Sabtu, 20 Juli 2013

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP EVALUASI PENDIDIKAN



BAB II
PEMBAHASAN


PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP  EVALUASI PENDIDIKAN


A.      Pengertian Evaluasi Pendidikan
Sebelum membicarakan evaluasi dalam pendidikan, ada baiknya kita menyamakan persepsi terlebih dahulu tentang konsep dan pengertian yang akan kita gunakan. Secara garis besar berbicara evaluasi adalah berbicara tentang penilaian dimana pada saat membicarakan masalah penilaian, kita sering menggunakan beberapa istilah seperti tes, pengukuran, asesmen, dan tak terkecuali didalamnya yaitu evaluasi yang digunakan secara tumpang tindih (over lap). Berikut ini beberapa pengertian dari istilah-istilah tersebut.
  1. Pengukuran adalah kegiatan penentu angka dari suatu obyek yang akan diukur, yaitu membandingkan sesuatu dengan satu ukuran, dan bersifat kuantitatif.
  2. Penilaian adalah kegiatan yang dirancang untuk mengukur efektifitas pembelajaran yang melibatkan sejumlah komponen penentu keberhasilan pembelajaran, dan bersifat kualitatif.
  3. Asesmen adalah proses pengumpulan informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari berbagai jenis tagihan dan mengolah untuk menilai hasil belajar dan perkembangan belajar siswa.
  4. Evaluasi adalah penilaian keseluruhan program pendidikan mulai perencanaan, kurikulum dan penilain serta pelaksanaannya.
  5. Tes adalah alat ukur untuk memperoleh informasi hasil belajar siswa yang memerlukan jawaban benar dan salah.[1]
Dalam dunia pendidikan, khususnya dunia persekolahan, penilaian mempunyai makna ditinjau dari berbagai segi.
  1. Makna bagi siswa, yaitu memuaskan, dan tidak memuaskan.
  2. Makna bagi guru, yaitu mengetahui siswa mana yang berhak melanjutkan pelajarannya, mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi siswa, dan mengetahui apakah metode yang digunakan sudah tepat atau belum.
  3. Makna bagi sekolah, yaitu dapat diketahui apakah kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah sesuai dengan harapan, menjadi bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah, dan menjadi pedoman bagi sekolah.[2]
Sedangkan pengertian dari Pengertian Evaluasi sendiri  adalah kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu obyek dengan menggunakan instrumen dan membandingkan hasilnya dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.
Nana Sudjana menjelaskan bahwa evaluasi pada dasarnya memberikan pertimbangan atau harga untuk nilai berdasarkan kriteria tertentu.  Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang diharapkan dimiliki peserta didik setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya.
Roestiyah N. K. dkk dalam bukunya "masalah-masalah ilmu keguruan" menyebutkan empat pengertian evaluasi menurut deskripsinya berikut ini
Evaluasi adalah proses memahami atau memberi arti:
  1. Mendapatkan dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi petunjuk pihak-pihak pengambil keputusan.
  2. Evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui sebab-akibat hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar.
  3. Dalam rangka pengembangan siswa instruksional, evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk menilai seberapa jauh program telah berjalan seperti yang telah direncanakan.
  4. Evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan apakah tujuan pendidikan dan apakah proses dalam pengembangan ilmu telah berada di jalan yang diharapkan.
Jadi Evaluasi pendidikan adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menetukan nilai daripada sesuatu menurut Brown dan Wand bahwa sebagai suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai atau segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia pendidikan. Dalam arti luas evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat suatu keputusan.
B.       Ruang Lingkup Evaluasi Pendidikan
1.      Dasar dan Tujuan Evaluasi
Evaluasi yang efektif harus mempunyai dasar yang kuat dan tujuan yang jelas. Maka akan dikemukakan tentang:
a.       Dasar evaluasi atau prinsip ilmiah yang mendasari waktu menyusun evaluasi, ialah:
1)        Filsafat
2)        Psikologi
3)        Komunikasi
4)        Kurikulum
5)        Manajemen
6)        Tujuan evaluasi
Program evaluasi bertujuan untuk mengetahui siapa diantara anak didik yang cerdas dan yang lemah, sehingga yang lemah diberi perhatian khusus agar ia dapat mengejar kekurangannya, sehingga naik tingkat, kelas maupun tamat sekolah.[3]
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki 3 hal penting yaitu, input, transformasi dan output. Input adalah peserta didik yang telah dinilai kemampuannya dan siap menjalani proses pembelajaran. Transformasi adalah segala unsur yang terkait dengan proses pembelajaran yaitu ; guru, media dan bahan beljar, metode pengajaran, sarana penunjang dan sistem administrasi. Sedangkan output adalah capaian yang dihasilkan dari proses pembelajaran.
Jika kita ingin melakukan kegiatan evaluasi, terlepas dari jenis evaluasi apa yang digunakan, maka guru harus mengetahui dan memahami terlebih dahulu tentang tujuan dan fungsi evaluasi. Bila tidak, maka guru akan mengalami kesulitan merencanakan dan melaksanakan evaluasi. Hampir setiap orang yang membahas evaluasi pula tentang tujuan dan fungsi evaluasi. Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi sistem pembelajaran, baik yang menyangkut tentang tujuan materi, metode, media sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri. Sedangkan tujuan khusus evaluasi pembelajaran disesuaikan dengan  jenis evaluasi pembelajaran itu sendiri, seperti evaluasi perencanaan dan pengembangan, evaluasi monitoring, evaluasi dampak, evaluasi efisinensi-ekonomi, dan evaluasi program komprehensif.[4]
Dalam konteks yang lebih lulas lagi, Gilbert Sax (1980 : 28) mengemukakan tujuan evaluasi dan pengukuran adalah untuk  “selection, placement, diagnosis and remediation, feedback : norm-referenced and criterion-referenced interpretation, motivation and guidance of learning, program and curriculum interpretation, formative and summative evaluation, and theory development”.
Tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya. Tindak lanjut termaksud merupakan fungsi evaluasi dan dapat berupa:[5]
a.    Penempatan pada tempat yang tepat
b.    Pemberian umpan balik
c.    Diagnosis kesulitan belajar siswa
d.   Penentuan kelulusan
2.         Prinsip Evaluasi
Di dalam petunjuk pelaksanaan penilaian yang diterbitkan oleh Ditdikmenum, dikemukakan sejumlah prinsip evaluasi dalam semua program pembelajaran, yaitu: menyeluruh, berorientasi pada tujuan, objektif, terbuka, bermakna, sesuai, dan mendidik. Prinsip-prinsip tersebut dapat dijelaskan secara singkat berikut ini.
  1. Menyeluruh
Evaluasi dilakukan terhadap semua ranah kemampuan, yaitu kognitif, psikomotorik, dan afektif.
2.      Berkesinambungan
Evaluasi dilaksanakan secara kontinu dan terus-menerus.
3.      Berorientasi pada tujuan
Evaluasi merupakan kegiatan yang dilaksankan untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan tercapai atau tidak.
4.      Objektif
Objektif mengandung arti bahwa informasi dan skor yang diperoleh, serta keputusan yang ditetapkan sesuai dengan keadaan siswa yang sebenarnya.
5.      Terbuka
Proses dan hasil evaluasi dapat diketahui oleh semua pihak yang terkait, yaitu, sekolah, siswa, dan orang tua.
6.      Bermakna
Evaluasi yang dilaksanakan hendaknya mempunyai makna bagi pihak-pihak yang terkait, yaitu siswa dan guru. 
3.    Obyek dan Subyek Evaluasi
Obyek penilaian meliputi dua hal yaitu Input dan output. Terkait mengenai penilaian dari sisi input adalah sebagai berikut. Aspek yang bersifat rohani setidak-tidaknya mencangkup 4 hal, yaitu:
a.         Kemampuan
b.         Kepribadian
c.         Sikap-sikap
d.        Inteligensi
Sedangkan unsur-unsur evaluasi , yaitu:
a.       Kurikulum/materi
b.      Metode dan cara penilaian
c.       Sarana pendidikan/media
d.      Sistem administrasi
e.       Guru dan personil lainnya
Disamping inpout, unsur lain dari evaluasi adalah output. Dilihat dari sisi outputnya evaluasi pendidikan adalah Penilaian terhadap lulusan sesuatu sekolah dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian/prestasi belajar mereka selama mengikuti program. Alat yang digunakan untuk mengukur pencapaian ini disebut tes pencapaian. Sebagai obyek evaluasi, ia harus memberikan respon atau jawaban, maka obyek tersebut juga disebut sebagai responden.
Adapun Subyek evaluasi, adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat disebut sebagai subyek evaluasi untuk setiap evaluasi untuk setiap tes, ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku. Contoh:
a.    Untuk mengetahui evaluasi tentang hasil belajar, maka sebagai subyek evaluasi adalah guru.
b.    Untuk melaksanakan evaluasi sikap yang menggunakan sebuah skala, maka sebagai subyeknya dapat meminta petugas yang ditunjuk.
c.    Untuk melaksanakan evaluasi terhadap kepribadian dimana menggunakan sebuah alat ukur yang sudah distandardisir, maka subyeknya adalah ahli-ahli psikologi.[6]


BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut.
1.      Evaluasi pendidikan adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat suatu keputusan dalam pendidikan.
2.      Ruang lingkup evaluasi adalah sebagai berikut.
a.       Dasar evaluasi ialah: Filsafat, Psikologi, Komunikasi, Kurikulum, Manajemen, Tujuan evaluasi
b.      Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki 3 hal penting yaitu, input, transformasi dan output.  Tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya.
c.       Prinsip-prinsip evaluasi adalah Menyeluruh, Berkesinambungan, Berorientasi pada tujuan, Objektif, Terbuka, Bermakna
d.      Obyek penilaian meliputi dua hal yaitu Input dan output.  Adapun Subyek evaluasi, adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi.
B.       Saran-saran
Diharapkan dengan adanya evaluasi dapat berfungsi sebagai alat seleksi, penempatan, dan diagnostik, guna mengetahui keberhasilan suatu proses dan hasil pembelajaran yang lebih baik


DAFTAR PUSTAKA

Ali Muhammad, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Algesindo, Bandung.
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Rajawali Grafindo Persada, 2003
Ainin M., Thohir M., dan Asrori Imam, Evaluasi Dalam Pembelajaran Bahasa Arab, Miskad, Malang, 2006.
Arikunto Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 1993.
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2010
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Radar Jaya Offset, 2008
Suparlan. Guru Sebagai Profesi. Hikayat, Yogyakarta, 2006.
Suryanto Adi, Evaluasi Pembelajaran di SD, Universitas Terbuka, Jakarta, 2009.
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1995
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Dapartemen Agama RI, 2009
Roestiyah, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, Bina Aksara , Jakarta, 1982.




[1] Adi Suryanto, Evaluasi Pembelajaran di SD, Universitas Terbuka, Jakarta, 2009. Hal. 1.6-1.8
[2] Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 1993. Hal. 6-7
[3] http://www.scrib.com/doc/21624443/Tujuan-dan-Fungsi-Evaluasi-Pendidikan-Islam
[4] Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan islam Departemen Agama RI, 2009)
[5] Daryanto, Op, Cit, hal 11 
[6] Ibid hal 18-21

Tidak ada komentar:

Posting Komentar