Jumat, 26 Juli 2013

Metode berpikir Ilmiah



Metode berpikir Ilmiah


Pendahuluan

Berpikir adalah cara khas manusia yang membedakannya dari makhluk lain. karena kemampuan berpikir itu pulalah manusia merupakan makhluk yang dimuliakan Allah SWT, seperti dijelaskan dalam AL-Qur’an (Al-Israa : 70). Bahkan, amanah kekhalipahan yang hanya diserahkan Allah kepada manusia (Adam)pun adalah karena faktor berpikir yang hanya dimiliki oleh manusia itu.
Oleh karena itu berpikir adalah suatu aktivitas yang dapat dilakukan oleh semua orang,baik muslim atau non muslim, yang akan menghasilkan kesimpulan yang beragam,sudah barang tentu diperlukan suatu kerangka yang dapat mengarahkan manusia dalam berpikir untuk mencapai sasaranya.
Kerangka berpikir/metode merupakan sebuah prosedur ilmiah yang digunakan ilmuwan dalam mencari kebenaran baru. Dilakukan dengan cara kerja sistematis trehadap pengetahuan baru dan melakukan peninjauan kembali kepada pengetahuan yang ada. Ilmu pengetahuan (science) adalah pengetahuan yang bertujuan mencapai kebenaran ilmiah tentang obyek tertentu, yang diperoleh melalui pendekatan atau cara pandang (approach), metode (method), dan sistem tertentu.Yang dimaksud kebenaran ilmu pengetahuan atau yang disebut dengan kebenaran keilmuan/kebenaran ilmiah adalah pengetahuan yang jelas dari suatu obyek materi yang dicapai menurut obyek forma (cara pandang) tertentu dengan metode yang sesuai dan ditunjang oleh system yang relevan (M Hatta, 2008).
Ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang telah diolah kembali dan disusun secara metodis, sistematis, konsisten dan koheren.  Agar pengetahuan menjadi ilmu, maka pengetahuan tadi harus dipilah (menjadi satu bidang tertentu dari kenyataan) dan disusun secara methodis, sistemetis dan konsisten. Tujuanya agar pengalaman tadi bisa diungkapkan kembali secara lebih jelas, rinci dan setepat-tepatnya.
Metode berpikir ilmiah adalah prosedur, cara dan teknik memperoleh pengetahuan (Prop.Dr.H.Cecep sumarna,M.Ag 2008 : 153). Pengetahuan dapat dibedakan menjadi pengetahuan non-ilmiah dan pengetahuan pra-ilmiah. Pengetahuan non-ilmiah adalah hasil serapan indra terhadap pengalaman hidup sehari-hari yang tidak perlu lagi diuji kebenaranya. Pengetahuan non-ilmiah tidak dapat dikembangkan menjadi pengetahuan ilmiah. Misalnya pengetahuan orang tertentu tentang jin atau makhluk halus ditempat tertentu, keampuhan pusaka, dan lain-lain. Pengetahuan pra-ilmiah adalah hasil serapan indra dan pemikiran rasional yang terbuka terhadap pengujian lebih lanjut menggunakan metode-metode ilmiah. Misalnya pengetahuan orang tentang mampaat rebusan daun jambu biji untuk mengurangi gejala diare.


Definisi Metode
Secara epistologis, metode berasal dari kata yunani yaitu meta yang berarti sesudah atau dibalik sesuatu, dan hodos yang berarti jalan yang harus ditempuh. Metode berarti langkah-langkah yang diambil, menurut urutan (sistematika) tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam kamus besar bahasa indonesia (1997 : 625) disebutksn, bahwa metode adalah cara yang teratur dan berfikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan, dsb) atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan Metode merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Dan metodologi merupakan suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan dalam metede tersebut. Dari dua macam pendapat diatas dapat kita padukan menjadi : metode adalah suatu cara yang sistimatis untuk mencapai dan mengetahui maksuk atau tujuan yang telah ditentukan yang dengannya tujuan tersebut dapat dicapai dengan mudah.
Hakekat Berpikir
Dalam keseharian kita ketika beraktivitas dalam lingkungan masing-masing, bisa dipastikan bahwa aktivitas tersebut tidak bisa lepas dari yang namanya berpikir, Hanya saja memang tingkat daya pikir tersebut masing-masing berbeda pada setiap orang.
                Berpikir bisa dikatakan merupakan suatu aktivitas yang sangat penting. Karena tanpanya, manusia akan berada dalam suasana yang gelap dan hampa. Manusia tidak akan mampu mengenal lingkungan tempat dia tinggal, siapa pencipta alam jagad raya ini, bahkan ia pun tidak akan mampu menhenal dirinya dan hakikat keradaannya didunia tanpa melalui sebuah aktivitas berpikir.
                Menurut  A. Nazrudin (dossuwuna wordpress.com) berpikir juga bisa dikatakan suatu hal yang alamiah (fitrah atau natural) bagi setiap manusia yang sehat atau tidak gila, dikarenakan adanya “unsur-unsur” ciptaan yang telah diciptakan oleh Allah Swt, Dalam proses berpikir, sejatinya melibatkan unsur-unsur tertentu,yakni  :
  1. Otak yang sehat
  2. Panca indra
  3. Informasi sebelumnya
  4. Adanya fakta
Dari empat unsur diatas dapat kita rangkai sebuah definisi sebagai berikut : “pemindahan pengindraan terhadap fakta melalui panca indra kedalam otak yang disertai adanya informasi-informasi terdahulu yang akan digunakan untuk menafsirkan fakta tsrsebut”. Depinisi ini sekaligus juga merupakan definisi akal, pemikiran, proses berpikir.


Metode berpikir Ilmiah
            Istilah dari metode berpikir ilmiah ini sebenarnya dipinjamdari tulisannya Taqiyudin An-Nabhani dalam bukunya At-Tafkir (2004 : 109)Ia menyebut metode ilmiah dengan metode berpikir ilmiah, penelitian sebagai suatu rangkain aktivitas mengandung prosedur tertentu, yakni serangkaian cara dan langkah tertib yang mewujudkan pola tetap. Rangkaian cara dan langkah ini dalam dunia keilmuan disebut metode. Dan untuk menegaskan bidang keilmuan itu sering kali dipakai istilah metode ilmiah (scientific method).
Dictionary of Behavioral Science  memberikan definisi metode ilmiah dengan “teknik-teknik dan prosedur-prosedur pengamatan dan percobaan yang menyelidiki alam yang diperlukan oleh ilmuwan – ilmuwan untuk mengolah fakta-fakta, data, dan penafsiranya sesuai dengan asas-asas dan aturan-aturan tertentu. George F Kneller (1954 : 181)”metode ilmiah adalah struktur rasional dalam penyelidikan ilmiah.
Prosedur Berpikir Ilmiah
            Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut dengan ilmu. Jadi jika seseorang hendak mengklaim mendapatkan pengetahuan yang dapat disebut dengan ilmu, mutlat harus menggunakan metode ilmiah. Hal ini berarti tidak semua pengetahuan bisa bisa disebut dengan ilmu sebab ilmu merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan dapat disebut ilmu tercantum dalam apa yang dinamakan dengan metode ilmiah.
Secara filosofis metode ilmiah dibangun dari cara berpikir  deduktif dan induktif. Berpikir deduktif memberikan” warna”sifat rasional kepada pengetahuan ilmiah dan bersipat konsisten dengan pengetahuan yang telah dikumpulkan sebelumnya. Metode berpikir rasional, Asas dalam berpikir metode rasional adalah metode tersebut dalam pengksjisn ysng ditempuh untuk mengetahui realitas suatu yang dikaji, dengan jalan memindahkan pengindraan terhadapfakta melalui panca indera kedalm otak, disertai dengan adanya sejumlah informasi terdahulu yang akan digunakan untuk menafsirkan fakta tersebut. Penilaian ini adalah pemikiran atau kesadaran rasional.
Tidak sebagaimana halnya metode ilmiah,metode rasional dapatditerapkan pada objek-objek material yang dapat diindra,namun juga dapat diterapkan pada objek non material atau yang dikenal dengan namanya humaniora dan pemikiran-pemikiran. Metode berpikir rasional adalah suatu proses berpikir tentang realitas atau masalah yang dihadapi sebagai mana adanya : metode rasional identik dengan definisi dari akal itu sendiri. Dengan menggunakan metode ini, manusia akan mencapai sebuah kesadaran tentang hal apapun. Metode ini merupakan satu-satunya metode berpikir. Adapun metode ilmiah (scientific method) dan yang disebut dengan metode logika (logikal method) adalah merupakan cabang dari metode rasional atau merupakan salah satu cara yang dituntut dalam pengkajian sesuatu.


                Berpikir induktip dimaksudkan untuk memberikan pembenaran empirik kepada pengetahuan yang telah dirasionalisasi oleh berpikir deduktif.Kedua hal ini sangat penting, bagaimana kita bisa percaya bahwa, misalkan ketika kita melihat fenomena empirik tentang hujan, kemudian diartikan bahwa para dewa-dewa sedang menangis tersedu-sedu.
Di dalam metode ilmiah setelah pengetahuan diberiikan penjelasan rasional (deduktif) dan sebelum teruji secara empirik (induktif) semua penjelasan tersebut hanyalah bersipat sementara, penjelasan sementara ini biasa kita sebut dengan istilah hipotesis. Secara filosofis sebenarnya kita dapat mengajukan hipotesis sebanyak-banyaknya sesuai dengan hakikat rasionalisme yang bersipat pluralistik. Namun dalam kesimpulan akhir hanya satu hipotesis yang dapat diterima, yaitu hipotesis yang didukung oleh fakta-fakta empirik. Terkait dengan penjelasan tersebut,oleh karena itu sering kali metode ilmiah dikenal sebagai proses logika-hipotetiko-verivikatif, yang merupakan perkawinan  antara deduksi  dan deduksi. Meminjam kalimat Jujun Suriasumantri secara sederhana metode ilmiah dapat digambarkan dalam kalimat sederhana sebagai berikut “jelaskan pada saya lalu berikan buktinya
Masih menurut Jujun Suriasumantri kerangka berpikir ilmiah logika-hipotetiko-verivikatif pada dasarnya terdiri dari langkah-langkah sebagai berikutPerumusas masalah, yang merupakan pertanyaan mengenai objek empirisme yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang terkait didalamnya.
A.      Penyusunan keragka berpikir dalam pengajuan hipotesis yang merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yangt mungkin terdapat antar faktor yang saling terkait dan membentuk konstelasi permasalahan. Kerangka berpikir disusun secara rasional berdasar premis-premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya dengan memperhatikan faktor empirik yang relevan dengan permasalahan.
B.      Perumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan.
C.      Pengujian hipotesis yang merupakan pengumpulan fakta-fakta relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.
D.      Penarikan kesimpulan, merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan iti ditolak atau diterima, sekiranya dalam proses pengujian terdapat fakta yang cukup mendukung hipotesis maka hipotesis itu diterima, begitu sebaliknya. Hipotesis yang diterima kemudian dianggap menjadi bagian dari pengetahuan ilmiah sebab telah memenuhi persyaratan keilmuan.

Metode ilmiah didasari oleh sikap ilmiah. Sikap ilmiah semestinya dimiliki oleh setiap penelitian dan ilmuwan. Menurut Cecep Sumarna (2008 : 169) sikap ilmiah adalah bagian

terpenting dari prosedur berpikir ilmiah. Adapun sikap ilmiah yang dimaksud meliputi 6 karkteristik adalah :
1.       Rasa ingin tahu
2.       Spekulatip (sikap ilmiah yang diperlukan untuk mengajukan hipotesis-hipotesis)
3.       Objektip (sesuai fakta yang ada,dan tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadi)
4.       Keterbukaan (kesediaan untuk mempertimbangkan masukan yang relevan)
5.       Kesediaan untuk menunda penilaian
6.       Tentative (tidak bersipat dogmatis terhadap hipotesis maupun simpulan)
Penelitian / Riset
Salah satu hal yang penting dalam dunia ilmu adalah penelitian (research). Research berasal dari kata re yang berarti kembali dan search yang berarti mencari, sehingga research atau penelitian dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk mengembangkan dan mengkaji kebenaran suatu pengetahuan.
Walter R. Borg and Merith D. Gall, menyebutkan ada tujuh langkah yang harua ditempuh seorang peneliti yaitu :
1)       Recognition of the problem (menyusun sesuatu yang disebut sebagai masalah)
2)      Development of the problemin clear, specific term ( melakukan perumusan masalah kedalam bentuk yang oprasional )
3)      Development of hypotheses ( menyusun hipotesis / dugaan sementara )
4)      Development of techniques ang measuring instrument that will provide objective date pertinent to the hypotheses ( menetapkan teknik dan menyusun instrument penelitian)
5)      Collection of date ( mengumpulkan data yang diperlukan )
6)      Analysis of date ( melakukan analisis terhadap data yang terkumpul )
7)      Drawing conclusion relative to the hyphoteses base upon the date (menggambarkan kesimpulan yang berhasil dipecahkan dari masalah yang diangkat dengan metode yang digunakan )



Penelitian merupakan suatu aktivitas menyelesaikan sesuatu yang dianggap sebagai masalah. Penelitian bertujuan untuk menjawab persoalan yang signitifkan melalui prosedur-prosedur ilmiah. Dalam melaksanakan penelitian para ilmuwan mempunyai dua aspek, yaitu aspek individual dan social (Cecep Sumarna, 2008)

a.       Aspek individual mengacu pada ilmu sebagai aktivitas ilmuwan. Seorang dianggap telah menjadi ilmuwan karena telah melewati pengalaman, penelitian dan kesempatan dalam mengembangkan kemampuan dan keterampilan diri yang mengkondisikan caranya melakukan riset ilmiah dan menjadi spesialis ilmiah.
b.      Aspek sosial mengacu pada ilmu sebagai aktivitas suatu komunitas ilmiah dan kumpulan para ilmuwan. Komunitas ini berinteraksi dengan intitusi-intitusi lain dalam masyarakat. Selera dan minat msyarakat pada gilirannya mempengaruhi kuantitas, kualitas dan jenis-jenis kegiatan ilmiah yang dilakukan komunitas ilmuwan. Komunitas ini kemudian berperan dalam menentukan teori-teori lama yang mungkin masih dapt dipertahankan, dan teori-teori baru yang mungkin dapat diterima ataupun ditolak.


Penutup

            Metode berpikir ilmiah muncul karena reaksi dari tantangan yang dihadapi manusia. Untuk itu diperlukan metode yang tidak statis yang dapat memecahkan berbagai persoalan yang dihadapinya untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Melalui metode berpikir ilmiah kita dapat memperoleh kebenaran ilmiah yang relatif namun sesuai dengan prosedur umum keilmuan.



DAFTAR PUSTAKA


An- Nabhani,Taqiyuddin. 2004. At-Tafkir. Bogor : Pustaka Thariqul Izzah.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta : Balai Pustaka.
Nashrudin,A. 2008. “Apakah yang dimaksud dengan Metode Ilmiah”:http://dossuwanda.wordpress.com/2008/03/29/apakah yang dimaksud dengan metode ilmiah/
Kebung,Konrad. 2008. Filsafat itu indah.Jakarta : Prestasi Pustaka
Sumantri,Jujun. 2001 Filsafat ilmu : Sebuah pengantar populer.Jakarta : Sinar Harapan. 2001.
Ssmarna,Cecep. 2008. Filsafat Ilmu. Bandung : Mulia Press.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar