Pembaharuan
Pemikiran Islam di Turki
Pembaharuan di Turki sudah dimulai sejak Sultan Mahmud
II (1785—M) berkuasa. Sultan ini secara radikal memulai gerakannya merombak
struktur pengelolaan kenegaraan antara eksekutif dan yudikatif. Di bidang
hukum, ia memilih antara urusan hukum Islam dan hukum Barat (sekuler). Selain
pembaharuan di bidang militer, ia juga merubah kurikulum pendidikan menjadi
lebih sesuai dengan materi-materi bacaan dari Barat. Banyak pelajar yang atas
perintahnya dikirim untuk belajar ilmu pengetahuan dan teknologi ke Eropa. Ide-ide
pembaharuannya ini kemudian dilanjutkan oleh gerakan Tanzimat dengan tokoh
sentralnya Mustafa Rasyid Pasya (1800—M) dan Mustafa Sami. Selain tokoh-tokoh
tersebut, Shadiq Rif’at (1807—M) merupakan figur terkemuka yang menyerukan
perlunya jaminan hak-hak asasi bagi warga negara di samping keharusan
pemerintah untuk bersikap demokratis dan tidak korupi agar tercipta kemakmuran
dan kemajuan. [1]
Ide-ide pembaharuan Tanzimat selanjutnya diusung oleh
gerakan Usmani Muda yang kritis terhadap absolutisme kekuasaan kerajaan Turki
dengan tokohnya: Ziya Pasya (1825—M) dan Namik Kemal (1840-1888 M). Gerakan
pada puncaknya bermaksud menumbangkan kekuasaan Sultan Abdul Hamid yang
berakhir kegagalan. Sebab-sebab kegagalannya antara lain:
BAB I
PENDAHULUAN
Pembaharuan Pemikiran
Islam di Turki
Pembaharuan di Turki sudah dimulai sejak
Sultan Mahmud II (1785—M) berkuasa. Sultan ini secara radikal memulai
gerakannya merombak struktur pengelolaan kenegaraan antara eksekutif dan
yudikatif. Di bidang hukum, ia memilih antara urusan hukum Islam dan hukum
Barat (sekuler). Selain pembaharuan di bidang militer, ia juga merubah
kurikulum pendidikan menjadi lebih sesuai dengan materi-materi bacaan dari
Barat. Banyak pelajar yang atas perintahnya dikirim untuk belajar ilmu
pengetahuan dan teknologi ke Eropa. Ide-ide
pembaharuannya ini kemudian dilanjutkan
oleh gerakan Tanzimat dengan tokoh sentralnya Mustafa Rasyid Pasya (1800—M) dan
Mustafa Sami. Selain tokoh-tokoh tersebut, Shadiq Rif’at (1807—M) merupakan
figur terkemuka yang menyerukan perlunya jaminan hak-hak asasi bagi warga
negara di samping keharusan pemerintah untuk bersikap demokratis dan tidak
korupi agar tercipta kemakmuran dan kemajuan. [1]
Ide-ide pembaharuan Tanzimat selanjutnya
diusung oleh gerakan Usmani Muda yang kritis terhadap absolutisme kekuasaan
kerajaan Turki dengan tokohnya: Ziya Pasya (1825—M) dan Namik Kemal (1840-1888
M). Gerakan pada puncaknya bermaksud menumbangkan kekuasaan Sultan Abdul Hamid
yang berakhir kegagalan. Sebab-sebab kegagalannya antara lain:
- Ide yang diusungnya tidak sepenuhnya terpahami oleh kalangan istana;
- Gerakannya tidak memiliki asas dukungan yang cukup dari kalangan menengah yang bisa menjembataninya berhubungan dengan kalangan lapisan bawah. Jadi cenderung bersifat elitis dan eksklusif;
- Tidak adanya kekuatan yang cukup untuk menandingi pilar-pilar kekuasaan Sultan.
Dengan semakin absolutnya kediktatoran
Sultan, memicu munculnya kaum oposan dari beragam kalangan. Salah satunya
adalah gerakan Turki Muda di bawah kepemimpinan Ahmed Riza, Mehmed Murad dan
Pangeran Sihabuddin. Dari ketiga tokoh yang telah akrab bersentuhan dengan
ide-ide Barat ini lahir ide-ide rekonstruksi Turki menjadi negara
konstitusional dengan struktur yang terdesentralisasi. Jalur pendidikan tetap
menjadi prioritas sebagai instrumen perubahan yang vital. Pemuka Turki Muda
tersebut kemudian bergabung bersama kalangan militer dan elemen lainnya dalam
kelompok Persatuan dan Kemajuan (Ittihad ve Terekki) yang menginisiasi
pemberontakan tahun1908 M.
Sultan Abdul Hamid akhirnya menerima
tuntutan untuk mengadakan pemilu untuk membentuk parlemen yang kemudian diketuai
oleh Ahmed Riza. Peristiwa politik tersebut mempengaruhi stabilitas negara,
dengan tanpa dukungan dari kelompok ulama konservatif dan tarekat Bektasyi yang
berpengaruh, maka Sultan Mehmed V akhirnya naik ke tampuk kekuasaan. Pemilu
selanjutnya diadakan kembali tahun 1912 M yang dimenangkan oleh kelompok
Ittihad ve Terekki. Kekuasaan selanjutnya dipegang oleh wakil dari kalangan
militer di bawah Enver Pasya, Jemal Pasya, dan Talat Pasya. Modernisasi Turki
berlangsung kembali di segala aspeknya.
Dari sejarah pembaharuan Turki
selanjutnya didapati tiga orientasi gerakan yang berbeda:
1.
Tradisionalis, yang kukuh dengan ide Islamisme dan perlu tegaknya pemerintahan
Islam. Tokoh utamanya adalah Mehmed Akif (1870-1938 M),
2.
Nasionalis, yang mengembangkan ide pan-Turkisme yang bercita-cita tegaknya
negara Turki yang memiliki identitas kultural otentik yang khas dan berbeda
dari masyarakat lainnya. Tokoh sayap gerakan ini adalah Zia Gokalp (1875-1924
M),
3.
“Modernis”, yang bereaksi terhadap kelompok tradisionalis dengan mengusung
Islam rasional yang akrab dengan ide-ide Barat. Mereka menyerukan perlunya
masyarakat Turki mengambil pola Barat bagi kemajuan negerinya.
Dalam banyak hal ketiga aliran ini
memiliki perbedaan pandangan yang khas. Dalam soal institusi kenegaraan
misalnya, kaum tradisionalis melihat perlunya negara Islam yang menerapkan
hukum-hukum Tuhan. Kaum modernis justru menganjurkan pemisahan antara agama dan
negara. Sementara kaum nasionalis lebih melihat pada urgensitas langkah yang
dapat mereduksi peran mahkamah syari’ah di bawah Syaikh al-Islam yang terlampau
berlebihan.
Dalam bidang ekonomi, kaum modernis
menganjurkan adopsi sistem kapitalisme dan liberalisme yang dikecam oleh kaum
tradisionalis sebagai sistem yang sama buruknya dengan sosialisme dan
komunisme. Khusus terkait bunga bank, kaum nasionalis tidak sepakat dengan kaum
tradisionalis tentang keharamannya. Menurut mereka, yang diharamkan oleh
al-Qur’an adalah bunga dalam transaksi jual-beli uang, bukan bunga bank dari menyewakan
atau meminjamkan uang.
Sementara di bidang pendidikan, kaum
modernis menuntut kebebasan pendidikan dan mimbar akademik dengan memasukkan
materi-materi filsafat, logika dan pengetahuan Barat lainnya. Sisi lain, kaum
tradisionalis yang takut erosi terhadap identitas Islam karena pengaruh
ilmu-ilmu Barat cenderung mempertahankan sistem pendidikan madrasah. Disini
kaum nasionalis lebih berkeinginan membangun sistem pendidikan yang berakar
dari nilai-nilai kultural yang asli dari bangsa Turki. [2]
Khusus mengenai masalah perempuan,
kalangan modernis menyerukan ide-ide persamaan hal termasuk menyerang
“kerudung” sebagai simbol yang memasung perempuan. Pemahaman ini jelas
ditentang keras oleh kalangan tradisionalis. Adapun kaum nasionalis tampaknya
berpihak pada pemikiran atas perlunya partisipasi publik bagi perempuan di
bidang sosial maupun ekonomi. Soal poligami, kaum nasionalis menyerukan
penghapusannya.
- A. Latar Belakang
Pembabakan Sejarah Peradaban Islam dibagi
dalam tiga Jaman. Jaman kelahiran Islam di masa Nabi Muhammad saw; Jaman
perluasan ajaran Islam hingga ke luar Jazirah Arab dimasa Khulafa ar-Rasyidin
dan khalifah sesudahnya; jaman Kejayaan pada masa Khilafah Abbasiyah dan
Fatimiyah; Jaman kemunduran hingga dihapuskannya institusi Khilafah Islamiyah
di Turki pada awal abad ke-20 M.
Berbicara tentang penghapusan institusi kekhilafahan Islam, maka kita akan bertemu dengan sebuah nama yang tidak asing lagi yaitu Mustafa Kamal Attaturk. Ketika kita belajar mata pelajaran Sejarah, dulu, Kamal Attaturk ini dikenal sebagai orang yang sangat berjasa dalam merubah wajah Turki dari Islam menjadi sekuler (modern).
Berbicara tentang penghapusan institusi kekhilafahan Islam, maka kita akan bertemu dengan sebuah nama yang tidak asing lagi yaitu Mustafa Kamal Attaturk. Ketika kita belajar mata pelajaran Sejarah, dulu, Kamal Attaturk ini dikenal sebagai orang yang sangat berjasa dalam merubah wajah Turki dari Islam menjadi sekuler (modern).
- B. Permasalahan
Berbicara mengenai Mustapa Kamal dan
Pembaharuannya di Turki, ada banyak versi sejarah yang akan ditemukan. Disatu
sisi akan ditemukan banyak pengkhianatan yang dilakukan Mustapa Kamal terhadap
Islam. Namun disisi lain akan banyak pula sanjungan dan pujaan terhadapnya.
Sebenarnya siapakah sosok Mustapa Kamal yang sebenarnya ?
- C. Tujuan
Tujuan kami menyususn makalah ini adalah
untuk mencoba sedikit menguraikan sekilas tentang kehidupan Bapak Turki
(Mustapa Kamal), dan termasuk hasil pemikiran-pemikirannya terhadap perubahan
Turki kuno menuju Turki modern.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
a) Biografi
Kamal Attaturk
Mustafa Kamal lahir tahun 1880 masehi, di kota Salanik (kota Yahudi) daerah Macedonia yang berpenduduk 140.000 jiwa. Delapan puluh ribu diantaranya adalah orang-orang Yahudi Espana, dan dua puluh ribu lainnya lagi adalah orang-orang Yahudi Al-Dunama, yakni kaum Yahudi yang berpura-pura masuk Islam. Secara resmi Mustafa Kamal Attaturk adalah anak Ali Ridha. Sedangkan ibunya bernama Zubaidah. Namun, ada yang mengatakan konon, Zubaidah, ibu Mustafa Kamal, hamil dari hasil perzinahannya dengan seorang pria bernama Abdumusin Agha. Mengingat dia pernah bekerja pada salah satu galangan kapal di kota salanik.
b) Latar Belakang
Pendidikan dan Militer
Pertama kali ia belajar di sekolah agama.
Kemudian oleh ibunya ia diikutkan ke sekolah modern. Sepeninggal bapaknya,
Mustafa Kamal dibawa ibunya ke ladang pertanian pamannya Hussain Agha, dekat
kota Salanik. Di sana, dia bekerja membantu pamannya membersihkan kandang,
mencarikan makanan domba dan menjaga pertanian. Kemudian ibunya memindahkan disebuah
sekolah di kota Salanik. Di kota tersebut, Mustafa sering berkelahi dengan
murid-murid yang lain sehingga dia dipukul oleh salah seorang guru. Maka
larilah Mustafa Kamal dari sekolah tersebut dan tidak kembali lagi.
Tahun 1893, dia masuk ke sekolah militer di kota Salanik. Setelah empat tahun dia lulus dari sekolah ketentaraan tingkat menengah di Monester, yakni di kota Balkan. Kota dimana fitnah bergolak dengan hebatnya menentang sistem kekhilafahan. Lulus dari Monester tahun 1899. kemudian dikirim ke Akademi Militer stambul. Lulus dari akademi tersebut tahun 1902 dia melanjutkan pendidikan di Akademi Staf Komando Militer, lulus tahun 1905. Selanjutnya dia ikut bergabung dengan pasukan Divisi 5 di Damaskus, sebagai perwira dengan pangkat Mayor. Saat itu usianya 25 tahun. Dalam tugasnya di Damaskus, dia dimasukkan dalam Batalyon kaveleri 30. Di sana, ia tinggal selama dua tahun, sehingga pangkatnya naik menjadi Aghas (pangkat antara mayor dan letkol). [3]
Tahun 1893, dia masuk ke sekolah militer di kota Salanik. Setelah empat tahun dia lulus dari sekolah ketentaraan tingkat menengah di Monester, yakni di kota Balkan. Kota dimana fitnah bergolak dengan hebatnya menentang sistem kekhilafahan. Lulus dari Monester tahun 1899. kemudian dikirim ke Akademi Militer stambul. Lulus dari akademi tersebut tahun 1902 dia melanjutkan pendidikan di Akademi Staf Komando Militer, lulus tahun 1905. Selanjutnya dia ikut bergabung dengan pasukan Divisi 5 di Damaskus, sebagai perwira dengan pangkat Mayor. Saat itu usianya 25 tahun. Dalam tugasnya di Damaskus, dia dimasukkan dalam Batalyon kaveleri 30. Di sana, ia tinggal selama dua tahun, sehingga pangkatnya naik menjadi Aghas (pangkat antara mayor dan letkol). [3]
Ia akhirnya pindah ke Salanik di kodam
III. Di sana ia masuk anggota kelompok Al Ittihad wa At Turaqqi. Dalam kelompok
tersebut ia menghadapi beberapa rival yang kuat, seperti Anwar, dan Thal’at.
Tahun 1910, ia dikirim ke Perancis untuk mengikuti latihan militer. Sepulangnya
dari Perancis, ia diangkat menjadi Direktur Pendidikan Perwira. Karirnya terus
menanjak setelah berhasil memenangkan salah satu peperangan di Ghalipuli,
sampai akhirnya ia diangkat sebagai panglima pasukan di Palestina. Di kota
Al-Quds, Mustafa Kamal mengadakan perjanjian dengan Allenby, panglima pasukan
Inggris.
Pihak Inggris telah bersepakat dengan
Mustafa kamal supaya ia menarik pasukannya dari Palestina dan memberi
kesempatan kepada Allenby untuk masuk bersama pasukannya dalam keadaan tenang
dan damai.dengan demikian pasukan Allenby dapat memukul pasukan Turki keempat
dengan pukulan yag mematikan setelah Allenby mundur dengan membawa kegagalan di
pintu As Salth, yakni setelah dikalahkan oleh Jamal Pasya, panglima pasukan
Turki keempat. Maka akibat pengkhianatan ini Mustafa kamal, menjadikan
kehancuran bagi kekuatan turki untuk selama-lamanya. Hasil pertemuan itu
sangatlah memilukan: “Jumlah tawanan mendekati seratus ribu tentara, di luar
jumlah mereka yang mati oleh peluru orang-orang Druze dan Armenia.”
c) Kancah Politik
Sejak tahun 1920, Mustafa Kemal Pasha menjadikan Ankara sebagai pusat aktivitas politiknya. Setelah menguasai Istambul, Inggris menciptakan kevakuman politik, dengan menawan banyak pejabat negara dan menutup kantor-kantor dengan paksa sehingga bantuan kholifah dan pemerintahannya mandeg. Instabilitas terjadi di dalam negeri, sementara opini umum menyudutkan kholifah dan memihak kaum nasionalis. Situasi ini dimanfaatkan Mustafa Kemal Pasha untuk membentuk Dewan Perwakilan Nasional – dan ia menobatkan diri sebagai ketuanya – sehingga ada 2 pemerintahan; pemerintahan khilafah di Istambul dan pemerintahan Dewan Perwakilan Nasional di Ankara. Walau kedudukannya tambah kuat, Mustafa Kemal Pasha tetap tak berani membubarkan khilafah. Dewan Perwakilan Nasional hanya mengusulkan konsep yang memisahkan khilafah dengan pemerintahan. Namun, setelah perdebatan panjang di Dewan Perwakilan Nasional, konsep ini ditolak. Pengusulnyapun mencari alasan membubarkan Dewan Perwakilan Nasional dengan melibatkannya dalam berbagai kasus pertumpahan darah. Setelah memuncaknya krisis, Dewan Perwakilan Nasional ini diusulkan agar mengangkat Mustafa Kemal Pasha sebagai ketua parlemen, yang diharap bisa menyelesaikan kondisi kritis ini.
Setelah resmi dipilih jadi ketua
parlemen, Pasha mengumumkan kebijakannya, yaitu mengubah sistem khilafah dengan
republik yang dipimpin seorang presiden yang dipilih lewat Pemilu. Tanggal 29
November 1923, ia dipilih parlemen sebagai presiden pertama Turki. Namun
ambisinya untuk membubarkan khilafah yang telah terkorupsi terintangi. Ia
dianggap murtad, dan rakyat mendukung Sultan Abdul Mejid II, serta berusaha
mengembalikan kekuasaannya. Ancaman ini tak menyurutkan langkah Mustafa Kemal
Pasha. Malahan, ia menyerang balik dengan taktik politik dan pemikirannya yang
menyebut bahwa penentang sistem republik ialah pengkhianat bangsa dan ia
melakukan teror untuk mempertahankan sistem pemerintahannya. Kholifah
digambarkan sebagai sekutu asing yang harus dienyahkan.
Setelah suasana negara kondusif, Mustafa Kemal Pasha mengadakan sidang Dewan Perwakilan Nasional. Tepat 3 Maret 1924 M, ia memecat kholifah, membubarkan sistem khilafah, dan menghapuskan sistem Islam dari negara. Hal ini dianggap sebagai titik klimaks revolusi Mustafa Kemal Pasha.
Setelah suasana negara kondusif, Mustafa Kemal Pasha mengadakan sidang Dewan Perwakilan Nasional. Tepat 3 Maret 1924 M, ia memecat kholifah, membubarkan sistem khilafah, dan menghapuskan sistem Islam dari negara. Hal ini dianggap sebagai titik klimaks revolusi Mustafa Kemal Pasha.
d) Ideologi dan
Pembaharuan Kamal Attaurk
Pada Maret 1924 terjadilah penghapusan
wilayah. Karena tidak puas Ataturk melanjutkan wasiat majikannya. Maka pada
tahun 1925 keluarlah peraturan yang melarang berbusana islami bagi laki-laki
dan perempuan, merubah salam “assalamu’alaikum” dengan anggukan kepala.
Pada tahun 1928 keluar keputusan tentang
penghapusan pelajaran agama, merubah bacaan al-qur’an dan azan dengan bahasa
Turki, mengganti huruf arab dengan latin, menyamakan hak waris antara laki-laki
dengan wanita. Selain itu ada pula beberapa pembaharuan yang ia lakukan
diantaranya :
- Membolehkan lelaki memakai celana panjang dengan syarat pakai tie dan topi (sesuai dengan kehendak barat) .
- Beliau pernah menegaskan bahwa “negara tidak akan maju kalau rakyatnya tidak cenderung kepada pakaian modern”
- Mengarahkan Al-Quran dicetak dalam bahasa Turki .
- Menukar azan ke dalam bahasa Turki. Bahasa Turki sendiri diubah dengan membuang unsur-unsur Arab dan Parsi.
- Satu ucapan beliau di bandar Belikesir di mana beliau dengan terang-terangannya mengatakan bahawa agama harus dipisahkan dengan urusan harian dan perlu dihapuskan untuk kemajuan.
- Agama Islam juga di buang sebagai Agama resmi negara.
- Mengubah undang-undang perkahwinan berdaftar berdasarkan undang-undang barat.
- Menukar Masjid Ayasophia kepada museum, ada sebagian masjid dijadikan gereja.
- Membatalkan undang-undang waris,faraid secara Islam .
- Menghapus penggunaan kalendar Islam dan menukarkan huruf Arab kepada huruf Latin.
Selain itu, banyak juga pembaharuan yang
dilakukan oleh Mustapa Kamal dalam menjalankan pemerintahan di Turki, antara
lain seperti dalam sidang Majlis Agung Nasional tahun 1920, ia menjadi Ketia
Majlis dan hasil dari siding tersebut antara lain :
Kekuasaan tertinggi terletak ditangan
rakyat Turki.
Majlis Agung nasional merupakan
perwakilan rakyat tertinggi.
Majlis Agung NAsional berfungsi sebagai
badan legislative dan eksekutif.
Majlis Negara yang anggotanya dipilih
dari Majlis Nasional Agung akan menjalankan tugas pemerintahan.
e) Akhir Hayat
Pada saat ia terbaring sakit, menunggu
ajalnya. Mustafa kamal bersikeras untuk mengangkat duta Inggris, Peres Lorraine
sebagai presiden penggantinya. Sunday Times, hari Jum’at 15 Februari 1968
menulis berita dengan judul, “Kamal Attaturk minta kepada duta Inggris untuk
menggantikannya sebagai Presiden republik Turki.” Mustafa Kamal terserang
penyakit dalam (sirrosis hepatis), disebabkan Alkohol yang terkandung dalam
khamer. Disamping itu ia juga terserang penyakit kelamin (Gonnorrhea/GO).
Cairan yang berkumpul pada bagian dalam perutnya (Ascites), sehingga para
dokter terpaksa mencoblosnya dengan jarum. Karena perutnya membusung dan kedua
kakinya membengkak. Hari demi hari kekuatannya semakin melemah, mukanya
mengecil, darahnya berkurang, tubuhnya memucat seputih tulangnya. Akhirnya dia
pun tak mampu bergerak sendiri. Selama sakit, ia berteriak-teriak sehingga
teriakannya menerobos sampai ke teras istana yang ditempatinya yakni Istana
Dulamah boghja di Konstantin.
Akhirnya, tulang dia hanya berbalut
kulit. Bobotnya hanya tinggal 48 kilogram saja ketika ia mati. Gigi-giginya
tanggal, mulutnya hampir bertemu dengan kedua alis matanya, dan dia berwasiat
supaya jenazahnya tidak usah dishalati. Kemudia pada hari kamis tanggal 10
Nopember 1938 jam 09.05, pergilah Attaturk dari alam dunia dalam keadaan
dilaknat di langit dan di bumi.
Mustafa mati dengan meninggalkan Turki dalam keadaan miskin dan gersang. Dengan utang luar negeri yang setiap hari semakin bertambah. Laju infasi mencapai 42-60% pada tahun 1970. pengangguran mencapai 20% dari keseluruhan jumlah penduduk. Pada tahun 1970, utang negara sebanyak 21 milyar Dollar US. Pemerintah tunduk kepada Bank Internasional. Mereka mendevaluasi nilai lira turki sampai 8 kali. Pada tahun 1980, angka suku bunga membumbung sampai 30%. Dan ini adalah angka suku bunga tertinggi di dunia.
Mustafa mati dengan meninggalkan Turki dalam keadaan miskin dan gersang. Dengan utang luar negeri yang setiap hari semakin bertambah. Laju infasi mencapai 42-60% pada tahun 1970. pengangguran mencapai 20% dari keseluruhan jumlah penduduk. Pada tahun 1970, utang negara sebanyak 21 milyar Dollar US. Pemerintah tunduk kepada Bank Internasional. Mereka mendevaluasi nilai lira turki sampai 8 kali. Pada tahun 1980, angka suku bunga membumbung sampai 30%. Dan ini adalah angka suku bunga tertinggi di dunia.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan
Mustapa Kamal merupakan salah satu tokoh pembaharu dan pemikir di Turki. Memulai karir dibidang militer sampia akhirnya ia terjun di kancah politik dengan mengusung Gerakan Ansionalisme dan Westernisme. Tujuan utamanya ialah untuk merubah wajah Turki kepada kemodern-an seperti Bangsa Barat. Hal ini ia lakukan ketika ia memulai karir di kancah politik, sampai membentuk parlemen dan terpilih menjadi Presiden Turki yang pertama.
Ada banyak sekali pembaharuan yang telah dilakukan oleh Mustapa Kamal attaturk dalam merubah Turki dari system pemerintahan Kerajaan kepada Turki modern yang bersiste Republik. Selain itu, beliau juga banyak menghasilkan pemikiran-pemikiran yang diadopsi dari pemikiran Nasionalisme arab dan pemikiran Barat untuk meruibah wajah Turki menjadi modern dan maju.
DAFTAR PUSTAKA
Dhabith Tarki Sabiq. Kamal Attaturk,
Pengusung Sekularisme dan Penghancur Khilafah Islamiyah. Senayan Publishing.
Jakarta. 2008
Dr. Badri Yatim, MA. Sejarah Peradaban Islam. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 1993.
http://www.muslim-power. catch.com/mustafa_kamal.htm
Dr. Badri Yatim, MA. Sejarah Peradaban Islam. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 1993.
http://www.muslim-power. catch.com/mustafa_kamal.htm
http://www.sinaimesir.com/pilih=lihat&id=72
http://en.wikipedia.org/wiki/Ottoman_Empire
http://madufm.multiply.com/journal/item/RUNTUHNYA_KILAFAH_ISLAM_OLEH_MUSTOFA_KEMAL_FASA
Prof. Dr. Harun Nasution. Pembaharuan
Dalam Islam. Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Penerbit Bulan Bintang. 1982
Syekh Taqiyuddin An-Nabhani. Nidlamul Hukmi Fil Islami. Terjemahan Drs. Muhammad Maghfur Wahid. Penerbit Darul Umat.
www.khilafah.net
Syekh Taqiyuddin An-Nabhani. Nidlamul Hukmi Fil Islami. Terjemahan Drs. Muhammad Maghfur Wahid. Penerbit Darul Umat.
www.khilafah.net
[1]
http://www.muslim-power. catch.com/mustafa_kamal.htm
[2] Ibit
[3] Dhabith Tarki Sabiq. Kamal
Attaturk, Pengusung Sekularisme dan Penghancur Khilafah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar