Kamis, 22 Agustus 2013
FALSAFAH PENDIDIKAN ISLAM
BAB I
FALSAFAH PENDIDIKAN ISLAM
1. Hubungan Falsafah Pendidikan Islam dengan Falsafah Umum
Kata “Falsafah” artinya cinta akan hikmah.
- Barang siapa diberi hikmah, maka ia telah diberi kebaikan yang banyak (Q.S. Al-Baqarah : 269)
- Hikmah itu adalah benda yang hilang bagi orang mukmin, ia memungutnya dimana ia berjumpa (Al-Hadits)
- Jika engkau perlukan utusan (Syair Arab)
Dari takrip yang sederhana tentang falsafah umum dapat diketahui bahwa falsafah itu bukanlah hikmah itu sendiri, tetapi cinta terhadap hikmah dan berusaha mendapatkannya. Dengan pengertian seperti itu maka pilosofis yaitu orang yang mencintai hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya, dan menciptakan sikap positif terhadapnya. Selain itu, mencari hakekat sesuatu, berusaha menentukan sebab akibat dan dan berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia.
Sedang kata cinta dalam palsafah bermakna juga bahwa filosofis itu bukanlah orang yang duduk terasing dari alam yang diangankannya. Dan tidak akan dianggap betul-betul seorang filosofis bagi orang yang kurang mempunyai perasaan yang mendalam, dan turut serta sendiri secara luas dalam usahanya untuk menemukan berbagai tanda yang mendalam tentang hidup manusia.
Dengan menambah kata cinta kepada kata hikmah maka jelaslah bagi kita bahwa yang diusahakan oleh filosofi itu adalah hikmah.
Hikmah yang dicintai oleh filosofi mengandung 5 (lima) unsur, yaitu :
1. Universal
2. Pandangan yang luas
3. Cerdik
4. Pandangan secara merenung (areditatif)
5. Mengetahui pelaksanaan pengetahuan itu atau pengetahuan yang disertai tindakan yang baik.
Takrif (arti) Falsafah Umum sebagai pandangan hidup, cara hidup atau serangkaian prinsip-prinsip yang yang dipercayai seseorang dalam hidupnya.
Sedangkan filosofi pendidikan yaitu seseorang yang menggunakan gaya falsafah dalam bidang pendidikan. Falsafah pendidikan tidak lain ialah pelaksanaan pandangan falsafah dan kaidah falsafah dalam bidang pendidikan.
Orang yang memiliki hikmah selalu memerlukan sifat lain yaitu tahu melaksanakan pengetahuan dan bertindak baik dalam pelaksanaan.
Filosof pendidikan seperti filosof umum, yaitu berusaha mencari yang hak dan hakikat serta masalah yang berkaitan dengan proses pendidikan.
Falsafah pendidikan tidak lain adalah pelaksanaan pandangan falsafah dan kaidah falsafah dalam bidang pendidikan.
Hubungan falsafah dan falsafah pendidikan batasannya :
a. Falsafah pendidikan yaitu pelaksanaan pandangan falsafah dan kaidah falsafah dalam bidang pengalaman kemanusiaan di sebut pendidikan.
b. Pendidkan, yaitu aktifitas yang dilakukan oleh pendidik-pendidik dan filosof-filosof untuk menerangkan, menyelaraskan, mengecam dan mengubah proses pendidikan, selaras dengan masalah-masalah kebudayaan dan unsur-unsur yang bertentangan di dalamnya.
c. Batasan-batasan tersebut di atas ada dasarnya.
2. Pentingnya Menciptakan Falsafah Islam untuk Pendidikan dan Pengajaran Kita
Falsafah pendidikan yang baik harus memberi pedoman kepada perancang-perancang dan orang orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
Beberapa kegunaan falsafah pendidikan :
a. FP dapat menolong perancang pendidikan dan orang-orang yang melaksanakannya
b. FP dapat membentuk asas pandangan dan pengkajian yang umum dan luas.
c. FP dapat menjadi asas yang terbaik untuk penilaian pendidikan.
d. FP ada penghormatan pada semua komponen pendidikan.
e. FP adanya ciri khas.
3. Dari mana sumber-sumber Falsafah Islam untuk pendidikan?
Supaya falsafah pendidikan Islam dapat memperoleh faedah, tujuan-tujuan, dan fungsi-fungsi yang diharapkan dan diidamkan fafsafah itu harus diambil dari berbagai sumber Islam. Apa terkandung di dalamnya berupa kaidah yang benar dan dapat di terima oleh akal yang waras fitrah yang suci, jiwa yang bersih dari segala cacat dan cela.
Diantara sumber-sumber tambahan yang mungkin menjadi dasar, prinsip-prinsip, kepercayaan-kepercayaan dan kandungan-kandungan falsafah pendidikan Islam ialah :
a. Ciri-ciri pertumbuhan pengajaran dari segi jasmani, intelektual, temperament, emosi, spiritual dan bernacam-macam.
b. Nilai-nilai dan tradisi-tradisi sosial yang baik yang memberikan kepada mayarakat corah keislaman/kearaban yang tidak menghalangi kemajuan mengikuti semangat zaman dan keperluan kebudayaan, sosial, ekonomi, dan politik bagi masyarakat.
c. Hasil-hasil penyelidikan dan kajian-kajian pendidikan psikologi yang berkaitan dengan sifat-sifat, proses pendidikan dan tujuan-tujuan pendidikan, fungsi-fungsinya sangat penting.
d. Prinsip-prinsip yang menjadi dasar falsafah politik, ekonomi, sosial yang dilaksanakan oleh Negara dan piagam-piagam serta prinsip-prinsip perhimpunan regional dan internasional yang meliputi berbagai Negara dan piagam-paigam serta prinsip-prinsip perhimpunan regional dan internasional yang meliputi berbagai negara.
4. Unsur-Unsur dan Syarat-Syarat Falsafah Islam untuk Pendidikan
a. Falsafah pendidikan Islam itu dalam segala prinsipnya.
b. Falsafah pendidikan Islam itu brtkaitan dengan realitas masyarakat dan kebudayaan serta sistem sosial, ekonomi dan politik.
c. Bersifat terbuka.
d. Pembinaanya harus didasarkan atas hasil dan pengalaman yang lama dan berhasil atas kajian yang mendalam dan luas terhadap berbagai faktor dan aspek kehidupan.
e. Harus bersifat universal.
f. Bersifat memilih (selective).
g. Bebas dari segala pertentangan dan persanggahan antara prinsip-prinsip dan kepercayaan yang menjadi dasarnya.
Jadi falsafah pendidikan yang baik harus bersifat realistic dan tidak keterlaluan, idealistik dan terikat oleh istilah tertentu.
BAB II
PRINSIP-PRINSIP YANG MENJADI DASAR PANDANGAN ISLAM TERHADAP ALAM SEMESTA
Pendidikan yang sehat akan menjadikan tujuan asasnya ialah untuk memberi kemungkinan kepada pribadi atau golongan yang menjadi objek pendidikan, menyuburkan keimanan kepada wujud Tuhan, disamping meyakini hal-hal lain yang menjadi rentetan dari wujud Allah. Pendidikan tersebut harus mampu menolong mereka memahami fenomena alam yang baharu. Dapat menyingkapkan rahasia dan undang-undang alam, disamping memberikan mereka kemungkinan untuk menggunakan segala sumber tenaga alam demi kemajuan insani.
Dari segi lain, pendidikan yang wajar harus berpendirian bahwa wujud ini merupakan objek penerkaan berbagai ilmu kemanusiaan dan sains yang patut dirangkum oleh kurikulum dalam segala tahapan pengajaran.
Perkara-perkara pokok yang kita imani, baik dasar maupun keyakinan tentang watak atau sifat alam jagat ini.
Prinsip Pertama
Seorang pendidik muslim yakin bahwa pendidikan sebagai prosese pertumbuhan membentuk pengalaman dan perubahan yang dikehendaki dalam tingkah laku individu dan kelompok hanya akan berhasil melalui iteraksi seseorang dengan perwujudan benda sekitar.
Prinsip Kedua
Bahwa yang dimaksud alam jagat atau natural ialah selain dari Allah. Yang termasuk cakrawala yaitu langit, bimi, gunung, bintang dan lain-lain.
Jenis manusia dianggap sebagai salah satu unsur alam ini. Dan manusia makhluk yang paling beraya guna untuk memakmurkan jagat raya ini.
Prinsip Ketiga
Golongan matrialistis berpendapat bahwa alam wujud ini pada hakikatnya bersifat benda berkala. Tidak ada yang alain dari benda. Golongan ini menyorot arti kehidupan, akal, perasaan, baik, buruk, dan fenomena wujud lain berdasarkan faham kebendaan yang mereka yakini. Mereka kembalikan segala perkara kepada benda.
Golongan kerohanian beranggapan bahwa alam ini rohaniah. Hakikat sebenarnya tidak lain dari roh atau akal seorang muslim yang mantap keimanan dan mendalam pengertiannya, percaya bahwa segala wujud yang mungkin atau datang semestinya adalah wujud benda dan roh sekaligus. Agama mengajak insan ke arah menghayati alam ini. Islam melandaskan sesuai dengan fitrah dan tuntutan akal waras.
Alam menurut Imim Ghozali ada 2 bagian :
1. Alam Syahadah (Yang disaksikan)
2. Alam Ghaib (Tidak dapat dilihat), terbagi menjadi 2 :
a. Alam jabut (Antara mata dan roh)
b. Alam malakut
Prinsip Keempat
Alam dan seluruh isi dan fenomenanya senantiasa berubah. Alam berkembang dan bergerak terus sesuai dengan kehendak hukum yang telah digariskan oleh Penciptanya.
Prinsip Kelima
Setiap unsur dan kebahagiaan dari alam ini bergerak mengikuti hukum umum yang tertentu dan berdasarkan kepada hubungan teratur yang menunjukkan Tadbir dan peraturan.
Prinsip Keenam
Bahwa ada hubungan yang rapat dan langsung antara sebab dan musabab. Hal ini boleh dilihat oleh manusia dengan mengamati kejadian alam buana ini. Umpamanya hubungan makan dan kenyang, anak dengan bapak dan sebagainya.
Prinsip Ketujuh
Alam kodrat ini bukannya memusuhi manusia, ia sekali-kali tidak menghambat usaha insan untuk maju. Ia tidak kikir. Maka bumi yamg permai yang mendekati wujud manusia bukanlah tempat buangan seperti yang diungkapkan oleh setengah penulis cendikiawan.
Prinsip Kedelapan
Alam jagat ini keseluruhannya adalah bersifat baru. Baik atas cabang unsur maupun jiwanya.
Prinsip Kesembilan
Allah sumber alam. Pencipta seluruh isi kandungannya. Ia memilih ciri-ciri keunggulan sebagai Tuhan yang mutlak. Ia bersifat dengan segala yang sempurna. Antara sifaf-sifat kesempurnaan-Nya ialah wujud, qidam, baqa, dan sebagainya.
BAB III
PRINSIP-PRINSIP YANG MENJADI DASAR PANDANGAN ISLAM
TERHADAP MANUSIA
Setiap pendidik agar merancang yaitu membuat rencana kurikulum, pelaksanaan evaluasi dan alat-alat yang digunakan. Sehingga dalam pengelolaan pendidikan tersebut betul-betul terarah dengan baik.
Untuk itu ada prinsip-prinsip penting yang merupakan keyakinan kita dalam kontek membicarakan kepentingan dan ciri atau watak insan yang dirasakan sesuai dengan ruh islam yaitu :
- Prinsip pertama :
Keyakinan tentang manusia itu makhluk yang termulia dari segenap makhluk dan wujud lain yang ada dialam jagat ini. Allah karuniakan keutamaan yang membedakannya dari makhluk lain. Allah membekali manusia dengan beberapa ciri tertentu yang akan kita bahas.
- Prinsip kedua
Keutamaan lebih diberikan kepada manusia dari makhluk lain. Manusia dijadikan khalifah dimuka bumi untuk memakmurkannya. Untuk itu dibebankan kepada manusia amanah attaklip.
- Prinsip ketiga
Insan sebagai makhluk sosial yang berbahasa, boleh menggunakan bahasa sebagai media berpikir dan berhubungan. Insan mampu mencipta istilah dan menamakan sesuatu untuk dikenal, ia mampu berpikir wajar.
Hakekat insan para ahli falsafah dan cendikiawan memberikan definisi dengan berbagai ungkapan antara lain :
a. Insan adalah binatang yang berkata-kata, atau berbahasa, atau insan adalah binatang yang berpikir.
b. Insan adalah binatang yang mampu menggunakan kode atau lambamg.
c. Insan adalah sebagai binatang atau makhluk yang beragama atau makhluk yang punya kecenderungan untuk beriman dengan yang ghaib.
d. Insan adalah sebagai makhluk yang berakhlak atau yang mampu menguasai runtutan nafsu syahwat mengawasi keliarannya dan dapat membimbingnya secara yang menguntungkan.
e. Ahli ekonomi dan sosiologi mengartikan insan sebagai makhluk berakhlak sosial.
Insan mempunyai ciri-ciri penting sebagai berikut :
1. Daya untuk bertutur
2. Kecenderungan insan beragama
3. Kecenderungan moral
4. Kecenderungan bermasyarakat
- Prinsip keempat
Insan mempunyai tiga mrata (dimensi) yaitu badan, akal dan ruh.
- Prinsip kelima
Bahwa insan dengan seluruh perwatakan dan ciri pertumbuhannya adalah hasil pencapaian dua faktor yaitu : warisan dan lingkungan.
- Prinsip keenam
Menginsafi bahwa manusia mempunyai motivasi, kecenderungan, dan kebutuhan permulaan baik yang diwarisi atau yang diperoleh dalam proses bersosialisasi. Yaitu yang diperoleh ketika berinteraksi dengan elemen lingkungan yang bersipat benda, manusia dan kebudayaan.
- Prinsip ketujuh
Manusia meskipun dalam beberapa ciri dan sipat ada persamaan lantaran hubungan kemanusiaan yang menghubungkan antara mereka dan persamaan kebudayaan dan peradaban namun terdapat titik perbedaan dalam banyak sifat.
Dengan adanya perbedaan Al-Faruq Al-Fardiyah maka para ahli ilmu jiwa sosial membagi insan menjadi beberapa golongan :
1. Teori corak
2. Teori ciri-ciri
Teori corak umumnya mengandaikan wujudnya kesediaan (bakat) dasar pada seseorang menurut corak tertentu yaitu :
a. Corak temperamen
b. Corak jasmani
c. Corak psikologis
Corak sosial terdiri dari :
a) Corak ilmu
b) Corak Bohemian (santai-santai)
c) Corak kreatip
d) Corak estetik
e) Corak keagamaan
Sebagian ahli ilmu jiwa berpendapat maka pribadi manusia dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
a. Golongan yang positif
b. Golongan yang negatif
c. Golongan yang pasif
BAB IV
PRINSIP- PRINSIP YANG MENJADI DASAR PANDANGAN ISLAM
TERHADAP MASYARAKAT
Dalam bab ini kita akan menyentuh pengertian dan sifat masyarakat, tonggak-tonggak azas, hubungan antara individu dan masyarakat, status keluarga dalam masyarakat Islam.
Dorongan ini untuk menyentuh dan menguraikan hubungan yang erat antara pendidikan dengan masyarakat.
Prinsip pertama :
Masyarakat adalah kumpulan individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan Negara, kebudayaan dan agama. Termasuk segala jalinan hubungan yang ideal yaitu timbal balik kepentingan bersama, adaftasi kebiasaan, pola-pola dan sebagainya.
Prinsip kedua :
Masyarakat islam mempunyai sikap dan cirinya yang tersendiri, membedakannya dari masyarakat lain. Ini benar-benar menjadi masyarakat ideal yang menjadi contoh manusia sejagat untuk menikmati kebahagiaan, kemakmuran dan memnuhi kebutuhan roahani dan jasmani.
Ciri-ciri masyarakat Islam:
1. Masyarakat wujud atas tonggak iman kepada Allah, para Nabi, Rasul,kitab-kitab, hari kiamat dll.
2. Agama diletakan pada proposisi yang tinggi
3. Penilaian tertinggi diberikan kepada akhlak dan tata susila
4. Islam diberi perhatian yang berat
5. Mengkorelasi dan menjaga keharmonisan insani
6. Keluarga mendapatkan perhatian yang besar
7. Masyarakat Islam adalah masyarakat yang dinamis
8. Kerja mendapatkan perhatian yang sungguh
9. Nilai dan peranan harta untuk menjaga kehormatan insan dan membangun masyarakat umat
10. Kekuatan dan keteguhan yang dilentur oleh agama, akhlak dan ukuran kebenaran, keadilan dan kasih sayang
11. Masyarakat Islam yang terbuka
12. Masyarakat Islam bersipat insaniah, saling mengasihi dan tolong menolong.
Prinsip ketiga :
Asas untuk membina masyarakat adalah aqidah kepercayaan bahwa Allah itu wujud dan Esa, menyakini para Rasul, kitab-kitab, qodha dan qadar.
Prinsip keempat :
Agama pada hakikatnya mengarahkan konsep insan, hubungannya dengan tuhan, jagat raya, pribadi dan kelompok masyarakat.
Prinsip kelima :
Ilmu yang sebenar-benarnya adalah sebaik-baik azas sesudah iman, agama dan akhlak untuk mencapai kemajuan, kekuatan dan kemakmuran masyarakat, baik dalam bidang material maupun spiritual.
Prinsip keenam :
Menginsafi bahwa masyarakat seperti itu juga segala wujud dialam ini senantiasa berubah. Perubahan itu meliputi binaan dan struktur masyarakat, sistem kebudayaan, nilai, cara hidup, tradisi dan kebiasaan.
Prinsip ketujuh :
Mengakui bahwa harga diri atau nilai diri insan dan prilaku perorangan dalam hidup bermasyarakat. Pribadi merupakan sel atau unit pertama bagi terbentuknya masayarakat manusia. Dari kumpulan orang sesamanya terbentuk keluarga, suku kabilah, bangsa dan umat manusia seluruhnya.,
Prinsip kedelapan :
Menginsapi bahwa keluarga merupakan unit pertama bagi masyarakat pada tahap intitusi. Keluarga merupakan sistem yang paling dasar bagi masyarakat.
Prinsip kesembilan :
Percaya bahwa segala perkara yang dapat menciptakan, tolon-menolong, setia kawan,kait mengait, persaudaraan, kasih mengasihi, cinta mencintai dan kerja sama antar manusia,juga yang menciptakan keadilan dan keseimbangan antara mereka dan juga yang akan melaksanakan kemaslahatan umum, kekuatan, kemajuan, kesatuan dan persatuan mereka adalah merupakan teras tujuan-tujuan, syariat islam dan termasuk maksud yang ingin dicapai oleh agama islam yang suci.
Kalau kita tida sanggup menguraikan prinsip-prinsip yang terakhir ini semuanya secara terperinci, tetapi sekurang-kurangnya akan cuplik lembaran-lembaran yang masih ada dalam bab ini yaitu :
1. Prinsip maslahat umum
2. Prinsip keadilan
3. Prinsip persamaan
4. Prinsip keseimbangan sosial
5. Prinsip jaminan dan setia kawan
BAB V
PRINSIP-PRINSIP YANG MENJADI DASAR TEORI
PENGETAHUAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Pada bab ini dibahas tentang pengetahuan manusia, teori yang tersembunyi dibelakang pengetahuan yaitu peninggalan Islam, pemikiran Islam, dan falsafah Islam.
Prinsip Pertama :
Pentingnya pengetahuan (makripat) sebagai salah satu tujuan pokok. Manusia berusaha untuk membina dan membentuknya melalui pendidikan dan pengajaran. Pendidikan sebagai salah satu alat kemajuan bagi seseorang dan masyarakat keseluruhan.
Prinsip kedua :
Pengetahuan manusia adalah maklumat, fikiran-fikiran, pengertian-pengertian, tafsiran-tafsiran yang diyakini, hukum-hukum, tanggapan-tanggapan, gambaran yang pasti yang kita capai tentang sesuatu sebagai akibat kita menggunakan panca indera, atau akal kita, atau kedua-duanya sekali, atau diperoleh melalui ilham dan sebagainya.
Prinsip ketiga :
Bahwa pengetahuan manusia berbeda mutu dan nilainya sesuai denagan perkara, tujuan dan jalannya. Keutamaan dan martabat yang paling tinggi yaitu mengetahui Allah SWT, perbuatan dan makhlunya.
Memandang Allah sebagai perkara yang tertinggi bagi pengetahuan (makripat), dan perkara sebenarnya yang manusia patut mengarahkan perhatiannya untuk mengetahui melalui akal dan renungan pemikirannya.
Prinsip keempat :
Percaya bahwa pengetahuan manusia itu mempunyai sumber yang bermacam-macam pengalaman langsung dan pemerhatian, pengamatan indera hanayalah sebagian sumber-sumber ini.
Wahyu dari Al-Qur’an dan As-Sunnah turun pada tujuh tahapan yaitu :
1. Dengan cara mimpi yang benar
2. Malaikat datang dan disampaikan kedalam hatinya tanpa dilihatnya.
3. Malaikat merupakan diri seperti seorang laki-laki
4. Malaikat datang kepadanya dalam keadaan sebagai malaikat dan diberinya wahyu
5. Malaikat Jibril datang dan nampak dalam bentuk Malaikat yang agung seperti kejadian asalnya
6. Perkataan Allah SWT kepada Nabi dari belakang Hijab (tabir)
7. Percakapan Allah kepada Nabi sebagai wahyu tanpa perantara.
Prinsip kelima :
Percaya bahwa pengetahuan terlepas dari akal yang mengamatinya dan tersimpan didalamnya dan juga benda-benda mempunyai fakta-fakta yang tetap dan mempunyai wujud yang bebasa dari pikiran kita, Jadi memperoleh pengetahuan tidak lebih dari salah satu fungsi akal.
Prinsip keenam :
Percaya bahwa pengetahuan sebenarnya ialah yang cukup keyakinan dan pasti, merendah diri didepan keagungan Allah dan luasnya ilmu, sesuai dengan jiwa dan agama dan prinsip akhlak yang mulia yang elah ditentukannya.
BAB VI
PRINSIP-PRINSIP YANG MENJADI DASAR FALSAFAH AKHLAK
DALAM ISLAM
Diantara prinsip terpenting yang mengandung nilai praktis dalam bidang pendidikan yang tidak dapat dan tidak harus diketahui bagi yang sedang mempelajari falsfah pendidikan islam yang kita rasa penting untuk diberi penjelasan dalam pembahasan ini adalah prinsip berikut :
- Prinsip pertama
Percaya bahwa akhlak itu termasuk diantara makna yang penting dalam hidup ini. Tingkatnya berada sesudah kepercayaan kepada Allah, Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari akhirat, qadha dan qadar.
- Prinsip kedua
Percaya bahwa akhlak itu adalah kebiasaan atau sikap yang mendalam dalam jiwa dari mana timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dan gampang kata Rasulullah : perbaikilah akhlakmu.
- Prinsip ketiga
Percaya bahwa akhlak Islam yang berdasar syariat Islam yang kekal dan yang ditunjukkan oleh teks-teks agama Islam dan ajaran-ajarannya begitu juga ijtihad dan amalan-amalan ulama-ulama yang saleh dan pengikut-pengikutnya yang baik itu adalah akhlak kemanusiaan yang mulia.
- Prinsip keempat
Percaya bahwa tujuan tertinggi agama dan akhlak adalah menciptakan kebahagiaan dua kampung (dunia-akhirat) kesempurnaan jiwa bagi individu, dan menciptakan kebahagiaan, kemajuan, kekuatan dan keteguhan bagi masyarakat.
- Prinsip kelima
Percaya bahwa agama islam adalah sumber terpenting bagi akhlak Islama dan faktror terpenting yang mempengaruhi pertumbuhan akhlak ini dalam membentuk dan memberinya corak keislaman yang membedakannya dri yang lain.
- Prinsip keenam
Percaya bahwa teori akhlak tidak akan sempurna kecuali jika didalamnya ditentukan 5 segi pokok :
1. Hati nurani akhlak (Moral concience)
2. Paksaan akhlak (Moral obligation)
3. Hukum akhlak (Moral judgemen)
4. Tanggung jawab akhlak (Moral responsibility)
5. Ganjaran akhlak (Moral reward)
BAB VII
TUJUAN-TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
1. Konsep Tujuan Pendidikan
Perubahan yang diinginkan yang diushakan oleh proses pendidikan atau usaha pendidikan untuk mencapainya, baik pada tingkah laku individu dan pada kehidupan pribadinya atau kehidupan masyarakat.
2. Tahap tahap Tujuan pendidikan
a. Tujuan tertinggi atau terakhir bagi pendidikan yaitu tujuan yang tidak diatas oleh tujuan lain.
b. Tujuan-tujuan umum bagi pendidikan
c. Tujuan-tujuan khos pendidikan
3. Sumber-sumber yang menjadi dasar pengambilan tjuan-tujuan Pendidikan Islam
- Al-Qur’an
- Assunah
4. Ciri-ciri tujuan-tujuan Pendidikan Islam dan Prinsip-prinsip Umum yang menjadi dasarnya.
a. Prinsip menyeluruh
b. Prinsip keseimbangan dan kesederhanaan
c. Prinsip kejelasan
d. Prinsip tak ada pertentangan
e. Prinsip realisme dan dapat dilaksanakan
f. Prinsip perubahan yang diingini
g. Pinsip menjaga perbedaan-perbedaan perseorangan
h. Prinsip dinamisme dan merima perubahan dan perkembangan dalam rangka metode-metode keseluruhan yang terdapat dalam agama
5. Sebagian Tujuan-tujuan Individual dan sosial yang umum yang ingin dicapai oleh Pendidikan Islam
6. Pertama tujuan-tujuan individual umum bagi Pendidikan Islam berkisar pada pribadi muslim dari segi jasmani, spiritual, emosi, intelektual, dan sosial.
Gagasan tujuan Pendidikan Islam :
a. Pembinaan individu atu warga negara yang mu’min kepada tuhannya
b. Pembinaan pribadi muslim yang berpegang teguh pada ajarannya
c. Pembinaan warga negara yang sehat, kuat dan padu
d. Pembinaan pribadi yang berimbang
e. Pembinaan warga negara yang dipersenjatai dengan ilmu pengetahuan
f. Menciptakan warga negara yang terdidik dan perasaan seninya dan sanggup menikmati dan menghargai dan melaksanakan keindahan
g. Penggunaan waktu yang efektip
h. Memiliki kemampuan sosial,ekonomi praktik dan menyadari akan hak dan kewajibannya.
TUJUAN SOSIAL UMUM BAGI PENDIDIKAN ISLAM
1. Memperkokoh kehidupan agama dan spiritual pada umat dan membina umat islam yang sehat.
2. Mencapai kebahagiaan ilmiah, kebudayaan kesenian dalam negeri berdasar pada prinsip-prinsip agama dan dasar akhlaknya.
3. Meneguhkan bahasa arab yang tulen dan menjaganya dari faktor-faktor kelemahan dan kehancuran.
4. Pembinaan masyarakat islam yang mulia dan terpadu.
5. Pembinaan masyarakat yang kuat dan maju dari segi ekonomi dan bersatu padu dalam barisan
6. Turut serta dalam melaksanakan perdamaian dunia berdasar pada kebenaran, keadilan, toleransi, saling mengerti, kerjasama dan saling menghormati.
7. Turut serta meninggikan tahap-tahap proses pendidikan sendiri dan memperbaiki pengkhidmatan pengajaran supaya sanggup mencapai tujuan individual dan sosial.
BAB VIII
FALSAFAH KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN ISLAM
1. Pentingnya kurikulum dalam pendidikan islam
- Kurikulum pendidikan sebagai alat untuk mendidik generasi muda dengan baik dan menolong mereka untuk membuka dan mengembangkannya.
2. Pengertian kurikulum dalam pendidikan islam
- Manhaj (Kurikulum) bermakna jalan terang atau jalan yang terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupannya.
3. Ciri-ciri umum kurikulum dalam pendidikan islam
- Menonjolnya tujuan agama dan ahklak
- Meluasnya perhatian dan menyeluruh kandungan-kandungannya
- Keseimbangan yang relatif
- Kecenderungannya pada seni halus, aktivitas pendidikan jasmani, latihan militer dan lain-lain.
- Perkaitan antara kurikulum dalam pendidikan islam dengan kesediaan pelajar dan minat, kemampuan dan kebutuhan serta perbedaan perorangan.
4. Prinsip umum yang menjadi dasr kurikulum pendidikan islam
- Pertautan yang sempurna dengan agama, termasuk ajaran dan nilainya.
- Prinsip menyeluruh pada tujuan dan kandungan kurikulum.
- Perkaitan dengan bakat, minat, kemampuan dan kebutuhan pelajar.
- Pemeliharaan perbedaan- perbedaan individual diantara pelajar dalam bakat, minat, kemampuan dan masalah-masalahnya.
- Prinsip perkembangan dan perubahan
- Pertautan dalam antara mata pelajaran, pengalaman dan aktivitas yang terkandung dalm kurikulum.
5. Dasar-dasar umum yang menjadi landasan kurikulum pendidikan islam
- Dasar Agama
- Dasar Falsafah
- Dasar Psikologi
- Dasar Sosial
6. Tujuan yang ingin dicapai oleh kurikulum pendidikan islam
- Tujuan terakhir dan umum
- Tujuan keseluruhan
7. Pembagian yang mungkin bagi kurikulum pendidikan islam
- Kurikulum tahap pertama dalam pendidikan islam
- Kurikulum tahap tinggi dalam pendidikan islam
BAB IX
FALSAFAH METODE MENGAJAR DALAM PENDIDIKAN ISLAM
1. Konsep Metode Mengajar dan Petingnya Dalam Pendidikan Islam
1) Prof. Dr. Mohd. Affiyah Al- Abrasyi mentarifkan metode mengajar dalam bukunya “Ruh Attarbiyah Watta’lim”, ia adalah jalan yang kita ikuti untuk memberi faham murid-murid segala macam pelajaranm dalam segala mata pelajran.
2) Prof. Mohd. Abd. Rakim Ghuwaimah, metode mengajar
Cara-cara yang praktis yang menjalankan tujuan- tujuan maksud-maksud pengajaran.
3) Prof. Ali Al- Jumbalaty dan Abu Al-Fath At-tarwamisy, metode mengajar
Cara-cara yang diikuti oleh guru untuk menyampaikan maklumat keotak murid-murid
4) Prof. Soleh Abdul Azis dan Dr. Azis Abdul Majid meminjam dari istilah pendidik Amerika Kilpatrick, yaitu makna yang sempit yang bertujuan menyampaikan maklumat –maklumat ditambah denagn pndangan kebiasaan berfikir dan lain-lainnya.
2. Berbagai Penjelasan Dalam Pendidikan Islam
Tidak ada satu metode mengajar yang berguna untuk semua tujuan pendidikan, untuk semua ilmu dan mata pelajaran, untuk semua tahapan perkembangan dan tahap pengajaran, pematangan dan lain-lain.
3. Metode mengajar umum yang terpenting dalam pendidikan islam
1) Metode pengambilan kesimpulan atau induktif
2) Metode perbandingan atau Qiyasiyah
3) Metode kuliah
4) Metode dialog dan perbincangan
5) Metode lingkaran (Halaqah, riwayat, mendengar, membaca, dikte, haflan, pemahaman dan lawatan)
4. Ciri-Ciri dan tujuan umum bagi pengajaran dalam pendidikan islam
Pertama:
Ciri-ciri metode mengajar dalam pendidikan islam yang paling menonjol adalah sebagai berikut:
1) Berpakunya metode dan cara-cara dari segi tujuan dan alat.
2) Metode tersebut bersifat luwes dan dapat menerima perubahan dan penyesuaian.
3) Metode tersebut berusaha bersungguh-sungguh
4) Membuang cara-cara meringkaskan dalam pengajaran
5) Membebaskan kebebasan murid-murid berdiskusi, berdebat dan berdialog dalam batas-batas kesopanan dan hormat menghormati.
6) Menghormati kebebasan.
Kedua:
Tujuan-tujuan umum metode mengajar dalam pendidikan islam
1) Untuk mengembangkan pengetahuan
2) Membiasakan pelajar menghafal, memperhatikan dengan tepat
3) Memudahkan proses pengajaran bagi pelajar
4) Menciptakan suasana yng sesuai bagi pengajaran yang berlaku.
5. Dasar-dasar umum metode mengajar dalm pendidikan islam
Pertama : Dasar Agama
Kedua : Dasar- dasar Bio Psikologis
6. Prinsip- prinsip umum terpenting yang menjadi dasar metode mengajar dalm pendidikan islam
1) Prinsip Pertama
Pentingnya menjaga motivasi pelajar dan kebutuhan, minat dan keinginannya pada proses belajar.
2) Prinsip Kedua
Pentingnya menjaga tujuan pelajar dan menolongnya mengembangkan tujuan tersebut.
3) Prinsip Ketiga
Kemestian memuliakan tahap kematangan yang dicapai oleh pelajar dan derajat kesediaannya untuk belajar.
4) Prinsip Keempat
Pentingnya menjaga perbedaan-perbedaan perseorangan – perseorangan diantara plajar-pelajar.
5) Prinsip Kelima
Pendidik seharusnya mempersiapkan peluang partisipasi yang praktikal.
a) Prinsip partisipasi partikel
- Pentingnya amalan dan partisipasi
b) Prinsip penjelasan konkrit terhadap makna (abstrak)
- Penjelasan yang penuh denagn bukti-bukti yang mengandung misal- misal dan perumpamaan
c) Prinsip pengulangan
d) Prinsip tauladan yang baik
6) Prinsip Keenam
Pentingnya memperhatikan kepahaman, mengetahui hubungan, kepaduan dan kelanjutan pengalaman, sifat baru, keaslian dan kebebasan berfikir.
7) Prinsip Ketujuh
Pentingnya membuat proses pendidikan itu suatu proses yang menggembirakan dan menciptakan kesan yang baik pada diri pelajar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar