam lingkungan sekolah sebagai suatu organisasi di dalamnya terdiri dari manusia yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda yang bisa menimbulkan konflik untuk itu kepala sekolah harus jadi penengah dalam konflik tersebut.
·                Kepala sekolah adalah seorang politisi. Kepala sekolah harus dapat membangun hubungan kerja sama melalui pendekatan persuasi dan kesepakatan (compromise). Peran politis kepala sekolah dapat berkembang secara efektif, apabila: (1) dapat dikembangkan prinsip jaringan saling pengertian terhadap kewajiban masing-masing, (2) terbentuknya aliasi atau koalisi, seperti organisasi profesi, OSIS, BP3, dan sebagainya; (3) terciptanya kerjasama (cooperation) dengan berbagai pihak, sehingga aneka macam aktivitas dapat dilaksanakan.
·                Kepala sekolah adalah seorang diplomat. Dalam berbagai macam pertemuan kepala sekolah adalah wakil resmi sekolah yang dipimpinnya.
·                Kepala sekolah mengambil keputusan-keputusan sulit. Tidak ada satu organisasi pun yang berjalan mulus tanpa problem. Demikian pula sekolah sebagai suatu organisasi tidak luput dari persoalan dn kesulitan-kesulitan. Dan apabila terjadi kesulitan-kesulitan kepala sekolah diharapkan berperan sebagai orang yang dapat menyelesaikan persoalan yang sulit tersebut.

Dalam menjalankan kepemimpinannya, selain harus tahu dan paham tugasnya sebagai pemimpin, yang tak kalah penting dari itu semua seyogyanya kepala sekolah memahami dan mengatahui perannya. Adapun peran-peran kepala sekolah yang menjalankan peranannya sebagai manajer seperti yang diungkapkan oleh Wahjosumidjo (2002:90) adalah: (a)Peranan hubungan antar perseorangan; (b) Peranan informasional; (c) Sebagai pengambil keputusan.[12]
Dari tiga peranan kepala sekolah sebagai manajer tersebut, dapat penulis uraikan sebagai berikut:[13]
a.             Peranan hubungan antar perseorangan
·                Figurehead, figurehead berarti lambang dengan pengertian sebagai kepala sekolah sebagai lambang sekolah.
·                Kepemimpinan (Leadership). Kepala sekolah adalah pemimpin untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah sehingga dapat melahirkan etos kerja dan peoduktivitas yang tinggi untuk mencapai tujuan.
·                Penghubung (liasion). Kepala sekolah menjadi penghubung antara kepentingan kepala sekolah dengan kepentingan lingkungan di luar sekolah. Sedangkan secara internal kepala sekolah menjadi perantara antara guru, staf dan siswa.

b.             Peranan informasional[14]
·                Sebagai monitor. Kepala sekolah selalu mengadakan pengamatan terhadap lingkungan karena kemungkinan adanya informasi-informasi yang berpengaruh terhadap sekolah.
·                Sebagai disseminator. Kepala sekolah bertanggungjawab untuk menyebarluaskan dan memabagi-bagi informasi kepada para guru, staf, dan orang tua murid.
·                Spokesman. Kepala sekolah menyabarkan informasi kepada lingkungan di luar yang dianggap perlu.

c.             Sebagai pengambil keputusan[15]
·                Enterpreneur. Kepala sekolah selalu berusaha memperbaiki penampilan sekolah melalui berbagai macam pemikiran program-program yang baru serta malakukan survey untuk mempelajari berbagai persoalan yang timbul di lingkungan sekolah.
·                Orang yang memperhatikan gangguan (Disturbance handler). Kepala sekolah harus mampu mengantisipasi gangguan yang timbul dengan memperhatikan situasi dan ketepatan keputusan yang diambil.
·                Orang yang menyediakan segala sumber (A Resource Allocater). Kepala sekolah bertanggungjawab untuk menentukan dan meneliti siapa yang akan memperoleh atau menerima sumber-sumber yang disediakan dan dibagikan.
·                A negotiator roles. Kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan musyawarah dengan pihak luar dalam memnuhi kebutuhan sekolah.

Seperti halnya diungkapkan di muka, banyak faktor penghambat tercapainya kualitas keprofesionalan kepemimpinan kepala sekolah seperti proses pengangkatannya tidak trasnparan, rendahnya mental kepala sekolah yang ditandai dengan kurangnya motivasi dan semangat serta kurangnya disiplin dalam melakukan tugas, dan seringnya datang terlambat, wawasan kepala sekolah yang masih sempit , serta banyak faktor penghambat lainnya yang menghambat tumbuhnya kepala sekolah yang professional untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Ini mengimplikasikan rendahnya produktivitas kerja kepala sekolah yang berimplikasi juga pada mutu (input, proses, dan output) Berdasarkan masalah-masalah tersebut, adapun pemecahannya adalah:[16]
1.             Pembinaan kemampuan profesional kepala sekolah
Wadah-wadah yang telah dikembangkan dalam pembinaan kemampuan profesional kepala sekolah adalah musyawarah kepala sekolah (MKS) , kelompok kerja kepala sekolah (KKKS), pusat kegiatan kepala sekolah (PKKS). Disamping itu peningkatan dapat dilakukan melalui pendidikan, dengan program sarjana atau pasca sarjana bagi para kepala sekolah sesuai dengan bidang kehaliannya, sehingga tidak terlepas dari koridor disiplin ilmu masing-masing.

2.             Revitalisasi MGMP dan MKKS di sekolah
Melalui MGMP dan MKKS dapat dipikirkan bagaimana menyiasati kurikulum yang padat dan mencari alternatif pembelajaran yang tepat serta menemukan berbagai variasi metoda dan variasi media untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dengan mengefektifkan MGMP dan MKKS semua kesulitan dan permasalahan yang dihadapi oleh guru dan kepala sekolah dalam kegiatan pendidikan dapat dipecahkan, dan diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.[17]
3.             Peningkatan disiplin
Dalam menumbuhkan kepala sekolah profesional dalam paradigma baru manajemen pandidikan di sekolah diperlukan adanya peningkatan disiplin untuk menciptakan iklim sekolah yang lebih kondusif dan dapat memotivasi kerja, serta menciptakan budaya kerja dan budaya disiplin para tenaga kependidikan dalam melakukan tugasnya di sekolah.[18]
4.             Pembentukan kelompok diskusi profesi
Kelompok diskusi profesi dapat dibentuk untuk mengatasi tenaga kependidikan yang kurang semangat dalam melakukan tugas-tugas kependidikan di sekolah yang melibatkan pengawas sekolah, komite sekolah atau orang lain yang ahli dalam memecahkan masalah yang dihadapi kepala sekolah dan tenaga kependidikan.
5.             Peningkatan layanan perpustakaan dan penambahan koleksi
Salah satu sarana peningkatan profesionalisme kepala sekolah adalah tersedianya buku yang dapat menunjang kegiatan sekolah dalam mendorong visi menjadi aksi. Karena akan sangat sulit dapat mengembangkan dan meningkatkan profesionalisme kepala sekolah jika tidak ditunjangkan oleh sumber belajar yang memadai.

G.           Analisis
Melalui strategi perbaikan mutu inilah diharapkan dapat mengatasi masalah rendahnya pendidikan mutu pendidikan yang mengoptimalkan segala sumber daya yang terdapat di sekolah.
Upaya peningkatan profesionalisme kepala sekolah merupakan proses keseluruhan dan organisasi sekolah serta harus dilakukan secara berkesinambungan karena peubahan yang terjadi selalu dinamis serta tidak bisa diprediksi sehingga kepala sekolah maupun tenaga kependidikan harus selalu siap dihadapkan pada kondisi perubahan. Ada istilah seorang tenaga pendidik yang tadinya professional belum tentu akan terus professional bergitupun sebaliknya, tenaga kependidikan yang tadinya tidak professional belum tentu akan selamanya tidak professional. Dari pernyataan itu jelas kalau perubahan akan selalu terjadi dan menuntut adanya penyasuaian sehingga kita dapat mengatasi perubahan tersebut dengan penuh persiapan.
Dalam upaya peningkatan mutu sekolah dan profesionalisme kepala sekolah harus ada pihak yang berperan dalam peningkatan mutu tersebut. Dan yang berperan dalam peningkatan profesionalisme kepala sekolah adalah pengawas sekolah yang juga merupakan pemimpin pendidikan yang bersama-sama kepala sekolah memiliki tanggung jawab terhadap perkembangan sekolah.
Upaya peningkatan keprofesionalan kepala sekolah tidak akan terwujud begitu tanpa adanya motivasi dan adanya kesadaran dalam diri kepala sekolah tersebut serta semangat mengabdi yang akan melahirkan visi kelembagaan maupun kemampuan konsepsional yang jelas. Dan ini merupakan faktor yang paling penting sebab tanapa adanya kesadaran dan motivasi semangat mengabdi inilah semua usaha yang dilakukan untuk meningkatkan keprofesionalannya hasilnya tidak akan maksimal dan perealisasiannyapun tidak akan optimal. Berdasarkan hal itu kepala sekolah harus memiliki.

BAB III
HASIL ANGKET DAN WAWANCARA

ANGKET GURU SEJAWAT
PETUNJUK
1.
Tulislah identitas responden dengan benar (identitas responden rahasia peneliti) !
2.
Berikan jawaban dengan sejujur-jujurnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun !
3.
Pilihlah salah satu skala yang paling tepat dengan memberikan tanda cheklis (√) pada kotak skala yang telah tersedia !

IDENTITAS RESPONDEN:
Nama Responden (Guru)         : ..........................................................................................................
Status/Golongan/Jabatan          : ..........................................................................................................
Unit kerja                                  : ..........................................................................................................
Masa Kerja                               : ..........................................................................................................
Sertifikasi                                 : Sudah/Belum *)                                                            *) coret yang tidak sesuai
Alamat rumah                           : .........................................................................................................
                                                  : ..........................................................................................................
No.
Aspek Pembinaan Profesionalitas
Skala
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Pernah
Tidak Pernah
1.
Menanamkan nilai-nilai agama, perjuangan dan pengorbanan diantara sesama rekan guru dalam lingkungan sekolah/madrasah (keteladanan)





2.
Menunjukkan ekspresi moral dan intelektual yang dapat dijadikan panutan sesama rekan guru (keteladanan)





3.
Saling bertukar pikiran tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman, pengembangan pengetahuan umum maupun pengetahuan profesi dan berinteraksi dengan baik menuju kemajuan pekerjaan dan sekolah/madarasah (inspiratif)





4.
Memunculkan motivasi sesama rekan guru untuk meningkatkan kualitas pribadinya sesuai dengan bidang keahlian (Motivator)





5.
Saling berupaya untuk membangkitkan spirit, etos kerja, dan potensi anak didik (motivator)





6.
Mengadakan penemuan-penemuan ilmiah yang dihadiri oleh para guru untuk melakukan penelitian-penelitian pengembangan pendidikan. (dinamisator)





7.
Sebagai upaya evaluasi kinerja untuk perbaikan, rekan guru melakukan komunikasi perubahan paradigma dalam proses pembelajaran (evaluator)





8.
Adanya sertifikasi sebagai sebuah sarana bagi guru untuk meningkatkan profesionalitas, sesama rekan guru saling membantu terkait dengan hal-hal yang menjadi penunjang sertifikasi tersebut (fasilitator)





9.
Rekan guru menjadi lokomotif untuk menacapai sebuah tujuan dengan kecepatan, kecerdasan, dan kearifan yang tinggi. (dinamisator)





10.
Sesama rekan guru memberikan penghargaan (respect) terhadap peningkatan kesejahteraan guru yang nyata dan porposional, sebab untuk mencapai profesionalisme, jaminan kesejahteraan bagi para guru merupakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan. (afirmatif)






1.             Menanamkan nilai-nilai agama, perjuangan dan pengorbanan diantara sesama rekan guru dalam lingkungan sekolah/madrasah (keteladanan)
Tugas itu tidak akan dapat dilaksanakan jika pada diri guru itu sendiri mempunyai pandangan bahwa tugasnya adalah hanya menyampaikan materi pelajaran saja. Padahal bangsa kita saat ini membutuhkan generasi-generasi yang mempunyai kecerdasan, kecakapan serta akhlaq yang baik bukan generasi- generasi yang pandai menyanyi, pandai melawak atau pandai berakting seperti yang sering ditampilkan oleh media elektornik kita yang berlomba- lomba mengadakan audisi menjadi penyanyi atau audisi- audisi yang lain. (Syaiful bahri. 2000:36) mengatakan guru yang merupakan elemen terpenting dalam proses pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional haruslah mempunyai tekad yang memang benar-benar muncul dari dalam hatinya untuk menjadikan anak-anak bangsa menjadi pemuda-pemuda yang berkualitas baik akhlaq, kecakapan, maupun ketrampilan. Peranan diatas akan dapat dijalankan dengan baik manakala seorang guru tidak hanya menganggap bahwa menjadi guru hanyalah suatu pekerjaan layaknya pekerjaan-pekerjaan yang ada disekitarnya, akan tetapi ia merupakan pekerjaan yang didasari atas penggilan hati nurani yang didalamnya dituntut suatu pengabdian kepada anak didik (Syaiful Bahri. 2000:2). Profesi guru adalah merupakan profesi yang sangat mulia dan orang yang mengambil profesi ini adalah termasuk orang yang beruntung karena mereka melepaskan belenggu kebodohan, mencerdaskan manusia, menciptakan manusia berakhlaq, berbudi, beriman, bertaqwa, menggunakan fikiran, perasaan, dan melatihkan keterampilan manusia. (Martinis Yamin. 2006). Allah swt juga berfirman dalam surat (Ali Imran : 104) " Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaijkan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang. Guru yang kata masyarakat adalah sosok yang digugu dan ditiru sebagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara, " Tut wuri Handayani, ing ngarso sung tulodo, ing madya mengun karso ", (Tidak cukup dengan menguasai materi pelajaran akan tetapi mengayomi murid, menjadi contoh atau teladan bagi murid serta selalu mendorong murid untuk lebih baik dan maju) pada hakikatnya tidak hanya mengajarkan materi yang menjadi tanggung jawabnya ketika anak didik berada di sekolah namun dibalik tugas guru
2.             Menunjukkan ekspresi moral dan intelektual yang dapat dijadikan panutan sesama rekan guru (keteladanan)
Yang tidak kalah penting, guru yang berada di garda depan dalam dunia pendidikan hendaknya mampu menjadi figur keteladanan spiritual di hadapan peserta didik. Guru hendaknya juga mampu “menanggalkan” jiwa yang kasar dalam mendidik. Sikap pendidik harus demokratis, lebih “conscientious“, lebih mawas diri, yang otomatis akan menular ke jiwa anak didik.
3.             Saling bertukar pikiran tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman, pengembangan pengetahuan umum maupun pengetahuan profesi dan berinteraksi dengan baik menuju kemajuan pekerjaan dan sekolah/madarasah (inspiratif)
Kapan seorang guru dikatakan guru yang inspiratif? Menurut buku Aplikasi Ilmu Psikologi Positif: Guru inspiratif adalah guru yang memberikan stimulasi mental kepada murid - muridnya Dimana diharapkan dari stimulasi mental yang diberikan kepada siswa akan memberikan dampak yang lebih kuat terhadap pemahaman murid/siswa, karena semakin banyaknya emosi positif yang dirasakan oleh siswa pada saat belajar maka penguasaan materi pembelajaran akan semaikin baik.
Bagaimana Caranya Menjadi Guru yang Inspiratif? Berdasarkan sumber buku yang saya baca untuk menjadi guru yang inspiratif salah satunya adalah dengan mengajar menggunakan PAIKEM (Pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif dan Menyenangkan), Karena dengan mengajar menggunakan PAIKEM dapat menginspirasi murid untuk berpikir, sehingga rasa ingin tahu siswa berkembang, dan perubahan yang terjadi pada diri anak ke arah yang lebih baik akan lebih mudah terjadi.

4.             Memunculkan motivasi sesama rekan guru untuk meningkatkan kualitas pribadinya sesuai dengan bidang keahlian (Motivator)
Sebagai seorang siswa rasa lelah, jenuh dan beberapa alasan lain bisa muncul setiap saat.    Disinilah unsur guru sangat penting dalam memberikan motivasi, mendorong dan memberikan respon positif guna membangkitkan kembali semangat siswa yang mulai menurun.    Guru seolah sebagai alat pembangkit motivasi (motivator) bagi peserta didiknya, yaitu :
·                Bersikap terbuka, artinya bahwa seorang guru harus dapat mendorong siswanya agar berani mengungkapkan pendapat dan menanggapinya dengan positif.    Guru juga harus bisa menerima segala kekurangan dan kelebihan tiap siswanya.    Dalam batas tertentu, guru berusaha memahami kemungkinan terdapatnya masalah pribadi dari siswa, yakni dengan menunjukkan perhatian terhadap permasalahan yang dihadapi siswa, dan menunjukkan sikap ramah serta penuh pengertian terhadap siswa.
·                Membantu siswa agar mampu memahami dan memanfaatkan potensi yang ada pada dirinya secara optimal.    Maksudnya bahwa dalam proses penemuan bakat terkadang tidak secepat yang dibayangkan.    Harus disesuaikan dengan karakter bawaan setiap siswa. Bakat diibaratkan seperti tanaman.     Karena dalam mengembangkan bakat siswa diperlukan “pupuk” layaknya tanaman yang harus dirawat dengan telaten, sabar dan penuh perhatian.    Dalam hal ini motivasi sangat dibutuhkan untuk setiap siswa guna mengembangkan bakatnya tersebut sehingga dapat meraih prestasi yang membanggakan.    Ini berguna untuk membantu siswa agar memiliki rasa percaya diri dan memiliki keberanian dalam membuat keputusan.
·                Menciptakan hubungan yang serasi dan penuh kegairahan dalam interaksi belajar mengajar di kelas.     Hal ini dapat ditunjukkan antara lain, menangani perilaku siswa yang tidak diinginkan secara positif, menunjukkan kegairahan dalam mengajar, murah senyum, mampu mengendalikan emosi, dan mampu bersifat proporsional sehingga berbagai masalah pribadi dari guru itu sendiri dapat didudukan pada tempatnya.
5.             Saling berupaya untuk membangkitkan spirit, etos kerja, dan potensi anak didik (motivator)
Mengoptimalkan kegiatan pembiasaan diri yang berwawasan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia. Para guru (pembina program) melalui program pembiasaan diri lebih mengedepankan atau menekankan kepada kegiatan-kegiatan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia yang kontekstual, kegiatan yang menjurus pada pengembangan kemampuan afektif dan psikomotorik.
6.             Mengadakan penemuan-penemuan ilmiah yang dihadiri oleh para guru untuk melakukan penelitian-penelitian pengembangan pendidikan. (dinamisator)
Usaha yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan profesionalismenya
·                Mengembangkan profesionalitas guru dengan mengikuti TOT pelatihan terintegrasi
·                Melalui pelatihan ini, dituntut untuk menyampaikan ilmu yang kita dapatkan kepada teman yang lain dan menerapkannya di sekolah sendiri
·                Mengikuti sertifakasi pendidikan profesi
·                Mengikuti kuliah S2
·                Mengembangkan kegiatan profesi, contoh: membuat karya tulis ilmiah, menemukan teknologi pendidikan, PTK.
·                Membuat media pembelajaran menggunakan teknologi informasi.
·                Menilai diri sendiri untuk feed back
·                Meningkatkan kompetensi pedagogik, kepribadian, social, dan professional
7.             Sebagai upaya evaluasi kinerja untuk perbaikan, rekan guru melakukan komunikasi perubahan paradigma dalam proses pembelajaran (evaluator)
Setiap individu yang diberi tugas atau kepercayaan untuk bekerja pada suatu organisasi tertentu diharapkan mampu menunjukkan kinerja yang memuaskan dan memberikan konstribusi yang maksimal terhadap pencapaian tujuan organisasi tersebut.
Kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk mencapai tujuan dan standar yang telah ditetapkan (Sulistyorini, 2001,2). Sedangkan Ahli lain berpendapat bahwa Kinerja merupakan hasil dari fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu yang di dalamnya terdiri dari tiga aspek yaitu: Kejelasan tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya; Kejelasan hasil yang diharapkan dari suatu pekerjaan atau fungsi; Kejelasan waktu yang diperlukan untuk menyelesikan suatu pekerjaan agar hasil yang diharapkan dapat terwujud  (Tempe, A Dale, 1992,45).
Fatah (1996,22) Menegaskan bahwa kinerja diartikan sebagai ungkapan kemajuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu pekerjaan.
Dari beberapa penjelasan tentang pengertian kinerja di atas dapat disimpulkan bahwa Kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh guru dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kinerja dikatakan baik dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
8.             Adanya sertifikasi sebagai sebuah sarana bagi guru untuk meningkatkan profesionalitas, sesama rekan guru saling membantu terkait dengan hal-hal yang menjadi penunjang sertifikasi tersebut (fasilitator)
9.             Rekan guru menjadi lokomotif untuk menacapai sebuah tujuan dengan kecepatan, kecerdasan, dan kearifan yang tinggi. (dinamisator)
Pemberdayaan potensi guru PAI juga tidak kalah pentingnya untuk ditumbuhkan karena merekalah yang menjadi lokomotif dalam rangkaian memperbaharui moralitas generasi penerus bangsa ini.  Untuk itu pembaharuan paradigma Pendidikan Agama Islam dan modernisasi Pendidikan Agama Islam merupakan keniscayaan yang tidak dapat ditawar lagi yang mesti dilakukan oleh guru PAI dalam menghadapi tantangan global sekarang ini.
10.         Sesama rekan guru memberikan penghargaan (respect) terhadap peningkatan kesejahteraan guru yang nyata dan porposional, sebab untuk mencapai profesionalisme, jaminan kesejahteraan bagi para guru merupakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan. (afirmatif)
Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, kedudukannya di sistem pendidikan cukup penting dan memiliki peran yang tinggi karena menempati posisi sentral dalam bidang pengajaran di suatu negara. Karena kedudukan dan posisinya yang penting tersebut maka banyak negara yang menempatkan guru sebagai pegawai dengan gaji cukup besar. Di negara-negara maju, guru yang memiliki kualitas tinggi bisa memberikan pengaruh dan pelajaran kepada murid secara lebih terarah dan mudah dimengerti.
Berikut kami akan tampilkan beberapa daftar negara yang menggaji besar para guru.
a.              Amerika Serikat
Amerika Serikat adalah negara yang besar dan dikenal memiliki ilmu pengetahuan serta teknologi yang tinggi sehingga wajar jika tenaga pengajar di negara ini dihargai dengan pendapatan yang tinggi di dunia. Besaran gaji dan pendapatan guru di Amerika Serikat dihitung dari seberapa lama guru tersebut mengabdi juga dilihat dari cara dan efektifitas guru dalam mengajar kepada muridnya. Semakin berprestasi dan tinggi efektifitas cara mengajar murid maka semakin tinggi pula pendapatan yang bisa didapatkan oleh guru di Amerika Serikat.
Selain masalah skill dan pengabdian daerah, kisaran biaya hidup di daerah tersebut juga memiliki pengaruh terhadap tingkat gaji yang didapatkan. Jika guru tersebut bertugas pada sekolah di kota yang memiliki kebutuhan dan biaya hidup yang tinggi maka otomatis gaji pun menyesuaikan, begitupun jika daerah tersebut memiliki biaya hidup yang rendah maka tidak akan sama dengan daerah yang biaya hidup yang tinggi. Untuk daerah kota besar seperti California guru diberi gaji 60.000 US dolar sementara didaerah lain yang memiliki biaya hidup lebih rendah seperti South Dakota digaji 35,000 US dolar pertahun.
b.             Australia
Seperti halnya dengan Amerika Serikat, Australia juga merupakan sebuah negara maju yang memiliki apresiasi yang cukup tinggi terhadap tenaga pengajar mereka. Hal ini tidak terlepas dari pandangan masyarakat Australia yang memang menganggap dan memandang tinggi sebuah profesi tenaga pengajar di negara mereka. Sebagai permulaan untuk seorang guru yang masih pada level awal, mereka diberi upah sebesar 41.000 US dolar pertahun, pendapatan ini akan terus meningkat seiring dengan pertambahan pengabdian yang mereka miliki. Semakin lama kisaran mengajar seorang guru maka akan semakin besar juga upah yang akan mereka terima. Selain lamanya pengabdian, jenjang pendidikan juga berpengaruh atas besaran pendapatan yang akan diterima. semakin tinggi level pendidikan seorang pengajar maka semakin besar pula gaji yang mereka terima. Berbeda dengan tenaga pengajar di Indonesia yang banyak memiliki gelar tinggi namun kompetensi masih rendah. Padahal di Australia jenjang pendidikan yang tinggi haruslah sesuai dengan apa yang guru berikan dalam mengajar.
c.              Inggris
Sebagai salah satu negara maju dan terkemuka, Inggris memberikan gaji tinggi kepada tenaga pengajar. Untuk seorang tenaga pengajar pemula maka mereka mendapatkan pendapatan yang cukup tinggi yakni sekitar 34,488.00 US dolar pertahun. Pendapatan ini akan terus bertambah seiring dengan lama pengabdian dan terutama prestasi dalam mengajar. Para tenaga pengajar di Inggris cenderung untuk terus berlomba untuk memberikan pola dan cara pengajaran yang efisien, baik di tingkat kompetensi dan profesionalitas mereka. Selain itu, pemerintah akan memberikan penghargaan khusus bagi guru yang berprestasi.
Teknik dan cara mengajar para tenaga pengajar di Inggris pun memiliki kualitas yang bagus sehingga sering menjadi rujukan ilmu pendidikan negara lain. Dengan dukungan besar dari pemerintah terhadap tenaga pengajar membuat guru berpacu untuk berprestasi mendapatkan hidup yang terjamin.
d.             Kanada
Negara yang bertetangga dengan Amerika Serikat ini, selain memiliki tingkat kesejahteraan yang tinggi, ternyata Kanada juga memberikan penghargaan yang kepada tenaga pengajar mereka. Di negara ini, tenaga pengajar diberi pendapatan sekitar 30,000.00 US dolar pertahu. Selain diberi gaji tinggi, tenaga pengajar di Kanada juga diberi kebijakan yang cukup menguntungkan seperti tunjangan serta layanan tambahan, asuransi untuk gigi, cuti hamil dan cuti dini jika sudah tidak memungkinkan untuk mengajar lagi.
Tenaga pengajar di Kanada juga diwajibkan untuk membayar biaya pensiun mereka nanti dan membayar beberapa program sosial seperti masalah penganguran yang menjadi masalah bersama di negara ini.
e.              Cina
Di Cina pendapatan seorang tenaga pengajar juga cukup tinggi, tidak hanya bagi tenaga pengajar asli dari negara Cina sendiri namun juga tenaga pengajar dari negara lain yang memutuskan untuk mengajar di negara ini. Pendapatan tenaga pengajar di negara ini sebesar 17.675 US dolar pertahun. Pendapatan ini sudah mengacu kepada biaya hidup, biaya perumahan, biaya transportasi dan kesehatan di Cina. Pendapatan Cina yang besar di kalangan negara Asia, menjadikan Cina sebagai salah satu negara Asia yang memberi apresiasi besar terhadap tenaga pengajar.


ANGKET GURU

PETUNJUK
1.
Tulislah identitas responden dengan benar (identitas responden rahasia peneliti) !
2.
Berikan jawaban dengan sejujur-jujurnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun !
3.
Pilihlah salah satu skala yang paling tepat dengan memberikan tanda cheklis (√) pada kotak skala yang telah tersedia !

IDENTITAS RESPONDEN:
Nama Responden (Guru)         : ..........................................................................................................
Status/Golongan/Jabatan          : ..........................................................................................................
Unit kerja                                  : ..........................................................................................................
Masa Kerja                               : ..........................................................................................................
Sertifikasi                                 : Sudah/Belum *)                                                            *) coret yang tidak sesuai
Alamat rumah                           : .........................................................................................................
                                                  : ..........................................................................................................
No.
Aspek Pembinaan Profesionalitas
Skala
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Pernah
Tidak Pernah
1.
Kepala sekolah mengajak dan menunjukkan aspek figuritasnya dalam menanamkan nilai-nilai agama dan sosial kemasyarakatan di lingkungan sekolah (keteladanan)





2.
Kepala sekolah mengajak dan menunjukkan nilai-nilai pengabdian, perjuangan dan pengorbanan kepada guru dalam lingkungan sekolah/madrasah (keteladanan)





3.
Menunjukkan ekspresi moral, etos kerja, dan intelek tual yang dapat dijadikan panutan guru (keteladanan)





4.
Memantau  pelaksanaan seluruh kegiatan yang direncanakan dan memberikan pengarahan dan bimbingan (supervisor)





5.
Kepala sekolah menjadi lokomotif untuk menacapai sebuah tujuan dengan kecepatan, kecerdasan, dan kearifan yang tinggi. (dinamisator)





6.
Kepala sekolah bekerja dengan guru dalam berbagai cara sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk meningkatkan mutu  dan kemajuan guru (inspiratif)





7.
Kepala sekolah melakukan koordinasi dalam menen tukan program perencanaan, untuk menjamin peng gunaan sumber daya yang lebih efektif dan efesien (dinamisator)





8.
Adanya sertifikasi sebagai sebuah sarana bagi guru untuk meningkatkan profesionalitas, kepala sekolah membantu guru terkait dengan hal-hal yang menjadi penunjang sertifikasi tersebut (fasilitator)





9.
Sebagai upaya evaluasi kinerja untuk perbaikan, kepala sekolah melakukan komunikasi perubahan paradigma dalam proses pembelajaran dan kinerja guru (evaluator)





10.
Kepala sekolah melakukan prioritas sikap peng hargaan (respect) terhadap kompetensi dan kua livikasi masing-masing guru dalam menciptakan rekrutmen guru, peluang karir, gaji/honor, dan tugas-tugas tambahan lainnya. (afirmatif)






ANGKET GURU

1.             Kepala sekolah mengajak dan menunjukkan aspek figuritasnya dalam menanamkan nilai-nilai agama dan sosial kemasyarakatan di lingkungan sekolah (keteladanan)
2.             Kepala sekolah mengajak dan menunjukkan nilai-nilai pengabdian, perjuangan dan pengorbanan kepada guru dalam lingkungan sekolah/madrasah (keteladanan)
3.             Menunjukkan ekspresi moral, etos kerja, dan intelek tual yang dapat dijadikan panutan guru (keteladanan)
4.             Memantau  pelaksanaan seluruh kegiatan yang direncanakan dan memberikan pengarahan dan bimbingan (supervisor)
Kepala sekolah selaku supervisor bertugas menyelenggarakan supervisi mengenai: Proses belajar mengajar, Kegiatan bimbingan dan konseling, Kegiatan ekstrakurikuler, Kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait, Sarana dan prasarana, Kegiatan OSIS, dan Kegiatan 7K.

Tiga hal penting yang menjiwai supervisi pendidikan, yaitu :
1.             Supervisi pendidikan adalah suatu perbuatan yang telah diprogramkan secara resmi oleh organisasi. Jadi bukan perbuatan yang dilakukan tanpa perencanaan terlebih dahulu, tetapi direncanakan secara matang sebelumnya.
2.             Supervisi pendidikan adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh supervisor (kepala sekolah) dan secara langsung berpengaruh terhadap kemampuan profesional guru.
3.             Supervisi pendidikan mempengaruhi kemampuan guru yang pada gilirannya meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didik, sehingga tujuan sekolah dapat tercapai secara optimal.

Sebagai supervisor, kepala sekolah mempunyai beberapa peran penting, yaitu:
a.             Melaksanakan penelitian sederhana untuk perbaikan situasi dan kondisi proses belajar mengajar.
b.             Mengadakan observasi kelas untuk peningkatan efektivitas proses belajar mengajar.
c.             Melaksanakan pertemuan individual secara profesional dengan guru untuk meningkatkan profesi guru.
d.            Menyediakan waktu dan pelayanan bagi guru secara profesional dalam pemecahan masalah proses belajar mengajar.
e.             Menyediakan dukungan dan suasana kondusif bagi guru dalam perbaikan dan peningkatan mutu proses belajar mengajar.
f.              Melaksanakan pengembangan staf yang berencana dan terarah.
g.             Melaksanakan kerjasama dengan guru untuk mengevaluasi hasil belajar secara komprehensif.
h.             Menciptakan team work yang dinamis dan profesional.
i.               Menilai hasil belajar peserta didik secara komprehensif.

5.             Kepala sekolah menjadi lokomotif untuk menacapai sebuah tujuan dengan kecepatan, kecerdasan, dan kearifan yang tinggi. (dinamisator)
6.             Kepala sekolah bekerja dengan guru dalam berbagai cara sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk meningkatkan mutu  dan kemajuan guru (inspiratif)
7.             Kepala sekolah melakukan koordinasi dalam menentukan program perencanaan, untuk menjamin peng gunaan sumber daya yang lebih efektif dan efesien (dinamisator)
Dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah tidak mungkin bekerja sendiri, ia harus mampu memberdayakan seluruh warga sekolah. Kepala sekolah dapat mendelegasikan tugasnya kepada: wakil kepsek, guru, wali kelas, guru BK, pustakawan, laboran, kepala tata usaha, dan teknisi media. Sebab kepsek  yang berhasil adalah kepsek yang mampu memberdayakan anggotanya.
8.             Adanya sertifikasi sebagai sebuah sarana bagi guru untuk meningkatkan profesionalitas, kepala sekolah membantu guru terkait dengan hal-hal yang menjadi penunjang sertifikasi tersebut (fasilitator)
9.             Sebagai upaya evaluasi kinerja untuk perbaikan, kepala sekolah melakukan komunikasi perubahan paradigma dalam proses pembelajaran dan kinerja guru (evaluator)
10.         Kepala sekolah melakukan prioritas sikap peng hargaan (respect) terhadap kompetensi dan kua livikasi masing-masing guru dalam menciptakan rekrutmen guru, peluang karir, gaji/honor, dan tugas-tugas tambahan lainnya. (afirmatif)





 


BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
Kepala sekolah merupakan peimipin formal yang tidak bisa diisi oleh orang-orang tanpa didasarkan atas pertimbangan tertentu. Untuk itu kepal sekolah bertangggung jawab melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan baik yang berhubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan maupun dalam mencipatakan iklim sekolah yang kondusif yang menumbuhnkan semangat tenaga pendidik maupun peserta didik. Dengan kepemimpinan kepala sekolah inilah, kepala sekolah diharapakan dapat memberikan dorongan serta memberikan kemudahan untuk kemajuan serta dapat memberikan inspirasi dalam proses pencapaian tujuan.
Kepala sekolah diangkat melalui prosedur serta persyaratan tertentu yang bertanggung jawab atas tercapainya tujuan pendidikan melalui upaya peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan yang mengimplikasikan meningkatkanya prestasi belajar peserta didik. Kepala sekolah yang professional akan berfikir untuk membuat perubahan tidak lagi berfikir bagaimana suatu perubahan sebagaimana adanya sehingga tidak terlindas oleh perubahan tersebut. Untuk mewujudkan kepala sekolah yang professional tidak semudah memabalikkan telapak tangan, semua itu butuh proses yang panjang.
Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya yang diterapkan dunia pendidikan, sehingga menuntut penguasaan kepala sekolah secara professional. Untuk itu kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melasnakan pengembangan pendidikan secara terarah dan berkesinambungan.
Peningkatan profesionalisme kepala sekolah perlu dilaksankan secara berkeinambungan dan terncana dengan melihat permaslahan-permasalahan dan keterbatasan yang ada. Sebab kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang juga bertanggung jawab dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan lainnya.





DAFTAR PUSTAKA

Mochtar Lubis, Manusia Indonesia, Jakarta: Yayassan Obor, 1991, h.19.
Barnawi dan M. Arifin, Strategi & Kebijakan pembelajaran pendidikan Karaktek, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012, h.44.
Jauhar al-Thanthawi, Al-Jauhar di Tafsir al-qur’an, (Beirut: Dar al-Fikr, t.t.) juz. I. h. 3.
Ahmad Tafsir (Ed.), Metode Mempelajari Islam, (Cirebon: klub Kajian Agama Nurjati, 1992), h. 12.
Abdurahman bin Nashir al-sya’di, Taysir al-kiram al-rahman Fi Tafsir kalam al-manan (Riyad; maktobah Al-mulk Al-fahd, 1424 H) h.923
Imron Nasri. (Ed), Meremajakan Pimpinan Muhammadiyah, Penertib Suara Muhammadiyah, Yogyakarta, 2010. H.29
E. Mulyasa. 2006. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Kusnandar. 2007. Guru Profesional. Jakarta: PT Raja Grafindo
Maman Ukas. 2004. Manajemen. Bandung: Agini
Muhammad Surya. Organisasi profesi, kode etik dan Dewan Kehormatan Guru.
Miftah Toha, 2003. Kepemimpinan dalam Manajemen, Jakarta: PT Raja Grafindo.
Rahman (at all). 2006. Peran Strategis Kapala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Jatinangor: Alqaprint.
Sadili Samsudin.2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV Pustaka Setia
Soekarto Indarafachrudi. 2006. Bagaimana Memimpin Sekolah yang efektif. Bogor: Ghalia Indonesia
Sudarwan Danim. 2002. Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kepandidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Syaiful Sagala. 2002. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung : Alfabeta CV
Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada


[1] Mochtar Lubis, Manusia Indonesia, Jakarta: Yayassan Obor, 1991, h.19.
[2] Barnawi dan M. Arifin, Strategi & Kebijakan pembelajaran pendidikan Karaktek, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012, h.44.
[3] Barnawi dan M. Arifin, Strategi & Kebijakan pembelajaran pendidikan Karaktek, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012, h.44.
[4] Jauhar al-Thanthawi, Al-Jauhar di Tafsir al-qur’an, (Beirut: Dar al-Fikr, t.t.) juz. I. h. 3
[5] Ahmad Tafsir (Ed.), Metode Mempelajari Islam, (Cirebon: klub Kajian Agama Nurjati, 1992), h. 12.
[6] Abdurahman bin Nashir al-sya’di, Taysir al-kiram al-rahman Fi Tafsir kalam al-manan (Riyad; maktobah Al-mulk Al-fahd, 1424 H) h.923
[7] Imron Nasri. (Ed), Meremajakan Pimpinan Muhammadiyah, Penertib Suara Muhammadiyah, Yogyakarta, 2010. H.29
[8] E. Mulyasa. 2006. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
[9] Kusnandar. 2007. Guru Profesional. Jakarta: PT Raja Grafindo
[10] Maman Ukas. 2004. Manajemen. Bandung: Agini
[11] Muhammad Surya. Organisasi profesi, kode etik dan Dewan Kehormatan Guru.
[12] Miftah Toha, 2003. Kepemimpinan dalam Manajemen, Jakarta: PT Raja Grafindo.
[13] Rahman (at all). 2006. Peran Strategis Kapala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Jatinangor: Alqaprint.
[14] Sadili Samsudin.2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV Pustaka Setia
[15] Soekarto Indarafachrudi. 2006. Bagaimana Memimpin Sekolah yang efektif. Bogor: Ghalia Indonesia
[16] Sudarwan Danim. 2002. Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kepandidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
[17] Syaiful Sagala. 2002. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung : Alfabeta CV
[18] Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar